Karena cinta atau...
Tangan Andre yang besar mencengkeram pergelangan tangan Duma yang kecil, ditariknya Duma yang ingin keluar menuju kamar belakang. Duma kaget namun hanya bisa mengikuti Andre tanpa perlawanan.

Andre lalu duduk di tepi ranjang, sedangkan Duma hanya diam berdiri menghadap tubuh kekasihnya yang duduk dengan ekspresi wajah yang bertanya-tanya. Andre hanya tersenyum melihat wajah Duma yang berparas manis tersebut.

Ditariknya tubuh Duma hingga tidak ada jeda antara mereka. Dipeluknya tubuh Duma yang mungil tersebut tanpa berbicara sepatah katapun. Duma merasa Aneh dengan Andre, tidak biasanya kekasihnya bersikap seperti itu.

Duma dan Andre sudah berpacaran tiga bulan lebih, gaya pacaran merekapun terbilang seperti pacaran remaja biasa.

"Yank, kamu kenapa? Tanya Duma memberanikan diri bertanya.

"Nggak kenapa-kenapa, aku cuma pengen peluk kamu aja," jawab Andre yang masih erat memeluk Duma.

Duma hanya mengangguk tanpa bertanya lagi. Dibiarkannya Andre memeluk tubuhnya untuk beberapa saat.

Andre melepaskan pelukannya, ditatapnya wajah Duma sebentar. Tiba-tiba... bibir Andre menyentuh bibir Duma. Duma yang terkejut hanya diam, memang tidak sekali ini Andre mencium bibir Duma, tapi ciuman saat itu terasa aneh bagi Duma. Andre sadar dengan respon Duma lalu melepaskan ciuman tersebut.

"Kenapa?" tanya Andre mencari jawaban pada raut wajah Duma.

"Nggak, kaget aja! tiba-tiba kamu cium aku." sahut Duma memalingkan wajahnya melihat isi kamar.

Andre masih menatap Duma dengan ekspresi yang sulit untuk dibaca. Dipalingnya tubuh Duma kembali berhadapan dengan dirinya, yang masih duduk di tepi ranjang. Diciumnya kembali bibir ranum yang mungil itu, kali ini ciuman tersebut lebih agresif dari sebelumnya. Beberapa kali Duma mencoba melepas ciuman tersebut karena kehabisan nafas.

Tangan Andre sudah berada dibalik baju seragam Duma, membuat Duma tersentak oleh genggaman tangan yang besar pada dua gundukan miliknya.

"Yank!" teriak Duma terkejut, mencoba menjauh dari Andre.

"Ssttt... Biasa aja deh Yank!" tiba-tiba raut wajah Andre berubah jadi jutek karena terkejut.

"Bukan gitu Yank, cuma..." kata Duma yang mulai menurunkan intonasi suaranya.

"Yank, nggak apa-apa," sahut Andre

"Tapi, aku takut Yank... Kalau..." sahut Duma yang masih menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Nggak akan kenapa-kenapa Yank!" kata Andre lagi

"Tapi...." sahut Duma masih ragu

Tidak mungkin bagi dia melakukan hal tersebut. Tapi dia takut kalau Andre akan marah dan memutuskan hubungan dengannya hanya karena masalah itu.

"Kalau ada apa-apa sama kamu, aku pasti tanggung jawab. Percaya deh!" Andre kembali meyakinkan Duma.

Andre kemudian menarik tubuh Duma ke dalam pelukannya, Duma hanya menurut, seakan terhipnotis oleh perkataan Andre. Dengan lihainya lelaki itu mencumbu Duma sampai pakaian Duma semua mudah terlepas.

Tubuh polos Duma yang putih memperlihatkan lekuk tubuhnya, yang membuat Andre semakin bergairah. Andre semakin liar memperlakukan perempuan dihadapannya. Duma yang terbawa suasana panas semakin pasrah.

Direbahkannya tubuh mungil itu di atas ranjang dengan posisi Andre menindih tubuhnya, dan kembali mencumbu tubuh dibawahnya. Lama cumbuan itu sampai akhirnya...

"Aaakkhhh..."

Tiba-tiba Duma berteriak ketika sesuatu benda tumpul dan keras mencoba menerobos ke daerah kemaluannya. Andre diam sesaat menghentikan kegiatannya.

"Sakit?" tanya nya mesra pada perempuan yang posisinya berada dibawah tubuh Andre.

Duma menggigit bibir bawahnya menahan nyeri dan ngilu di daerah kewanitaan, mencoba menggelengkan kepala pelan. Ketika tidak ada perlawanan dari Duma, Andre kemudian melanjutkan aksinya.

"Tahan sebentar Yank," bisik Andre ditelinga Duma

Andre kemudian menghujani ciuman pada tengkuk perempuan itu, membuat Duma semakin jatuh dalam kenikmatan yang tidak terperi.

Saat itu perasaan Duma berkecamuk dihati. Ada penyesalan yang dirasa, namun ada perasaan yang entah itu apa.

"Yank" suara Duma semakin serak dan mendesah

Tubuh Duma tiba-tiba bergetar merasakan sesuatu yang ingin meledak. Andre mempercepat kegiatannya menuju pelepasan.

Tiiiiit... Tiiiit.... Tiiiiiiit...

Komentar

Login untuk melihat komentar!