Di level ini, Anda didesak untuk melangkah alias memulai bisnis, SESEGERA MUNGKIN. Apalagi itu bisnis pertama Anda.
.
Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dibuka, bukan bisnis yang dihitung-hitung.
.
Kalau Anda terlalu banyak mikir, Anda gak bakal mulai bisnis. Lepaskan belenggu itu. Langsung saja action.
.
"Lah, nanti kalau asal action, yang ada malah babak belur sebelum bisa pecah telur."
.
Ya gak gitu juga, Joooonnn!
.
Boleh saja hitung-hitungan. Tapi secukupnya saja. Nanti bisa ditambah atau diperbaiki sambil jalan.
.
Katakanlah, Anda ingin berbisnis brownies pedas. Anda sudah tahu potensi marketnya, Anda sudah tahu potensi profitnya. Ya udah, langsung buka aja secepatnya! Gak usah dibawa ruwet, gak usah dibawa ribet.
.
Gitu aja kok repot?
.
𝗠𝗕𝗔 𝟮.𝟬 = 𝗠𝗮𝗻𝗮𝗴𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁 𝗯𝘆 𝗔𝗱𝗷𝘂𝘀𝘁𝗺𝗲𝗻𝘁
Nah, kan Anda sudah buka bisnis brownies pedas, nih. Kalau di tengah jalan brownies pedas Anda kurang laku di pasaran, barulah kemudian Anda mikir.
.
Mungkin rasanya kurang pas. Mungkin harganya kurang cocok. Mungkin promonya kurang nampol.
.
Setelah paham betul apa masalahnya, barulah segala sesuatunya Anda sesuaikan.
.
Apakah promonya yang digenjot, apakah ada biaya yang harus dipangkas, apakah produknya diperbaiki lagi, yah apa sajalah. Pokoknya, Anda otak-atik sedemikian rupa agar bisnis tetap jalan.
.
Bayangkan jika bisnisnya masih di atas kertas! Lha, apanya yang mau diotak-atik?
.
𝗠𝗕𝗔 𝟯.𝟬 = 𝗠𝗮𝗻𝗮𝗴𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁 𝗯𝘆 𝗔𝗱𝗺𝗶𝗻𝗶𝘀𝘁𝗿𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻
Setelah bisnis dimulai dan disesuaikan, perlahan-lahan Anda bangun sistemnya. Supaya apa?
.
Supaya bisnis Anda bisa diduplikasi. Supaya bisnis Anda dapat menghasilkan passive income. Supaya bisnis Anda bisa autopilot tanpa harus ditunggangi terus-terusan.
.
Jadi bisnis Anda bisa jalan dan Anda juga bisa jalan-jalan.
.
Kalau sewaktu-waktu Anda sakit, bisnis tidak ikut-ikutan sakit.
.
Kalau sewaktu-waktu Anda wafat, bisnis Anda tidak ikutan wafat. Bahkan bisnis Anda tetap kuat dan bermanfaat sampai kiamat.
.
𝗠𝗕𝗔 𝟰.𝟬 = 𝗠𝗮𝗻𝗮𝗴𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁 𝗯𝘆 𝗔𝗱𝗮𝗽𝘁𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻
Bisnia melejit saat kondisi normal? Itu sudah biasa. Bisnis melejit saat kondisi krisis? Itu baru luar biasa.
.
Bagian ini saya tambahkan sendiri. Karena sejauh pengamatan saya, banyak orang yang belum siap kalau harus berbisnis di masa krisis. Dan orang-orang yang 𝘢𝘸𝘢𝘳𝘦 tentang masalah ini masih sedikit sekali di Indonesia.
.
Saya menulis ini pada tanggal 27 April 2020, saat pandemi wabah COVID-19 sudah tersebar di seluruh dunia.
.
Beuh, namanya udah kayak kode rahasia ala film James Bond. Tapi dampaknya tidak sekeren namanya. Bikin ngeri!
.
Karena wabah ini, mau tidak mau hampir semua sektor bisnis harus menyesuaikan diri.
.
Siapa yang dirugikan dan diuntungkan oleh wabah ini? Saya yakin Anda bisa menebak sendiri.
.
Kalau sudah begini, sudah waktunya bisnis Anda beradaptasi. Agar tidak tergerus gelombang resesi.
.
Ada tiga pilihan yang bisa Anda lakukan.
.
𝙋𝙚𝙧𝙩𝙖𝙢𝙖, ubah bisnis model Anda.
.
