DISKUSI
Malamnya selepas Isya setelah menidurkan anaknya. Sepasang suami istri pun bercumbu menyalurkan hasratnya. 
Bu maryam langusng membersihkan badannya, kebiasaan mereka adalah membersihkan badan dan berwudlu menjelang tidur. 

Bu Maryam beranjak bangkit, mendekati laci dan mengambil lina ratus ribu untuk jatah sedekah suaminya. Sisanya di simpan di laci dalam kotak tersendiri khusus bonus akhir tahun. 

Bu Maryam mengambil yang tiga amplop besar dengan isi lumayan tebal. 

Lalu duduk di atas tempat tidur meng hadap sang suami. 

."Hayoo, mau ngapain?" tanya Bang Udin sambil melingkarkan tangan di pinggang sang istri.

Bu Maryam menggeliat manjah," ish jangan ganggu!" titahnya sambil mengrucutkan bibir. 

"Kepo dikit boleh dong?" ledek Bang Udin.

"Kaya kang mandor nih," tukas Bu Maryam terkekeh. 

"Mau hitung omset akhir tahun Yah," tukasnya lagi.

"Siapa tahu bisa buka usaha sampingan, mumpung Nisa masih kecil, timpal Bu Maryam sambil menatap lekat manik mata sang suami. 

"Emanv Bunda mau bisnis apa?" tanya Bang Udin serius. 

"Nggak sia-sia aku memperistri dia," ucapnya membathin. 

"Pengennya sih kedai kopi yang kekinian Yah," 

"Lah kok bisa sampai situ, terinspirasi dari Ayah ya yang suka ngopi?" tanyanya sambil cengengesan. 

"Diih, geer." 

"Lah terus?" 

"Ide mah datang dari mana az atuh namanya juga hidayah hihi," ucap Bu Maryam dengan tangan yang asyik menghitung uang dari tiap amplop masing-masing. 

Amplop 1 : ada 600 k 
Amplop 2 : 450 l
Amplop tiga : Ada 700 k

Terkumpul 3 jutaan kurang lebih. 

Yang lima ratus ribu di masukkin amplop lain2 nya. 

"Kok yang lima ratus ribunya di masukkin lagi?" tanya Bang Udin

"Untuk jaga-jaga Yah," timpal Bu Maryam. Kata ortu nggak boleh kosong isi dompet nya," ucap Bu Maryam. 

"Kalau ada uangnya, kalau nggak ada?" 

"Isi saja dengan cerita cinya kita xixi."

"Diih malah bucin." 
"Itu yang tiga jutanya mau dikemanain?" 

"Di tabung, dong buat masa depan kita. Utamanya Nisa."

"Cerdas, kirain buat modal Ayah nikah lagi." 

"Wew, tak sunat ulang nanti."

"Abis dong."

"Bodo." 

"Pan Bunda cari Ayah baru buat Nisa." 

"Diih jahat."

"Biarin." 

Mereka malah saling ledek satu sama lain. Sampai keduanya terlelap dalam mimpi indah.

"Maka nikmat tuhan manakah lagi yang engkau dustakan?" 
Lain-lainya ada 1500 k