Anakku yang Selalu Tersenyum(drama)
🌻Ketika seorang anak terlahir berbeda dengan anak lain🌻


Henry Wilson, begitu ia kuberi nama. Lahir di tahun 1939 pada sebuah musim semi yang indah. Seperti indahnya cuaca kala itu, ia tumbuh dengan ketenangan sikapnya. Ia tampak selalu  bahagia, tersenyum sepanjang waktu.

Ia selalu riang dan tak pernah bersedih. Dunianya hanya  bermain dan bermain. Bahkan ketika badai datang, dan kupeluk ia di sudut ruangan, dia malah tertawa melihat angin menggoyang-goyangkan pohon di luar.

"Hahaha, lucu sekali, apakah atap rumah kita mau terbang, Mom?" begitu tanyanya ketika melihat rumah reyot yang kami tinggali hampir rusak. 

Empat tahun usia Henry waktu itu. Sudah saatnya ia bermain dengan teman-temannya. Namun fisik dan kemampuan berpikirnya yang lemah selalu jadi bahan ejekan. Kadang aku  sendiri yang merasa  sakit hati mendengar Henry dicemooh dan direndahkan. Namun  buah hatiku itu  tetap tersenyum. Ia menganggap ulah teman-temannya itu  hanya permainan. Bahkan ketika disuruh-suruh, dia tetap melakukan dengan gembira. Tak jarang ia dipermalukan, tapi lelaki kecil bermata biru itu hanya menurut sambil tertawa.

 Henry  hanya berlari pulang saat teman-teman memukulnya. Ia berlari pulang sambil memegang kepala. "Mom, permainan teman-temanku tidak menyenangkan. Aku tidak suka," katanya. Dan sejak saat itu si kecil berambut pirang  tidak mau bermain dengan teman-temannya. Ia hanya tertawa dan menjulurkan lidah saat teman-temannya itu kembali memanggil untuk bermain. Ya, itu lebih baik. Aku juga tidak suka Henry bermain dengan mereka. 

 Usia Henry menginjak tujuh tahun. Tiba waktunya untuk sekolah. Namun guru malah memulangkannya. Ia tak boleh ikut sekolah. Kata guru, Henry tidak pernah paham dengan pelajaran di sekolah. Ia hanya tertawa dan bermain-main, tak mampu berpikir normal seperti anak-anak lain. "Anakmu idiot," begitu kata orang-orang. 

 Aku hanya bisa diam dan berusaha menerima keadaan. Bagaimanapun juga aku hanyalah janda miskin. Besar mimpiku untuk memiliki anak yang berguna. Tapi aku tak kuasa menolak takdir memiliki anak seperti Henry. Akupun tak pernah membenci Henry. Buatku ia hanyalah makhluk titipan Tuhan yang juga tak mengerti mengapa dunia yang dia hadapi kelam. Aku sangat menyayanginya, dan  bertekad untuk melindunginya semampuku. 

 Tahun 1954, Henry mulai tumbuh remaja. Ia masih senang tertawa dan bermain-main. Ia masih polos dan tak mengerti bahwa sebenarnya dunia ini kejam. Tapi ia mulai menyukai lawan jenis. Sebenarnya ini yang kutakutkan. 

 Christy, begitu nama gadis itu. Untunglah Christy gadis yang baik. Gadis cantik berambut panjang keemasan itu selalu menemani Henry sejak kecil. Di antara teman-teman yang lain Christy selalu memaklumi kebodohan Henry  dan selalu melindunginya dari cemoohan teman-teman mereka.

 "Christy, Christy, aku sayang kamu," kata Henry sambil mengejar Christy dengan setangkai bunga liar. 

 "Oh, bunga yang indah, terimakasih Henry," jawab Christy ramah, membuat wajah Henry memerah. Aku sering berpesan pada Christy supaya menjauhi anakku itu. Henry tak dapat berpikir normal, aku takut dia berbuat macam-macam pada Christy. 

 "Jangan khawatir Bibi, aku tahu Henry baik. Dia tak mungkin berulah yang tidak kusukai,"jawab Christy ketika kuutarakan hal tersebut. 

 Namun, sore itu Ada hal yang mengejutkan. Christy ditemukan terkapar tak bernyawa. Kepalanya berdarah, ada luka memar di pipi dan darah yang mengalir dari mulut.

 Henry tertawa-tawa di sampingnya sambil menggoyang-goyangkan tubuh Christy. Semua orang murka padanya. "Kamu pembunuh! Apa yang kamu lakukan padanya Idiot?"  cerca mereka.  

  "Christy tidak mau bangun, aku tak suka dengan permainannya," begitu kata Henry berulang-ulang. 

