Tanggapan untuk Dek Afi jilid 4
Oleh Agung Pribadi (Mantan Islam Liberal yang sudah bertobat)
Dek Afi kamu ini banyak baca makanya saya mulai kasih tulisan-tulisan dengan referensi yang berat-berat, pasti kamu mengerti. Ini juga sebagai tanggapan kepada beberapa orang yang menuduh abang asal menyebut Liberal.
Gini deh kalau Abang mengutip Habib Riziq pasti adek dan tementemen sejenis nya gak mau mendengarkan, makanya abang memakai Referensi Greg Barton dan Charles Kurzman, juga M ARief Hakim, ALwi Shihab, Nurcholis Madjid, Saut SItumorang, Leonar Binder de el el. Tahu nggak siapa mereka? Kalau nggak tau berarti kurang baca, bukan kurang piknik.
Seorang Budayawan Marxis, Saut Situmorang juga mengritik JIL (Jaringan Islam Liberal) ” JIL itu apa? JIL itu labelnya aja yang Islam. Kalau kau mengerti apa yang disebut dengan Islam liberal, kau akan kaget bahwa itu adalah sebuah proyek besar disebut orientalisme, terutama oleh Amerika Serikat untuk mengacaukan Islam.
Tokoh-tokohnya seperti Bernard Lewis dan lain-lain, orang yang mengaku Islam tapi menghina Islam. Jadi kalau berbicara JIL, Anda tak bisa melihat apa yang mereka omongkan. Anda harus tahu mereka berasal dari mana. Nah bacalah (buku) Edwar W. Said (Orientalisme), Anda akan tahu apa itu Islam liberal. (http://boemipoetra.wordpress.com/…/kegundahan-sastra-saut-…/)
Seorang pemikir Yahudi dan orientalis, Dr Leonard Binder (Prof. Nurcholis dalam salah satu Kuliah Kajian Agama Paramadina menyebut Leonard Binder sebagai Yahudi Tengik) saja mengritik Islam Liberal sebagai berikut, “Pertanyaan yang muncul akibat berubahnya sudut pandang ini ialah, apakah wacana liberal Islam bukan merupakan bentuk kesadaran semu, orientalisme Timur atau ketundukan membabi buta terhadap wacana yang diagung-agungkan oleh masyarakat kapitalis dan imperialis Barat sekuler, atau apakah dalam prakteknya ia bersifat rasional dan membebaskan. (Leonard Binder. Islam Liberal, Kritik Terhadap Ideologi-Ideologi Pembangunan, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 5-9)
Islam Liberal berdalih pemikiran yang mereka lontarkan itu untuk melawan status quo dan supaya Islam mengalami kemajuan.
Kemajuan yang mereka maksud lebih sering dalam konteks hawa nafsu, Misalnya pendewa-dewaan terhadap Irshad Manji yang Lesbian dan penghalalan homoseksual. Mengatakan bahwa Tuhan tidak mengurusi seksualitas manusia yang berimplikasi pada freesex. Pembolehan nikah beda agama, perubahan hukum waris, pemisahan Islam dariPolitik, feminism, dan pluralism. Target utama lain adalah pesanan Amerika untuk menghapuskan perintah jihad.
Kemajuan seperti apa yang dimaksud? Dalam situs Islam Liberal (http://islamlib.com/…) Dawam Rahardjo menulis Dasasila kebebasan beragama, gagasan Dawam antara lain perpindahan agama harus dianggap biasa termasuk perpindahan dari agama Islam ke agama lain (murtad). Padahal dalam Islam orang yang murtad boleh bahkan wajib dihukum mati.
Kedua menurut Dawam “setiap individu dalam memeluk dan menjalankan agama, bebas dari otoritas keagamaan. Hal ini sejalan belaka dengan ajaran Islam lâ rahbâniyyah fil Islâm (tidak ada otoritas keagamaan dalam Islam)”. Padahal La Rahbaniyah fil Islam maksudnya bukan itu. Maksud La Rahbaniyah fil Islam adalah tidak ada dalam Islam orang yang diangap lebih dekat dengan Allah,sehingga bisa menjadi perantara hamba dengan Sang Khalik. Atau tidak ada dalam Islam orang setelah Nabi Muhammad yang berhak menentukan perkara halal dan haram.
Ulama hanya boleh menentukan hal itu sesui petunjuk AL Qur-an. Otoritas tetap perlu dalam agama Islam ayatnya, “"Hai orang-orang yang beriman,taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudianjika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepadaAllah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepadaAllah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." - Surah An-nisa ayat 59 “
Ulil Amri artinya adalah orang yang mempunyai otoritas, bisa berarti pemerintah(otoritas kekuasaan) atau ulama/ Ilmuwan (Otoritas keilmuan).
Dalam point ketujuh Dawam menyatakanNegara harus membolehkan sejoli yang barlainan agama untuk menikah.
Kemajuan yang dimaksud berkiblat ke mana? Kalau ke Amerika merek ajuga kewalahan menghadapai terlalu liberalnya pornografi berikut pernyataan Dr. Randall F. Hyde,Ph.D) berkata :
”percayalah pornografi adalah suatu bencana yang kami sendiri ( maksudnya negara Amerika sendiri ) keteteran . Negara kami dapat mempersiapkan perang, dengan senjata dan tentara. Negara kami bisa menghadapi penyakit dengan temuan obat – obat dengan penelitian ilmuwan kami. Tapi untuk pornografi…percayalah…. pada awalnya kami tidak siap dan tidak tahu cara apa yang harus dilakukan untuk melawannya. “
Seorang yang dikenal Sekuler yaitu Dr. Daud Yusuf, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia masa Soeharto menulis dalam buku “Dia dan Aku” bahwa ekonomi Barat-Kapitalis adalah biang keladi kerusakan lingkungan. Dalam Neraca akuntansi kapitalis tidak dicantumkan dan tidak merasa perlu dicantumkan anggaran untuk memperbaiki kerusakan lingkungan.
Inikah yang disebut kemajuan menurut Islam Liberal melalui penafsiran Hermeneutikanya? Berarti Hermeneutika tidak diperlukan dalam penafsiran Al Qur-an dan ilmu-ilmu keislaman.
Kemajuan berikutnya menurut Islam Liberalyang meniru dari Kristen Liberal dan Yahudi Liberal adalah dihalalkannya perilaku Homoseksual.
Islam Liberal mencari-carii alasan untukmembolehkan bahkan melegalkan homoseksual, berarti mereka menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya.
Lebih jauh bahkan al-Qur’an menyebut manusia seperti ini sebagai manusia yangmenyembah hawa nafsunya. Allah berfirman di surat al-Jatsiyah ayat 23:
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَعَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِمِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (23)
23. “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagaiTuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Makasiapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS al-Jatsiyah: 23)
Hukum itu harus bersifat holistik dan integral. sementara Islam Liberal hanya mempunyai ayat-ayat Favorit yangditafsirkan dengan metode hermeneutika. kalau memang mau membuat hukum sendiriya buatlah tafsir lengkap 30 juz dan semua ayatnya ditafsirkan secarahermeneutika. Kenyataannya tidak ada dan tidak bisa. Mengapa? Karena yangmereka lakukan hanyalah Dekonstruksi bukan rekonstruksi.