Maafkan aku
detik itu kaupangku aku bersama sepinya waktu
hingga aku selalu memuji dan mendekapkanmu dalam kidung asmara
kita rasakan keindahan menutupi gelapnya jiwsama hati yang tak tergores luka
karena cinta tak pernah berhenti bercerita
detik ini setiap bait rinduku merintih, arah dan tujuannya tak lagi pernah satu
takkan mampu kupungkiri lagi
kepingan cinta itu t’lah remuk melumpuhkan jiwa
menyisakan nyawa hidupku yang rapuh
kuakui aku pernah menelan janjimu,,
tapi adakah keikhklasan masih terngiang dalam palung jiwamu
agar sedikit ruangku untuk mengetuk kembali rasa itu
maaf kalau aku telah menguburkan sucinya langit dalam kepalsuan janjiku,
maafkanlah diriku yang dulu nodai ketulusanmu,,
tapi entahkah aku meletakkan kepingan cintaku pada singgasana langit sana
sebab langit memang tak pernah membohongi kesempurnaan hati yang tak terlukiskan
walau kutahu, aku tak mungkin memelukmu lagi
sebab di tepi langit itulah kita telah berpisah
kini kupasrahkan tetesan rasa ini pada yang Ilahi, semoga engkau bahagia dalam surga cintamu
jujur aku takkan pernah bisa menghapus rinduku padamu
takkan pernah kutinggalkan kenangan yang terus terngiang
dan akupun takkan bisa mendustai setiap pilihan kita
kaulah mahligai jiwa yang terus terukir indah membekas di hati
(saat galau di ujung senja)***