Arsa mempercepat kepulangan mereka dari liburan di Bali. Ia rindu anak anak, namunLucy menahannya di paviliun sayap kiri
“Beristirahat dulu di kamarku.Kau kan masih letih.” Lucy menariknya masuk ke dalam.
“Aku tidak letih.”
“Aku belum puas bersamamu.” Lucy melingkarkan tangannya memeluk Arsa. Ia sempat melihat anak anak Arsaberkeliaran diluar.
Suatu kebetulan, Ia memang ingin mereka tahu kalau Ayahnya bukan hanya milik Ibu mereka.
“Kita bisa melakukannya lainwaktu.” Arsa mencoba memberi pengertian Lucy.
“Sebentar saja. Setelah itu kauboleh pergi.”
Arsa akhirnya mengalah dan mengikuti Lucy ke kamar.
Ia enggan bertengkar dengan Lucy.Pertengkaran hanya akan membuatnya tertahan lebih lama di kediaman istri pertamanya. Lucy pasti akan merajuk dan memecahkan semua barang. Kalau sudahbegitu Arsa malah akan berahir dengan membujuknya.
Reena menelan saliva, Ia harus memikirkan ide untuk membuat Anna teralihkan dari memikirkan ayahnya “Anna, kau mau mainmandi busa?”
“Kata bunda tidak boleh seringmain busa.” Anna pintar. Ia selalu ingat nasehat dan larangan bundanya.
“Mulai sekarang boleh. Jangansering sering main diluar, main saja didalam.” Reena menggendong Emir ke kamarmandi. Anna mengekor.
Reena melepas pakaian anaknya dan mengisi bathtub dengan shower gel hingga berbuih.
“Kita main busa.” Anna memekik gembira. Ia dan adiknya sibuk meniup niup busa dan lupa pada pemandangan yang tadi dilihat di paviliun sayap kiri.
Sementara Reena menatap pilu keduanya. Ia duduk di pinggir bathtub dan berpikir. Sampai kapan Ia harus mengurung anak anak agar tak berkeliaran ke tempat Lucy?
KLING! Bunyi pesan masuk diponselnya. Reena meraih ponselnya dengan setengah hati. Ia tahu siapa yang mengiriminya pesan. Hanya perempuan itu satu satunya orang yang rajin mengiriminya pesan
‘Kami rasanya seperti pengantin baru.’ Lucy mengirim teks dan foto foto perayaan ulang tahun pernikahannya di Bali. Kemesraannya dengan Arsa yang sengaja di pamerkan ke Reena.
Ini bukan kali pertama Reena menerima foto foto kemesraan mereka, sepanjang pernikahannya dengan Arsa selama lima tahun ini Lucy seperti sengaja menyiksanya.
Dulu Reena tak terlalu peduli, Iapikir Lucy memang berhak atas Arsa. Ia hanya penumpang di bahtera mereka.
Tapi sekarang, saat putrinyamulai menyadari, hatinya terasa sakit. Berpikir masa depan apa yang tengah Ia berikan pada kedua anaknya.
Ia memberi masa depan penuh siksaan saat Lucy memberi pemandangan yang mengundang rasa penasaran putrinya. Sekarangmungkin mereka bisa teralihkan, tapi lambat laun semakin bertambahnya usia mereka. Anna dan Emir akan mulai paham apa yang terjadi. Siapa ibunya, siapa Lucy dan siapa ayah mereka bagi Lucy
“Reen,ada apa?” suara teguran Simbok.
Reena menoleh, Ia memaksa tersenyum untuk menutupi gundahnya “Nggak ada apa pa mbok.”
“Anak-anak tumben siang siang main air.” Simbok heran. Tidak biasanya Reena membiarkan anak anak main air di jam tidur siang
“Anna tadi dari paviliun Bu Lucy.” Anna teringat. Ia bercerita pada Simbok
Simbok menoleh ke Reena, Reena enggan menceritakan. Ia mengangkat tubuh Emir dan membawanya ke bawah pancuran “Sudah waktunya kalian berhenti main air.”
“Yah nda.” Anna enggan keluar dari air
“Mbok,tolong Anna dibujuk.” Reena memakaikan handuk ke Emir dan pergi ke kamar anaknya. Ia sengaja menghindar dari mbok. Mbok sudah terlalu tua untuk mendengar masalahnya. Ia tak ingin terus terusan membebani Simbok.
Reena menghilang, Simbok menoleh ke Anna “Anna ngapain ke paviliun kiri?”
“Main.”Anna keluar dari bathtub dan membiarkan simbok menghandukinya
“Mbok tahu? Anna lihat papa pelukan sama Bu Lucy disana.” Anna bercerita tanpa menyadari keterkejutan Simbok.
Pantas Reena terlihat murung. Pantas anak anak diajak main air. Reena pasti khawatir kalau anak anak diluar akan ke tempat Lucy lagi.
Ini pertama kalinya Anna memergoki ayahnya. Bagaimana jika besok anak ini melihat pemandangan yang lebih dari pelukan. Simbok tak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan Anna. Mungkin Ia akan bertanya pada bundanya, dan mbok yakin Reena tak akan punya jawaban. Reena dan anak anak hanya penumpang dalam bahtera Arsa dan Lucy.
Arsa pulang dan melihat ke kamar anak anak, Reena terlelap disamping anak anak dengan buku dongeng di tangannya. Arsa menghampiri dan memindahkan buku dongeng ke atas meja belajar Anna.
