Elok pesona wajah keriputnya
Panas terik sampai malam buta
Tak pernah berisik bersua
Lakon perangai tua renta
Sibuk merajut duka lara
Siapa yang tak mengenal sosok Ayah? Bagi yang masih ada maka beruntunglah dirinya. Namun bila sudah tiada maka doakanlah yang terbaik untuknya agar tenang di alam sana.
Semakin terbayang sosoknya, maka semakin sesak nafas dibuatnya. Bagaimana tidak, ayah adalah sosok yang tak kalah luar biasanya dibandingkan dengan ibunda. Ayah yang tak pernah mengeluh dalam mencari nafkah untuk keluarganya di rumah. Siang dan malam. Dari pagi buta, sampai matahari terbenam.
Tak heran Ayahlah yang selalu mengabulkan segala keinginan kita. Baik itu keinginan yang sepele maupun yang besar. Baginya tak ada yang tidak boleh di belikan. Asalkan anak dan keluarganya bahagia. Semata-mata tujuannya mencari nafkah adalah untuk membahagiakan keluarga tercintanya bukan.
Namun bagaimana dengan elok rupa yang sudah renta? Yang sudah tak mampu lagi untuk menuruti segala pinta dari anak atau cucunya. Namun tetap saja ia usahakan. Pernah terpikirkan sebelumnya oleh kita? Disaat sunyi senyap, kita sedang terlelap namun malam hari masih saja ada yang keliling jualan makanan.
"Nasi goreng" atau "Pijat bu, pak?", atau ada juga yang menjual bajigur, sampai yang mangkal pinggir jalan.
Menunggu pundi-pundi rupiah berdatangan kepada mereka. Apalagi dalam situasi hujan lebat. Mereka hanya bisa meringkup lulut sambil kedinginan di tengah malam gulita. Bersama dengan pedagang lainnya, atau hanya sendirian. Semuanya mereka lakukan, demi apa? Demi sebuah biduk yang dinamakan keluarga.
Sadarkah kita bahwa setiap pinta yang kita utarakan hanya akan membuat kening tua renta itu berkerut memikirkan. Bagaimana caranya? Ya, bagaimana cara mengabulkan keinginan anak, cucu, dan keluarganya.
Boleh jadi tidaklah sulit jika kita terlahir sebagai anak konglomerat atau pengusaha kaya raya. Hendak meminta apapun pastilah dituruti. Tanpa banyak tapi dan basa-basi. Namun bagaimana dengan kita yang hanya terlahir sebagai anak dari kalangan sederhana atau menengah ke bawah?
Hanya orang-orang yang sadar bahwa dibalik kekurangan hidupnya, mereka telah dididik untuk mempunyai mental yang kuat seperti baja. Dalam mengarungi bahtera kehidupan. Tanpa harus manja meminta dan semudah membalikkan telapak tangan. Kasihanlah pada Ayah. Lihat perjuangannya selama ini untuk bisa menghidupi kita sebagai anak.