Raja dan Ratu Sehari

Duhai senangnya


Pengantin baru.


Duduk bersanding bersendau gurau.


Aduh senangnya pengantin baru.


Duduk bersanding bersendau gurau.


Bagaikan Raja


Dan Permaisuri


Tersenyum simpul


Bagaikan bidadari


Duhai senangnya


Menjadi pengantin baru.

Ratih, gadis berparas ayu, dengan pakaian pengantin adat jawa tapi sesuai dengan busana muslim itu menghela napas lega karena para tamu sudah tidak nampak lagi. Sehingga sejoli itu bisa memasuki kamar pengantin. Tapi jangan dibayangkan looknya seperti penganten bergaya muslimah srperti jaman sekarang. Meski sederhana, aura yang terpancar dari Ratih nampak elegan.

" Mas terimakasih ya..." Ujar Ratih dengan nada lembut. Sementara itu Ratno masih asik melepas jasnya yang berwarna hitam legam. Tubuh kekar suaminya akibat latihan yang ada di militer bukan karena gym atau mengkonsumsi suplemen terlihat dari kemeja putih yang pas di badan.

"Thank you? For what?" Ujar Ratno, setengah berbisik. Suaranya yang terdengar serak, mengintimidasi membuat jantung Ratih makin berdegup semakin kencang.

Dug


Dug


Dug.

"Terimakasih karena berkat Mas,  mimpi menjadi ratu sehari bukan hanya sekedar mimpi." Kata Ratih tulus. Bibirnya agak gemetar. Bukan karena takut tapi karena efek debaran jantungnya yang tak beraturan.

" Mas yang harusnya terimakasih karena kamu mau menerima Mas apa adanya." Ratno menyentuh pipi ranum isterinya dengan lembut. Ratih tersipu, malu.

"Mas..." Ucap Ratih masih dengan nada lembut.

" Ya..." ujar Ratno.

" Mas masih punya wudhu?" Ratih bertanya, lirih. Hati-hati. Rasa malu masih melingkupi.

"Hmm... Masih, ada apa?" Ratno bertanya, pura-pura tak mendengar.

"Aku wudhu dulu ya." Pamit gadis manis itu. Begitu rambut panjangnya sudah terbebas dari sanggul. Masih dengan kebaya dan jarik, Ratih meninggalkan suaminya yang sedang menghadap meja rias.

"Cepetan ya sayang, mas udah nggak sabar nih." Goda Ratno. Senyumnya dibuat senakal mungkin.

"Sabar apaan Mas?" Tanya Ratih, polos. Mukanya merona.

"Nggak sabar salat bersama makmum yang paling cantik sedunia."

"Gombal teles. Yo wis, aku ke kamar mandi dulu ya."

"Iyaaaaa sayangku, cintaku, permata hatikuuu."

Dengan hati berbunga, Ratih menuju kamar mandi untuk berwudhu.

Tak lama kemudian dua sejoli ini tenggelam dalam salat sunah sebagai wujud rasa syukur mereka atas kuasaNya yang telah memantapkan dua hati yang berbeda untuk bersama-sama mengarungi bahtera rumah tangga.

Ratih mencium tangan suaminya usai salam penanda akhir salat.



BERSAMBUNG

Gimana ceritanya? Semoga suka. Jangan lupa komentar, like, subkribe ya. Terimakasih.

Tegal, siang yang #Sendu.