Pujangga Merindu
Karya: Yuliaresi Anjelina
Duhai pujangga yang sedang merindu, tenggelam dalam hening malam syahdu. Tertatih mengeja rintih kalbu, meredam gejolak rindu dendam. Sendiri merangkai syair sendu, melantunkan nada-nada pilu.
Pudarnya rona wajahmu meruntuhkan ketegaranku. Lukamu adalah dukaku, sedu sedanmu adalah sedihku. Kegetiran melanda bagaikan angin topan meluruhkan permukaan dunia, luluh lantak menyisakan puing-puing lara.
Meskipun aku bukanlah mentari yang mampu menyinari seluruh bumi, ingin kubawa sinar damai ke pangkuanmu lewat dedoa tulus dari sanubari. Menanggalkan tiap kepingan kepedihan, melukis baris senyuman kebahagiaan. Ingin kusapu goresan warna ceria lewat bait-bait cinta dari hati. Laksana pelangi membendung air mata langit yang tertumpah, menghibur jejiwa yang sedang gundah, melipur tiap tetesan resah gelisah.
Duhai pujangga merindu yang dilanda pilu. Aku masih di sini untuk memetik asamu yang berhamburan, menggenggam hatimu yang terbiarkan, menemani jiwamu yang kehilangan sandaran.
Sepi malam ini, 19 Februari 2020