PART 6. IBU TAK SAYANG KAMI

BOLEH JADI WANITA LEMAH,TAPI JANGAN BODOH


Itu karena tekanan yang dialami Kak Iin selama tinggal bersama Ibu. Hubunganku dengan Kakak dan adikku baik-baik saja. Hanya Kak Yuli yang sering berseteru dengan Ibu. 

Yana tinggal di Batam dengan suaminya. Ibu yang sekarang telah menjadi janda untuk kedua kali, tinggal berdua saja dengan Thomas  anak angkatnya.

Ibu punya pendapatan tiap bulan. Dari hasil kerjanya di Asuransi, Ibu bisa membeli tanah dan mendirikan rumah bedeng untuk dikontrakkan dengan hasil kerjanya.

Ada enam kamar bedeng, semua sudah di bagikan oleh Ibu sebagai warisan, untukku dan dan ketiga saudaraku. Dua kamar bedeng lainnya Ibu berikan untuk Thomas.

Lagi-lagi Kak Yuli marah ke Ibu.
"Kenapa Thomas yang hanya anak angkat, di berikan bagian yang lebih banyak dari keempat anak kandungnya?"
Ibu dan Kak Yuli sempat bersitegang karena ini.

"Terserah Ibu, hak Ibu mau memberikan ke siapa dan berapa besar jumlahnya."
Dan Kak Yuli juga mengungkapkan kebenciannya untuk Ibu, padaku.

"Ibu tidak adil pada kami anak kandung Ibu!" Lalu Kak Yuli pergi.

Pernah suatu hari Kak Yuli ribut dengan  istri tua. Lalu minggat dan tinggal di rumah bagian Kak Iin yang sudah Ibu berikan. Rumah itu di perbaiki di renovasi, setelah bagus, rumah itu dijual oleh Kak Yuli. Dan uangnya pun tak dia berikan ke Kak Iin.

Ibu marah. Dan mereka bertengkar lagi. Biasanya aku yang mendamaikan mereka.

Begitulah cerita sekilas tentang keluargaku. Itu sebabnya setelah lulus SMA aku memilih tinggal bersama Kak Yuli, karena Ibu tak mau terbebani oleh anak kandungnya. Dia hanya senang tinggal bersama anak angkatnya, Thomas.

Mungkin juga karena ke empat anaknya perempuan, Ibu ingin anak lelaki. Dan perceraian Ibu dengan suami pertamanya, yaitu ayahku dan tiga saudaraku membuat Ibu tidak begitu care dengan kami anak kandungnya.

Dengan suami kedua, Ibu tidak mempunyai anak, sampai suami keduanya meninggal. 

*****

Bersambung




Komentar

Login untuk melihat komentar!