Sku bersyukur punya istri sebaik dan sederhana Maryam. Tidak sia-sia orang tuaku menjodohkanku dengan Maryam. Ia wanita cerdas, santuy dan menjaga ijah sebagai seorang istri. Beruntung Nisa terlahir dari seorang ibu yang berakhlak mulia dan baik hati walau bukan wanita sosialita dan berpendidikan.
Bagiku wajah bukanlah utama, yang penting mau nerima aku sebagai suami yang profesinya kang ojek pangkalan." gumam Bang Udin.
Bang Udin anak yatim piatu yang di urus oleh seorang keluarga sederhana kang rongsokkan. Dari pasangan Burhan lah ia mendapat kasih sayang dan tempat tinggal walau sekedarnya saja. Makan seadanya saja.
Bang Udin kecil tidak pernah mengeluh. Kadang bantu orang tua angkatnya cari sesuap nasi. Entah itu parkirin kendaraan yang lalu lalang di pasar tradisional atau bantu jualin gorengan Bu siti krliling komplek.
Udin kecil tabah, sabar dan ikhlas. Pak Burhan dan Istri pun bangga.
Karena hutang budi, sudah di urus dari kecil, akhirnya Udin menerima tawaran Pak Burhan untuk dijodohkan dengan Maryam. Ystim piatu juda cuma maryam dibesarkan di yayasan yatim piatu milik Ustadzah Lela.
Taaruf berjalan lancar, satu bulan pasca taaruf, di gelar resepsi sederhana di ysyasan tempat Maryam. Tidak ada ppesta dan organ. Cuma makan-makan saja diiringi alunan musik degung. Tidak juga dihias pakaian gemerlap.
"Tidak perlu mewah nya, yang penting sah dan nafkahnya lancar."
Ucap Bu Leha kala ada yang mempertanyakannya.
Gimana mau adain pesta wah, orang mereka bukan dari kaum borju."
Bu Maryam
Alhamdulillah allah kirim lelaki yang baik dan ibu angkat yang tulus. Sekarang aku punya keluarga utuh. Suami dan anak. Aku tidak ingin masa kecil Nisa seperti yang ku alami. Nisa harus lebih maju dari aku.
Bang Udin lelaki yang Baik dan romantis, shalatnya tidak pernah bolong, darinya aku belajar arti sabar dan ikhlas saat kekurangan. Bersyukur fan berbagi saat berlimpah rezeki.
"Semakin kita bersyukur, maka akan Allah tambah nikmat hidupbkita," nasehat Bang Udin kala aku ngeluh.
"Jangan lihat hijaunya rumput tetangga, karena kita bukan kambing!" lagi-lagi kalimat bijaknya yang penuh kelakar tepat menghunus hatiku.
Aku tersenyum dan mengangguk mesra.
Akh indahnya segala sesuatu jika di nilai untuk ibadah. Sesungguhnya bahagia itu tidak berjarak jika kita termasuk hamba yang pandai bersyukur.