Semesta
      Ku kelilingi indera pada alam semesta
      Mencari jawab akan sebuah tanya
      Sederhana namun berbekas ingatannya
      Kuasa-Nya mampu membius netra

         Ketika kita melihat semesta, alangkah takjub indera dibuatnya. Semuanya sempurna tanpa ada cacat sedikitpun. Pernahkah bertanya-tanya, bagaimana semua ini bekerja? Menyeleksi setiap inci manusia di alam semestanya. Seperti hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang bertahan

          Nyatanya seringkali kita abai oleh hal-hal yang luput dari perhatian. Saking terlalu banyaknya rutinitas dan aktifitas, sampai-sampai kita lupa bahwa diri kita sendiri sedang menginjakkan kakinya pada semesta. Ya, bagaimana kabar semesta hari ini? Jawabannya adalah buruk. 

           Semesta telah menyuguhkan begitu banyak karunia-Nya. Namun kita sendiri malah acuh tak acuh terhadapnya. Melihat sampah yang bertebaran dimana-mana, menghirup udara yang terkadang membuat nafas sesak karena sudah banyaknya polusi udara yang bertebaran, serta keacuhan manusia dalam peduli terhadap sesama. Akhirnya kesenjangan ekonomi tampak jauh berbeda.

           Manusia selalu bertingkah dengan egonya. Mementingkan nafsunya tanpa pernah mau berkata "Apa yang sebenarnya kita cari?" Mengenai Harta, tahta, dan wanita? Atau yang lainnya? Semua tanya hanya akan berbalas paham, ketika sebuah perenungan mampu ada jawabnya.

           Terkadang pernah terbesit dalam pikiran ini, akan jadi seperti apakah semesta pada dua tahun ke depan? Jikalau sampai saat ini saja manusia selalu serakah dengan egonya masing-masing. Terus meraup keuntungan materi tanpa memperhatikan rakyat kecil. Kesenjangan ekonomi pun akhirnya tampak dimana-mana. 

           Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Dunia kadang terbalik. Rakyat kalangan bawah memilih untuk bungkam walau memang ketidakadilan tampak didepan mata. Karena bagi mereka sebuah aksi hanya akan berdampak ironi. Para petinggi atas duduk nyaman di sofa dengan AC didalamnya. 

           Semuanya tampak jelas di depan mata. Kita sebagai generasi muda bangsa sudah seharusnya bertanya-tanya. Kemanakah pijakan kita dalam membawa negeri ini beberapa tahun ke depan. Dengan bercermin pada sosok pemimpin bangsa. Tindak tanduk yang baiknya boleh kita tirukan, sedangkan kejelekannya semoga bisa di ubahkan. Demi terwujudnya masyarakat yang seimbang.