Hari berlari bagai bayangan, kemarin hanyalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, dan besok adalah harapan.
Kenangan yang kusimpan kini menjadi tujuanku untuk pulang.
Semoga masih ada kesempatan, itulah doa yang kulantunkan setiap malam. Tidak tahu malu ? Ya.... malu telah kugadaikan. Nekat aku pupuk sempurna, biar tumbuh rindang disegenap jiwa.
Keindahannya menjadi harapan hadirnya kebahagiaan.
Aku memang telah renta dan senja, badan ringkih ini akhirnya kubawa untuk bersandar, setelah berlayar mengarungi samudera kehidupan, fatamorgana melenakan.
Melangkah dibawah matahari pagi yang cerah, membawa mimpi bersamamu untuk merajut asa, adalah kenangan yang diam-diam kubisikkan dalam lantunan doa malamku.
Kesendirianmu adalah harapanku.
Dulu aku memang gagah, tampan, aku juga sarjana, walau pengangguran, aku jadi rebutan, perempuan tak ada yang sanggup menolak pesonaku, orang tua yang berkecukupan, menjadi alat tebar pesona buatku.l
Aku menjatuhkan pilihanku pada Sarwendah, yang wajahnya pas-pasan tentu punya alasan, cantik memang hanya enam, bodi juga hanya lima, tapi kecerdasan sembilan.
Kalau nilai kecerdasan sembilan atau bahkan lebih, tentu semua kesulitan akan teratasi dengan mudah.
Soal sosok cantik, bodi yang aduhai aku bisa mencari setelah yang ini bisa kudapat. Niat banget.
Dulu. Selalu kupepet. Pagi siang sore malam, tak pernah kendor usahaku.
Tapi kesalahanku ternyata cukup fatal, menggampangkan dirinya, kukira dia tetap menungguku yang meninggalkannya, mengkhianati janji suci pernikahan. Nyatanya dia meninggalkanku, mengurus sendiri gugatan perceraiannya.
Perempuanku. Permataku.
Dia bertahta diistana yang megah, berbanding terbalik dengan rumah petakku.
Wush.
Tiba-tiba bentor yang kukemudikan disalip mobil putih yang tadi kulihat parkir di depan rumah Sarwendah.
Siapa dia?
Pupus anganku.
Cintaku memang masa lalunya, namun cintanya, pemberian maafnya, adalah masa depanku, harapanku, tujuan hari tuaku.
Walau aku cukup tahu diri,
Berharap tidaklah salah. Walau kemungkinan itu terjadi hanya satu persen, namun aku tak berhenti berharap dan berdoa.
"Tuhan Beri jalan kepadaku untuk kembali bersama. Karena bagimu apapun bisa terjadi, walau bagi hambamu tidak mungkin sekalipun."
*****
Login untuk melihat komentar!