“Reen.”Arsa mencium kening istrinya
Reena terjaga, Ia membuka mata. dan melihat suaminya yang sudah pulang. Seharusnya Ia bahagia. Setelah beberapa hari merindukannya, pria itu akhirnya pulang. Namun kebahagiaan itu meredup saat teringat pertanyaan Anna.
“Kau sudah makan?” Reena beringsut duduk dan menanyakan
Arsamenangkap ada sesuatu yang disembunyikan istrinya. Wajahnya tak tampak bahagia saat ia pulang.
“Reen,ada apa?”
“Tidak ada apa apa." Reena memaksa tersenyum.
“Akuakan siapkan baju gantimu.” Reena beranjak dari kamar anak anak tanpa menunggu jawaban Arsa.
Ia pergi ke kamar mereka dan mengambilkan piyama untuk Arsa. Saat mengambilkan Reena melamun. Berpikir apa Ia harus bercerai dan membawa anak anak pergi darisini.
“Reen.”Arsa yang menyusulnya menyentuh bahu Reena dari belakang dan memutar tubuh istrinya “Katakan.”
“Apa kita bisa tinggal di apartemen?”
Arsamenatap bingung “Kenapa tiba tiba berpikir untuk pindah ke apartemen?”
“Aku rindu kesana. Itu tempat pertama kita benar benar saling mengenal.” Reena beralasan.
“Kita bisa pergi kesana malam ini tanpa perlu pindah.”
“Aku ingin mengajak anak anak tinggal disana.”
“Itu akan merepotkanku.”
“Kau boleh datang seminggu sekali.” Reena benar benar sudah muak berada di paviliun dan menerima siksaan dari Lucy
“Tiga hari di tempat lucy saja aku sudah merindukanmu. Apalagi harus seminggu sekali.” Arsa gusar. Ia tak mengerti kenapa Reena tiba tiba seperti ingin menjauh darinya
Arsa menyambar piyama di tangan Reena dan pergi ke kamar mandi dengan membanting pintunya. Berpikir kenapa sulit sekali mengetahui isi hati Reena. Setelah lima tahun mereka menjalani biduk rumah tangga seharusnya sudah tak ada rahasia. Tapi Reena masih saja seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
Reena mengigit bibir, matanya basah. Ia menangis tanpa suara, Ia tak mungkin mengatakan apa yang terjadi sejak Ia melahirkan Emir. Lucy menyiksanya dengan foto foto kemesraan wanita itu dengan Arsa. Seolah Ia hanya mesin pembuat anak bagi Arsa dan hanya Lucy yang benar benar memiliki suaminya.
Dan dua tahun belakangan Lucy juga menyiksa anak anaknya dengan memberi perhatian pada anak anak Dayu. Lucy memberikan jajanan di mobilnya pada anak anak pembantunya saat Emir dan Anna tengah bermain bersama mereka.
Lucy seperti sengaja menyetok jajanan dan memberi pemandangan yang membuat Anna bertanya “Kenapa bu lucy hanya baik ke vito dan jody nda?”
Reena menyeka air mata saat pintu kamar mandi terdengar dibuka. Ia memalingkan wajah tak ingin Arsa melihat genangan di matanya “Aku akan menyiapkan makan malam.”
Reena berlalu, meninggalkan Arsa yang bingung. Ia baru saja ingin meminta maaf pada Reena namun sepertinya Reena menghindar.
*****
Novelini merupakan sekuel dari novel Pernikahan Tanpa Cinta
Blurb
Reenaatlet bulu tangkis profesional yang tak mengira hidupnya akan dijungkir balikkan dalam semalam.Kehadirannya sebagai tamu pada gala premiere film di Phinisi cruise berakhir menjadi malapetaka. Ia kehilangan keperawanan.
Tiga bulan setelah malam mengerikan itu Hara aktor yang merengut keperawanannya ditemukan tewas karena over dosis. Parahnya Hara ternyata merekam apa yang diperbuatnya pada Reena.
Skandal Reena meluluh lantakkan karir atletnya dan menguncang bisnis orang tua Hara. Ditambah Reena hamil.
Arsa kakak Hara berniat mengambil alih tanggung jawab menikahi Reena sampai bayinya lahir. Ayah Reena sendiri yang menjadi managernya meminta putrinya melakukan aborsi.
Negosiasi terjadi antara Arsa dan Ayah Reena yang menghasilkan kesepakatan pernikahan tanpa cinta.
“Bagaimana bisa mamamu tega menyuruhmu menikahi perempuan itu.” Lucy terisak. Ia benar benar khawatir posisinya sebagai menantu satu satunya akan berubah dengan kehadiran Reena.
“Hanya enam bulan sampai Ia melahirkan. Mama pasti sudah menjelaskan padamu. Ini demi legalitas hukum untuk mengambil anaknya. Mama butuh pewaris.” Arsa memberi pengertian.
“Hanya demi pewaris mamamu tega mengabaikan perasaanku. Aku istrimu Sa. Aku tak mau diduakan.” Lucy mengeraskan isaknya. Seolah langit runtuh dan Ia korban yang teraniaya.
“Lucy, semua akan baik baik saja.Aku tak akan pernah memberikan hatiku padanya.”
“Bagaimana kalau ia merayumu?”
“Dia bukan kau Lucy. Aku hanya memujamu.” Arsa meyakinkan istrinya.