Setelah beberapa jam bercerita, tim evakuasi pun pergi dari kantor polisi, dan berpamitan juga kepada Nabila “ Nak, bapak pergi dulu yaa, kamu sama pak polisi dulu disini ya”. Ucap Tim evakuasi. “Baik pak. Makasih ya pak!”. Ucap Nabila . Tim evakuasipun kemudian berjalan keluar, pergi meninggalkan Nabila. Nabila dengan mata yang terus berkaca-kaca, yang ingin melihat keadaan keluarganya.
Pak polisi pun memanggil Nabila. “Nak, sini nak…”. Ucap pak polisi. Nabila pun menghampiri pak polisi dan menjawab “ Iya pak polisi..”. “Nak, kamu ikut sama bapak ya, kerumah barumu tempat tinggal baru”. Ucap pak polisi. “pak, saya punya rumah kok, saya tinggal samakeluarga saya pak”. Ucap Nabila dengan wajah kebingunan. “ iya nak, untuk sementara kamu tinggal dirumah baru ya, sampai kamu dewasa dan mengerti. Setelah dewasakamu boleh kembali ke rumah lama mu”. Ucap pak Polisi. “Baik kalau gitu pak, saya turuti mau bapak”. Akhirnya Nabila mengikuti arahan pak polisi, mereka berdua berjalan keluar menuju motor pak polisi untuk pergi ke rumah baru Nabila, yakni Panti Asuhan.
Sesampainya disana, Nabila melihat banyak sekali teman-teman seumurannya yang sedang bermain-main dihalaman rumah. Dengan tersenyum ia langsung menghampiri mereka yang sedang bermain. “Halo semua, aku Nabila..”. dengan wajah tersenyum lebar, sambil melambaikan tangan . “Halo Nabilaa …..”. Teman-teman panti asuhan pun balik menyapa dengan senyuman. Nabila merasa sangat bahagia dan senang, karena banyak sekali teman seumurannya. Ia sejenak bisa melupakan keluarganya yang yelah tiada, walaupun terkadang ia mengingatnya, tetapi tidak terlalu terpuruk seperti biasanya.
Pak polisi menghampiri Nabila. “Nabila, ayo kita masuk dulu, bapak akan titipkan kamu kr pemilik rumah ini”. Ucap pak polisi dengan wajah tersenyum. “Baik pak polisi, aku akan ikut sama bapak”. Ucap Nabila sambil tersenyum lebar. Pak polisi dan Nabila pun masuk ke rumah pemilik Panti Asuhan tersebut dengan mengucap salam. “Assalamualaikum….”. Ucap pak polisi dan Nabila”. “Waalaikumussalam…., eh mari masuk pak, nak…”. Ucap pemilik Panti dengan mengajak Pak polisi dan Nabila masuk kerumah. “Silahkan duduk Pak, Nak”. Ucap pemilik panti. “Baik, terimakasih bu”. Ucap pak polisi. Akhirnya mereka pun duduk sambil bernafas sejenak.
“Hhhh…. Begini bu, saya mau menitipkan Nabila di panti asuhan ibu, dia adalah anak dari korban longsong kemarin, dan semua keluarganya sudah tiada. Jadi sekiranya saya ingin menitipkan anak ini kepada ibu”. Ucap pak polisi sambil menghela nafas karena merasa iba dan tidak tegaan. “Masyaallah, pak, saya tidak keberatan sama sekali. Dengan bapak menitipkan Nabila ke Panti asuhan ini, kami merasa senang. Insyaallah daya dan pengurus panti lainnya aka menjaga Nabila dengan baik disini pak..”. Ucap pemilik panti. “Alhamdulillah kalau begitu, baik bu terimakasih banyak ya bu. Saya sangat bersyukur”. Ucap pak polisi. “Baik pak, sama-sama. Semoga Nabila bida betah disini, dan melupakan kejadian yang menimpanya”. Ucap pemilik panti. “Aamiin… saya pun berharap demikian bu, karena ia masih kecil dan sudah mengalami kejadian yang tragis pada keluarganya”. Ucap pak polisi. “Baik pak, insyaallah saya akan menjaga Nabila dengan sepenuh hati.”. ucap pemilik panti.