Misal: Villa, resort, atau hotel dirubah dengan konsep isolasi mandiri yang nyaman, lengkap dengan semua fasilitasnya.
.
Pabrik konveksi membuat baju hazmat untuk tenaga medis. Uangnya darimana? Dari donatur, lah.
.
Mobil-mobil yang ada di showroom diubah sementara menjadi ambulans untuk mengantar pasien dan jenazah Covid-19.
.
Intinya, produk-produk Anda dialihfungsikan untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi concern utama selama krisis.
.
𝙆𝙚𝙙𝙪𝙖, tetap dengan model lama. Tapi promo dan strategi marketingnya disesuaikan.
.
Contoh: Warteg yang awalnya hanya melayani makan di tempat, sekarang melayani delivery.
.
Bimbel bisa jual modul-modul pembelajarannya selama masa pandemi. Kalau perlu buka kelas online sekalian.
.
Developer properti yang menyediakan acara survey lokasi dengan konsep virtual untuk pembeli dari luar kota.
.
𝙆𝙚𝙩𝙞𝙜𝙖, tinggalkan bisnis Anda untuk sementara waktu, ikut memanfaatkan momentum memenuhi kebutuhan yang menjadi concern utama saat krisis.
.
Libatkan semua sales dan marketing channel yang Anda punya.
.
Goal-nya sederhana, membangun jaringan dan database prospek baru.
.
Gak harus jadi produsen, yang penting Anda bisa ambil bagian di rantai distribusinya.
.
Sesuaikan barang yang Anda jual atau distribusikan dengan segmen market yang akan kita sasar.
.
Misalnya saat pandemi, yang dibutuhkan banyak orang adalah alat-alat medis, produk kesehatan, dan sembako.
.
Jika market Anda kelas menengah ke bawah, ambil produk sembako dan sejenisnya.
.
Jika market Anda menengah ke atas, ambil saja produk-produk kesehatan seperti suplemen, multivitamin, obat herbal, sabun cuci tangan, dll.
.
Intinya, bisnis Anda harus bisa beradaptasi dalam kondisi apapun.
.
𝗠𝗕𝗔 𝟱.𝟬 = 𝗠𝗮𝗻𝗮𝗴𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁 𝗯𝘆 𝗔𝗰𝗰𝘂𝗺𝘂𝗹𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻
Coba Anda renungkan.
.
Apa bisa kita bertahan hidup sendirian?
Apa sanggup kita membangun rumah sendirian?
Apa nggak capek kita membangun bisnis sendirian?
.
Manusia itu makhluk sosial. Memang sudah fitrahnya manusia hidup berdampingan satu sama lain.
.
Bukankan Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal?
.
Di era bisnis seperti sekarang, bisnis bukan lagi sekedar urusan materi. Sudah nggak jaman kita terus berkompetisi, yang ada malah kita harus perbanyak kolaborasi.
.
Kolaborasi dengan siapa?
.
Dengan SIAPAPUN yang punya visi, misi, dan chemistry yang sama dengan Anda. Entah itu dengan tim, pebisnis lain, artis, pejabat, investor, bahkan dengan pembeli Anda sendiri.
.
Rangkul mereka semua. Perlakukan mereka seperti keluarga Anda sendiri, tanpa memandang status sosialnya.
.
Karena dengan support dari mereka semua, bukan tidak mungkin bisnis kita akan semakin di depan, dan yang lain semakin ketinggalan. #BukanIklanMotor 😬
.
Jadi kalau (amit-amit) bisnis kita sedang tertimpa musibah, mereka akan membantu kita dengan senang hati.
.
Bayangkan kalau mereka semua benci dengan kita, baik secara individu maupun dalam berbisnis. Boro-boro mau nolongin, yang ada mereka malah bersorak "SUKURIN! RASAIN!"
.
Anda mau bisnis Anda kayak gitu? Gak juga kan?
.
Ingat, bisnis Anda akan tumbuh JIKA mereka juga ikut bertumbuh bersama Anda. Kalau bukan mereka yang akan meneruskan legacy bisnis kita, SIAPA LAGI?
.
=============
Itu dia 5 level MBA yang harus Anda kuasai. Anda harus menempuhnya secara berurutan. Anda skip satu langkah saja, Anda akan terpeleset ke jurang kegagalan.
.
Selamat mencicipi. 😁
${myData}
`; const myWorker = new Worker("https://kbm.id/js/worker.js"); myWorker.onmessage = (event) => (document.getElementById("render-text-chapter").innerHTML = event.data); myWorker.postMessage(myData); -->Login untuk melihat komentar!