Zona Nyaman
     Ada yang hobinya rebahan
     Tapi kaya akan karya
     Ada yang hobinya kesana kemari
     Tapi hanya pencitraan
     Ada yang biasa-biasa saja
     Tapi tiba-tiba mengagetkan dunia

Lantas untuk bisa menjadi manusia yang terampil itu harus yang bagaimana? Apakah yang selama 24 jamnya selalu di habiskan dengan kegiatan-kegiatan yang sudah terjadwal? Atau dengan melakukan pola hidup seimbang sesuai dengan sunatullah-Nya?


           Zona nyaman terkadang memang melenakan. Banyak dari kita yang terkadang bosan, jenuh, malas untuk beraktifitas, atau bahkan menghabiskan waktu seharian hanya di tempat tidur sambil bermain gadgetnya. Tanpa kita sadar hidup pun biasa-biasa saja. Tanpa ada tantangan, bahkan rintangan.


           Bagi yang memang hobinya rebahan, tak selamanya orang yang rebahan itu selalu dinilai negatif ko. Rebahan yang mengasilkan karya misalnya. Sambil rebahan sambil melakukan kegiatan, seperti editing, design, baca buku, menulis, dan melakukan aktifitas lainnya yang bermanfaat.


           Kata siapa rebahan itu dilarang atau tidak diperbolehkan? Tidak ada kan? Namun memang lagi-lagi semuanya kembali pada kebutuhan diri masing-masing. Rehat itu memang diperlukan. Namun jangan sampai kebablasan. Istirahatkanlah tubuh kita jika memang diperlukan.


           Adapula yang memang hobinya kesana-kemari. Tapi apa benar itulah yang dikatakan sebagai orang yang sukses? Belum tentu. Karena apa? Tolak ukur kesuksesan bukanlah mereka yang selalu aktif kesana kemari. Melainkan ketika segala aktifitas yang ia lakukan bernilai produktif dan manfaat. Misal ia mempunyai kebutuhan untuk mengaplikasikan ilmu seninya, maka ia pun mengikuti kelas seni atau teater. 


          Semuanya bukan tanpa proses. Pasti mereka yang menjalankan sunatullah-Nyalah yang akan mendapatkan kemenangannya. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Bukan soal mau dipandang atau ingin dipuji. Tapi lagi-lagi kembali pada diri masing-masing. Mau sampai kapan menuruti penilaian dari orang lain? Sedangkan yang tahu kapasitas dan kualitas diri ya kita sendiri. 


           Keluar dari zona nyaman, berarti berani mengambil resiko, dan konsekuensinya. Siapkah dengan penilaian orang? Siapkah dengan hambatan dan tantangan? Siapkah ketika semuanya diluar dugaan dan perencanaan kita? Karena lagi-lagi usaha tanpa doa sama saja bagaikan kertas putih yang kosong. Allah tau kebutuhan hambanya, bukan keinginannya. 


           Lakukanlah sedikit demi sedikit aktifitas yang produktif. Jangan lagi-lagi keluar kata malas, cape, lelah, bosan, udah cukup, dan sebagainya. Lakukan dan terus lakukan. Karena selama kita punya tekad dan doa yang kuat maka semuanya pasti bisa dilakukan. Keluar dari zona nyaman bukan suatu pilihan melainkan sebuah keharusan untuk bisa merubah peradaban.