Candu Office Girl (1}

Ayudya melangkah agak gugup mengekori sepupu jauhnya Linda yang sudah lama bekerja di Sinar Timur Enterprise, hari ini dia memulai pekerjaannya sebagai Office Girl di perusahaan besar itu. Latar belakang pendidikan Ayudya sebenarnya bagus namun saat ini belum ada lowongan kerja untuk gadis itu. Linda mau tidak mau menempatkan Ayudya di bagian Office Girl namun sepupunya itu bersikeras agar bisa masuk di Sinar Timur Enterprise dan dekat dengan Linda bekerja. 

 

Ayudya memang baru saja tiba di kota ini ia baru mendapatkan kesempatan merantau seperti Linda setelah ijin dari ayahnya keluar. Butuh waktu cukup lama agar ayahnya bisa luluh dan mengijinkan Ayudya ke kota besar untuk merantau mencari pengalaman hidup.

"Ini ruangan pantrynya kadang ada karyawan  yang minta tolong dibuatkan minuman. Ingat disini tidak ada yang tahu jika kita masih kerabat. Jaga kelakuan dan sopan santunmu mengerti ?" Suara Linda kakak sepupunya yang terpaut sepuluh tahun dengannya itu memecah lamunan Ayudya. Mereka memang sepakat untuk tidak mengatakan kepada siapa pun tentang kekerabatan mereka. 

 

Linda seorang wanita dewasa yang berumur empat puluh tahun dan masih lajang. Di kampung mereka berasal tentu Linda akan dicap sebagai gadis tua atau perawan tidak laku, karena biasanya seumuran Linda perempuan di sana sudah memiliki anak dan bahkan cucu. Namun Linda tak ambil pusing apa kata orang ia sudah cukup puas dengan pencapaiannya sekarang. Dengan gaji yang besar serta bonus yang tak sedikit Linda sudah mampu menaikkan kedua orangtuanya ibadah haji dan membelikan ayahnya sepetak tanah untuk berkebun. 

 

Orang tuanya pun mencoba mengerti jika Linda jarang pulang ke kampungnya atau bahkan hanya setahun sekali saat mudik lebaran saja. Posisinya sebagai sekretaris utama ceo Sinar Timur membuat ia harus bekerja lebih keras lagi dibanding pekerja lainnya. Lalu disini lah Ayudya bersamanya, ibu Ayudya meminta agar anak gadisnya itu bisa bekerja di tempat Linda meski tidak enak perasaan bagi Linda karena hanya bisa menempatkan Ayudya di posisi paling bawah. 


Namun ia mengingatkan Ayudya jika di tiap tahunnya perusahaan mereka membuka semacam tes untuk karyawan agar bisa menempati posisi lebih baik lagi sesuai dengan jenjang pendidikan dan pengetahuannya. Ayudya tinggal bersikap baik, belajar dari orang sekitar dan menunggu kesempatan itu datang.

"Selama kamu disini, kamu akan dibimbing oleh mba Atin, beliau sudah cukup lama disini. Kalau ada apa-apa tanya mba Atin yaa jangan ragu karena saya sangat sibuk dan mungkin tidak akan punya waktu untuk pertanyaan-pertanyaan kecil."

Ayudya mengangguk paham ia tahu kakak sepupunya itu punya watak keras, disiplin tinggi dan kadang bicaranya juga blak-blakan. Sekitar setengah jam Linda menerangkan tugas-tugas utama Ayudya dan pesan terakhirnya,

"Jangan sekali-sekali masuk ke ruangan pak Randu tanpa diminta oleh beliau, paham? Adalah kesalahan fatal jika membuatnya marah, mengerti? Dan saya tidak punya daya membantu kamu jika kamu ada masalah dengan pak Randu." Linda menekankan tiap kalimat yang ia lontarkan barusan. 

 

Ia tidak mau jika Ayudya berbuat ceroboh dan menyeretnya dalam masalah. Selama dua puluh tahun bekerja di perusahaan ini Linda tak pernah buat masalah sekecil apa pun. Ayudya menelan ludahnya sungguh nama Randu disebut seakan-akan berupa singa yang menakutkan oleh Linda. Sekretaris senior itu pun melirik jam tangannya sebentar lagi atasannya itu akan datang. Ia meninggalkan Ayudya ketika mba Atin datang dan memperkenalkan Ayudya sebagai Office Girl yang baru pengganti karyawati yang meminta resign.