Kuliah Sambil Kerja
Hidup ini indah, jika kita tahu jalan mana yang benar, bukan? kedengaran seperti lagu, ya? Ia, lirik ini benar, aku sudah membuktikannya, kalau tidak percaya, aku tantang kamu untuk melakukannya, hehe. 

Kita lanjut ke kisah ku yok!
 
Aku mencintai kegiatan baruku sebagai penyiar radio. Dari sinilah aku mendapat peluang kerja sebagai pelatih kegiatan ekstrakurikuler warcil (wartawan cilik) di salah satu Sekolah Dasar Islam Terpadu. Salah satu penyiar seniorku yang memberi peluang ini.

Aku melatih ekstrakulikuler ini selama kurang lebih satu semester, dikarenakan ekstrakurikuler ini digabung ke dalam ekstrakurikuler yang lain sehingga aku tidak melatih lagi.

Masih dimasa awal kuliah, aku tidak ingat tepatnya semester 1 atau 2. Di jam kosong menunggu dosen, kulihat tiga orang teman kuliahku sedang berbincang serius yang pada waktu itu kami belum begitu saling mengenal. Mereka adalah Andri, Habibun, dan satu lagi namanya Angga. Namun sayangnya Angga tidak menyelasaikan kuliahnya dan berhenti masih di tahun pertama kuliah sehingga kami belum begitu akrab. 

Aku tegak didekat pintu tidak jauh dari mereka mengobrol. Andri melihatku kemudian berucap "Olin," ia memanggilku untuk bergabung dengan mereka. 

Aku berjalan mendekat, "bahas apo ni?" Tanyaku. "Ini, lin, kami berencana nak kerjosamo buat layanan ngajar privat ke rumah-rumah, kelak kito tawarkan door to door," jawab andri. "Wah ide bagus itu" ucapku antusias. "Mau gabung?" Tanyanya.

 "Mau mau!" sahutku setengah bersorak, aku tidak bisa menyembunyikan semangatku yang membara, (kurang lebih dialognya seperti ini ya, tepatnya tidak ingat karena sudah lama). 

Aku sangat antusias ketika Andri mengajakku ikut andil didalamnya, bahkan nama yang dipilih untuk layanan bimbel kami adalah ideku "Key of Science" jika tidak salah.

Kami berbagi tugas, ada yang mengajar Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan baca Iqro'. Aku diberi tugas mengajar Iqra', dikarenakan aku perempuan, maka aku hanya ditugaskan  mengajar murid yang ada disekitar rumah ku saja. Sedangkan tiga teman ku mengajar disekitaran rumah mereka dan juga disekitaran rumahku yang menginginkan jasa kami. 

Jasa bimbingan belajar privat kami bertahan kurang lebih satu semester, setelah itu kami tidak melanjutkan lagi, kudengar salah satu teman kami berhenti kuliah, kami tidak sekelas sehingga kami tidak begitu akrab.

Dua semester terlewati dengan begitu apik, meski tidak banyak, aku bisa menghasilkan uang sendiri dari kegiatanku sebagai penyiar dan guru privat. Dari padatnya aktivitas kuliah, organisasi, dan bekerja, aku berpikir bahwa akan lebih baik bagiku jika aku tinggal di kos saja. 

Bukan karena aku tidak betah di rumah pisek, melainkan aku ingin lebih mandiri menghabiskan waktu ku untuk mencari kerja. Aku sudah mulai sangat sibuk, paginya kuliah, siangnya siaran, dan malamnya mengajar privat. 

Aku merasa tidak enak dengan pisek dan bibi jika tetap tinggal di rumah mereka. Awalnya ayahku tidak mengizinkan, sampai beberapa kali aku menelpon ayah dan meyakinkannya akan keinginanku untuk indekos. 

Akhirnya aku diizinkan tinggal di kos. Aku mendapatkan kamar indekos termurah dan paling sederhana di dekat kampus yang bisa ku sewa sehingga aku tidak perlu mengeluarkan biaya ongkos transportasi untuk sampai ke kampus.

Aku sungguh menikmati masa kuliahku. Setelah tidak lagi mengajar ekskul di Sekolah Dasar Islam Terpadu dan Jasa bimbingan belajar privat dari rumah ke rumah kami tidak lagi berjalan, aku diajak Andri untuk melamar di sebuh lembaga kursus yang letaknya tidak begitu jauh dari kampus kami. 

Syukur alhamdulillah, lamaran kami diterima. Kami bekerja disini sebagai staf sekaligus pengajar. Setelah mendapatkan pekerjaan ini, aku memilih berhenti dari berbagai kegiatan organisasi. Kegiatan yang masih kupertahankan ialah siaran di Radio L'baas karena aku tidak harus datang setiap hari ke radio, cukup datang ketika ada jadwal siaran saja.  

Aku dan teman terhebatku, Andri bekerja di Gunsa Course sejak kami semester tiga hingga menyelesaikan kuliah. Bahkan setelah lulus kuliahpun kami masih sempat bekerja disini. 

Gunsa Course berjasa dalam perjuangan kami menyelesaikan perkuliahan.  Alhamdulillah aku mendapatkan beasiswa dari semester 1 hingga semester 7. 

Di semester 1 aku mengajukan beasiswa tidak mampu, syukurnya aku menjadi salah seorang yang beruntung karena usulanku diterima sementara ada teman ku yang mengajukan tapi tidak mendapatkan beasiswanya. 

Biaya SPP semester satuku aman dengan beasiswa ini. Di semester 2, aku tidak lagi mengajukan beasiswa tidak mampu karena IPK ku masuk kategori mahasiswa yang berhak menerima beasiswa prestasi dari kampus. 

Bahagianya aku luar biasa karena ada teman yang bilang bahwa aku akan tetap mendapatkan beasiswa tersebut hingga semester akhir perkuliahan jika aku bisa mempertahankan nilaiku untuk tidak menurun setidaknya jangan sampai dibawah ambang batas persyaratan penerima beasiswa berprestasi. 

Aku kuliah dengan giat dan nilaiku aman sebagai penerima beasiswa, sehingga aku tidak membebankan ayah untuk membayar SPP semesterku selama kuliah. Namun, beasiswa tersebut dihentikan di semester 7, ini kebijakan kampus dan aku tidak berekeberatan karena beasiswa ini sudah sangat membantuku selama ini, lagi pula aku punya tabungan untuk membayar SPP Semester 8 ku. 

Selama kuliah tentu saja ayah masih mengirimkan aku uang untuk biaya makan dan sewa kos, hanya saja aku tetap bekerja agar dikala ayah sedang tidak punya uang dan belum bisa mengirimkan aku uang, aku bisa tetap makan.