"Yank, kamu sayang nggak sama aku?" Andre tiba-tiba bertanya.
"Sayang! Memang kenapa?" sahut Duma bingung.
"Hm... Temani aku siang ini mau?" tanya Andre lagi.
"Kemana?" sahut Duma makin penasaran.
"Ikut aja," ajak Andre penuh tanda tanya.
Hari itu hari terakhir ulangan semester di sekolah, riuh sorak murid-murid menandakan kegembiraan berakhirnya ulangan semester.
Masing-masing dari siswa sudah merencanakan acara menyambut libur sekolah besok. Ada yang masih betah tinggal di sekolah, ada yang sudah pulang ke rumah masing-masing, sebagian ada yang sudah refreshing ke mall hanya sekedar untuk ngadem atau nonton bareng. Dan sebagian lagi berencana untuk pulang kampung.
Andre lalu melajukan sepeda motor yang dikendarainya bersama Duma menuju ke sebuah daerah, kawasan komplek perumahan.
"Yank, kita mau kemana?" tanya Duma melihat sekeliling komplek.
"Ke kontrakan Ilham," sahut Andre masih fokus mengendarai.
"Ngapain?" Duma yang mulai gelisah semakin bertanya dengan Andre.
"Mau nyantai aja, sekalian ada yang diambil ditempat Ilham," jawab Andre santai.
"Kenapa nggak nyari depot atau cafe gitu yank, sekalian kan bisa minum atau makan gitu," Duma semakin tidak karuan.
"Kamu sayang nggak sama aku?" tanya Andre
.
"Kok gitu nanya nya? Iya lah sayang!" jawab Duma dibelakang.
"Ya udah, kalo gitu, ikut aja!" kata Andre lagi sambil menarik tangan Duma di pinggangnya.
Beberapa saat motor yang mereka kendarai sampai di depan rumah kontrakan Ilham, yang bergaya minimalis tersebut. Ada beberapa motor berjajar rapi di depan rumah. Ilham mengontrak rumah tersebut memang tidak sendiri, ada Bayu dan Singgih. Mereka bertiga adalah teman sekelas Andre.
"Yuk, masuk!" ajak andre mengajak Duma turun dari sepeda motor.
"Nggak, aku nunggu di depan aja," sahut Duma ragu.
"Nggak papa, yuk!" ajak Andre sedikit memaksa secara halus.
Andre kemudian masuk ke dalam rumah, meninggalkan Duma yang masih berdiri di teras depan.
"Duma, masuk, nggak enak nunggu diluar," terdengar suara pemilik kontrakan dari dalam rumah.
Duma yang masih ragu mengikuti ajakan pemilik kontrakan untuk masuk ke dalam rumah. Duma yang dihinggapi rasa malu pada Ilham, mencoba untuk patuh dan tenang. Duma kemudian duduk di lantai ruang tamu yang beralaskan karpet berbulu.
'Apa yang Andre lakukan di dalam?' batin Duma bertanya, namun Duma hanya bisa menunggu.
Lama Duma menunggu Andre yang masih di kamar belakang. Hanya Singgih yang sedari tadi sibuk bolak balik, keluar masuk kamar dihadapan Duma duduk.
Lama Ilham dan Bayu keluar dari kamar belakang. Duma hanya celingak celinguk mencari Andre yang tidak kunjung keluar.
"Nyari Andre? Tuh ada di dalam kamar, samperin gih! Hehe..." kata Ilham pada Duma yang masih duduk.
"Nggak, tunggu disini aja. Andre ngapain sih?" tanya Duma penasaran.
"Cuma rebahan, yuk... Kami mau pulang kampung dulu!" kata Ilham lagi, meninggalkan Duma yang masih diam terpaku.
Duma masih duduk diam sendiri di ruang tamu, beberapa bertanyaan berada di kepalanya. Duma bingung apa yang dia lakukan di rumah orang dan hanya berdua dengan kekasihnya yang sedang terbaring santai dikamar orang tanpa menghiraukan Duma yang masih menunggu di luar.
"Yaaaaank, aku pulang ya...." teriak Duma pelan menahan kekesalannya dihatinya karena didiamkan.
"Yaank, kesini deh...." sahut Andre dari kamar.
"Kamu aja kesini, aku nggak enak!" balas Duma lagi.
"Yaank, sini..." teriak Andre lagi dari dalam kamar.
"Aku pulang ya...." ancam Duma yang mulai berdiri menuju pintu rumah.