—Gadis Kecil dari Istana Merah Jambu

Kau tahu apa yang aku suka dari perjalanan? 
Doa Ibu—, sebab jika kaki ini bermuara, itu bertanda Allah sertakan Cinta di dalamnya.

      Jika boleh memilih, Seira ingin kembali dilahirkan dengan sempurna, tanpa banyak penyakit yang menjadikan itu berat di kepala. Bukan, bukan benci. Sejak usia tujuh tahun, ia bahkan belum mampu merasakan nafas dengan bebas tanpa benda-benda pahit itu.
       Peristiwa kecil yang akan menjadi pelajaran untuk seumur hidup. Suatu kejadian membuatnya bermasalah di bagian kepala akibat benturan benda keras.
       Beberapa dari teman sebayanya berkata, bahwa Seira beruntung punya Ummi yang rajin mencatat jadwal mengajinya setiap hari, memupuk banyak kesabaran dengan ilmu untuk kedua kakak kembar siamnya. Setiap pagi rumah itu sudah diisi orang-orang dengan suara merdu bergantian membaca Ayat-ayat Al-Qur’an, sejuk sekali. Terkadang, selepas mengaji Seira berbagi waktu dengan keluarga, menceritakan tentang banyak hal termasuk mimpi-mimpi. Kursi kayu panjang dan tirai bambu, menjadi saksi semua detik waktu bercerita
        Ya,  Rumah tua dengan satu jendela. Warna dinding menunjukkan kusamnya, tiang-tiang kayu yang sudah mulai rapuh, lengkap dengan lantai berbau tanah. Halamannya masih asri, pemandangan sawah terlihat indah disertai perairan kecil mengalir jernih. Rumah tua, tempat nenek dilahirkan, tempat masa kecil Abi diciptakan, dan tempat ia dibesarkan.
        Di balik jendela itu, satu persatu pundak menemukan sayapnya, merangkai banyak imajinasi dari masing-masing cerita. Seira kecil belum genap berusia sebelas tahun, tapi mimpinya untuk mejelajahi setiap masjid di seluruh dunia mulai terbaca oleh Ummi. Bermula dari poster sebuah masjid yang menjadi kiblat pertama umat islam itu nyaris menjatuhkan embun di mata. Terlepas ia meminta Abi menceritakan sejarahnya. 
       “Jadi. Dahulu Masjid Al-Aqsha itu adalah kiblat pertama umat muslim. Rasulullah pun sholatnya menghadap ke Masjid Al Aqsha, sebelum beliau hijrah ke Madinah”
        Seira hanya menggumam, semakin tertarik dengan cerita Abi.
        “Dalam sejarah islam, Masjid Al Aqsha dikenal berada di Baitul Maqdis. Bahkan pondasinya sendiri sudah diletakkan oleh Allah di muka bumi sejak zaman Nabi Adam”
        Senyumnya mengembang, Seira kagum, ketertarikan gadis kecil itu terhadap islam semakin meluas.