Beasiswa
Aku terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Ayah ku seorang pedagang baso keliling dan ibu ku seorang buruh cuci. Meskipun demikian aku selalu bangga pada orang tuaku. Meskipun aku hidup serba kekurangan, tapi aku tidak pernah kekurangan kasih dan sayang dari kedua orang tua ku. Aku sangat bangga pada kedua orang tua ku. Mereka berjuang membanting tulang demi aku dan adikku. Alhamdulillah nya aku dan adikku selalu mendapat beasiswa untuk bersekolah. Kedua orang tua ku berpesan agar aku selalu semangat untuk meraih cita-cita setinggi mungkin. Agar kelak aku bisa menjadi orang yang sukses dan di banggakan orang.

Penghinaan dari orang-orang silih berganti. Bahwa mana mungkin anak dari seorang tukang baso keliling dan buruh cuci bisa mengemban bangku kuliah. Aku selalu bekerja keras agar aku bisa membuktikan bahwa aku bisa berdiri di kedua kaki ku sendiri untuk membahagiakan keluarga ku.

Bagiku harta yang sangat berharga adalah keluarga ku, semua tidak dapat terbayar oleh apapun. Meskipun aku tinggal di sebuah kontrakan yang sempit, tapi kedua orang tua ku selalu membuatku bahagia dan bersyukur karena memiliki mereka orang tua yang luar biasa. Mereka selalu membekali aku keimanan dan ilmu yang bermanfaat.

Kepintaran dan talenta cukup bisa di acungkan jempol. Saat waktu luang aku selalu menggali terus potensi dan pengetahuanku. Aku selalu mendapatkan juara dari berbagai macam kegiatan. Aku juga selalu mengulang semua pelajaran sekolah di rumah.

Awalnya aku ragu untuk mengambil beasiswa untuk melanjutkan di universitas negeri di Jakarta. Karena apa aku mampu untuk berkuliah. Karena aku hanya mendapat fasilitas beasiswa pendidikan dan biaya lainnya tidak di tanggung.

Tapi lagi-lagi ayah dan ibu ku memberiku semangat untuk mengambil beasiswa itu. Akhirnya dengan tekad bulat aku mengambil beasiswa itu. Agar kelak aku bisa mengangkat derajat kedua orang tua ku yang begitu berjasa padaku.

Kelak giliran aku yang membahagiakan dirinya. Aku bercita-cita ingin membelikan sebuah rumah, mengumrohkan kedua orang tuaku dan menyekolahkan adikku. Untungnya jarak aku dan adikku lima tahun, jadi saat aku lulus giliran aku yang akan menyekolahkan dirinya.

Berkat beasiswa impian ku melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi bisa tercapai. Aku terus memotivasi diriku sendiri agar aku terus berusaha dalam mewujudkan impianku.

Komentar

Login untuk melihat komentar!