Tanggapan untuk Dek AFi jilid 2
Oleh AGung Pribadi (Mantan Islam Liberal yang sudah bertobat)
Dek Afi. Terkadang pemikiran kita terpengaruh virus SEPILIS (sekularis pluralis liberalis) tanpa kita sadari. Misalnya apa? Misalnya kita menyebut Indonesia, ARan Saudi, Qatar, Brunai, sebagai Negara berkembang sementara AMerika Negara maju. APa parameternya? Parameternya ternyata materi semata. Sungguh ini cirri khas sekularis.
Kita juga mengatakan “Kita pilih AHok karena programnya, jangan bawa-bawa agama dalam politik!” ini juga bukti pikiran kita terkontaminasi virus sekuler.
Padahal manusia itu bukan hanya makhluk materi tapi juga makhluk spiritual. Orang Barat sok-sok menolak hal-hal yang spiritual termasuk dan terutama TUhan. Padahal kenyataannya mereka percaya Dracula, The Fliying DUtchment, angka sial, angka keberuntungan dan banyak sekali tahayul. ARtinya jauh di lubuk hatinya mereka butuh spiritualisme.
Lalu virus Pluralisme bagaimana? Kita mengatakan “Semua agama sama”. Atau paling tidak mengatakan semua agama baik. Semuanya mengajarkan kebaikan, banyak pintu-pintu menuju TUhan yang akan dimasuki oleh semua agama, begitu menurut NUrcholis Madjid.
Dek mengatakan semua agama sama itu sama dengan tidak punya agama karena tidak ada 1 pun yang istimewa. Sama saja seperti puya pacar banyak, itu sama saja tidak punya pacar, kenapa? Karena tidak ada satupun yang istimewa!
Nah ketika saya menjadi Islam Liberal saya mengikuti pengajian Paramadina di Hotel Regent. Pembicaranya Nurcholis Madjid dan ALwi Shihab, penulis buku Islam Inklusif dan pentolan Islam Liberal tahun 1999. Dia mengatakan, “Kalau mengataka semua agama sama, buat apa beragama? Beragama itu ya harus memilih 1 agama yang paling istimewa yang paling benar menurut keyakinannya! Yang penting tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain!”
Jleb! Kata-katanya menusuk hati banget. Saat itu saya mulai meragukan konsep Pluralisme itu.
Bersambung.
Login untuk melihat komentar!