Setelah berbincang-bincang, kemudian pak polisi ijin untuk pamit pada Nabila dan juka pemilik Panti. “Nak, bapak pamit tugas dulu ya, karena bapak sedang bertugas,. Kamu disini jaga diri baik-baik ya Nak, jangan nakal, harus rajin “. Ucap pak polisi sambil mengelus-elus rambut Nabila. “Baik pak, terimakasih bapak sudah mau antar aku ke ibu ini ya pak, aku seneng banget pak, disini banyak temen-temen, aku ga kesepian dan bisa main sama mereka”. Ucap Nabila dengan wajah riang. “Baik kalau gitu. Bu,, saya titip Nabila ya bu…”. Ucap pak polisi . “Baik pak”. Ucap bu kos. “Saya pamit,. Assalamualaikum…”. Ucap pak polisi sambil keluar menuju motornya. “Waalaikumussalam “. Ucap pemilik kos. Nabila pun ikut pergi keluar, melihat pak polisi berjalan ke motornya.
Setelah beberapa detik, Nabila memanggil pak polisi dengan kencang “ Pak Polisiiiiiiiiiiiii…… makasih ya pak… bapak baik banget… aku mau jadi polisi baik kaya bapak…”. Ucap Nabila sambil tersenyum lebar dan sambil melambaikan tangan. Pak polisi pun merasa terharu, matanya berkaca-kaca seakan ingin mengeluarkan tetesan air mata yang ia tahan. “ Semoga kamu betah ya Nak, maaf bapa hanya bisa antar kamu ke panti asuhan”. Ucap pak polisi dalam hati sambil melambaikan tangannya ke Nabila.
Pak polisi pun mulai naik ke motornya, menyalakan mesin. Kemudia melihat ke Nabila lagi dengan wajah menahan sedih. Setelah itu ia menjalankan motornya dan pergi dari panti asuhan tersebut. Setelah itu, Nabila ikut bermain bersama teman-teman yang ada di panti asuhan.
“Nabila, kamu dari mana nab? Kok baju kamu kotor?” Ucap jojo teman Nabila di Panti asuhan. “Iya nih Jo, aku habis jatuh…”. Ucap Nabila sambil mengenang kembali kejadian yang telah terjadi sebelumnya. “Emangnya kamu jatuh kenapa?” Ucap jojo. Nabila pun hanya diam sambil menggigit bibirnya.
“Nabilaaa, Nabilaaa….” Ucap ibu Ros, pemilik panti asuhan. “Iya buu…,, aku disini”. Ucap Nabila. “Sini Nak…,” Ucap ibu Ros. Nabila menghampiri Ibu Ros. “Ada apa bu?”. Ucap Nabila. “Kamu mandi dulu ya,. Lalu ganti pakaianmu, itu baju kamu kotor”. Ucap ibu kos. “Oh iyaa…., Baik bu. Kalau gitu aku mandi dulu nya. Toiletnya dimana bu? Dan aku ga punya pakaian bersih bu..”. Ucap Nabila sambil berwajah sedih . “Tenang, ibu ada baju nih buat kamu, kamu pakai yaa. Kebetulan ini baju anak almarhum ibu dulu. Oh iya kamar mandinya disebelah kanan ya Bil…”. Ucap bu Ros. “Waah…terimakasih ya bu, aku seneng banget dapet baju. Yaudah aku pergi mandi dulu ya bu..”. ucap Nabila. Akhirnya Nabila pun pergi berjalan ke arah kamar mandi, untuk membersihkan badannya. Dan bersiap- siap untuk memulai kegiatan yang ada di Panti Asuhan.
kamar terdiri atas empat orang. Ada Nabila, Nisa, Ana dan Sinta. Ana dan Sinta sangatlah merwajah jutek terhadap Nabila, tetapi Nisa adalah oramg baik yang akan menemani Nabila hingga dewasa dan menjadi sahabat dekatnya.
“Eh Nabila, lu kan orang baru disini, bisa ga jangan belagu, jangan sok caper sama bu Ros”. Ucap Ana kepada sinta dengan wajah sinis. “Loh emangnya apa yang aku lakuin ? Aku ga ngerasa salah kok, lagian amu ga caper sama bu Ros”. Ucap Nabila membalas Ana. “Alesan Aja lu,. Udah lu sekarang tidur dibawah, kalau sampe lu lapor ke bu Ros, habis lu sama gue.”. Ucap Ana dengan mengangkat tangannya menuju lehernya (tanda Ancaman). “Hmmm…. Baiklah..”. Ucap Nabila Sambil berwajah tersenyum. Nabila tidak pernah mempunyai rasa dendam terhadap teman-teman sekamarnya,. Bahkan orang yang sudah jahat padanya. Karena ia akan selalu ingat apa yang dikatakan oleh orangtua nya, bahwa kejahatan tidak harus dibalas kejahatan. Kejahatan harus dibalas dengan kebaikan dan kesabaran.
Kesabaran memiliki makna yang sangat luas. Kesabaran akan menuntun kita pada kebaikan. Bersabarlah, maka semuanya akan terobati dengan rasa bahagia.