 Henry ditangkap polisi dan dibawa ke ruang tahanan. Tampak ia berlari-lari senang sesaat setelah memasuki ruangan itu. "Mainan baru! Mainan baru!" katanya gembira. 

 "Henry, " kataku sambil menahan tangis. "Baik-baik di.  sini ya. Mulai malam ini Mom tidak bisa menemanimu."

 "Tidak apa-apa, Mom. Aku akan bermain-main di sini," katanya sambil melompat-lompat riang. 

 Aku meninggalkan Henry dengan hati hancur. Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Benarkah Henry membunuh Christy? Segila itukah dia? Aku tahu Henry memang tak mampu berpikir normal, tapi aku tak pernah melihat jiwa jahat di hatinya. Bahkan dia selalu tersenyum saat orang menyakitinya. Apakah perasaan cintanya pada Christy membuatnya berbuat nekat? Ah entahlah. Aku pun tak mampu berpikir. Hatiku sudah sangat hancur. 

 Tibalah putusan pengadilan. Henry harus dihukum mati. Ia masih tertawa-tawa saat para algojo mengantarnya ke kursi listrik. Aku memeluk dan menangisinya. Sambil mengusap air mataku Henry berkata,"Mom, permainan Mom tidak lucu. Aku tak suka Mom menangis. Aku cuna mau main-main di kursi itu." Henry menuruti semua perintah algojo. Bahkan saat ia disuruh duduk di kursi listrik. "Kita mau bermain-main kan?" tanyanya riang saat sandaran kursi sudah menguncinya.

 "Ya," jawab algojo sambil menekan tombol listrik. Sesaat kulihat tubuh  Henry tergelak kaget dengan mata melotot. Lalu ia terkulai lemas. Buah hatiku yang tak mengerti dunia kini telah tiada. 

 Pagi itu aku menangis di makam Henry. "Kuharap kamu selalu tersenyum dengan damai di sana, Nak. Di dunia yang  mana kekejaman tidak ada."

  Ada beberapa peristiwa mengerikan setelah kematian  Henry. Sering ditemukan mayat gadis remaja yang meninggal karena diperkosa dan dianiyaya. Seorang pejabat pemerintah kota akhirnya tertangkap sebagai pelakunya.  Ia mengaku telah melakukan upaya pemerkosaan dan pembunuhan pada sepuluh gadis dan salah satunya adalah Christy. Tapi kasus Christy ini cukup berbeda. Pelaku sempat menganiyaya Christy hingga wajahnya memar  dan mulut berdarah. Seorang sahabat idiot Christy menolong. Mereka berlari dalam kejaran pelaku. Christy terpeleset, jatuh, dan kepala terbentur batu dengan sangat keras. Sahabat Idiot berusaha membangunkan Christy yang telah tak bernyawa. Pelaku meninggalkan mereka agar lepas dari hukuman, dan Si Idiot Henry dianggap sebagai pembunuhnya.

(Merupakan salah satu cerpen karya saya yang berada dalam buku antologi Tetesan Sendu terbitan Pena Baswara)

--------------------------------
🌻Jangan lupa ikuti cerbung saya yang lain:

-PELACUR TAK BERNODA-
Kisah seorang gadis yang terjebak di rumah bordil tapi tetap berusaha mempertahankan kegadisannya. Mengapa ia terjebak di situ? Bisakah ia menyelamatkan diri? Sebuah kisah yang sarat pesan moral untuk kaum wanita untuk bisa melindungi diri dan kehormatannya. Saat ini masih bisa diikuti secara free, hanya menunggu dukungan dari kalian saja.

-TEROR PENGANTIN BARU-
Fey si pengantin baru mengalami teror aneh. Dimulai dari sebuah bayangan nenek tua di cermin kamar mandi, Fey terlempar ke dunia seram antah berantah. Ia tak dapat membedakan mana nyata dan ilusi. Bisakah Fey keluar dari dunia itu. Cerbung yang tamat di part 13 dan hanya digembok 2 part saja.

-PETUALANGAN DI NEGERI MATEMATIKA
Cerita anak edukatif yang akan membuat anak anda menyukai matematika. Berkisah tentang Negeri Matematika yang menjadi kacau karena sang putri raja diculik penyihir. Jika Negeri Matematika hancur, semua angka di dunia akan hilang. Chiko dan Chiki berusaha menyelamatkan Negeri Matematika. Mereka dibantu seekor kelinci imut bernama Bublu dan seorang badut lucu bernama Tuan Jorjiu. Saat ini masih free dan membutuhkan dukunganmu

-MENJAWAB 100 PERTANYAAN TENTANG KUCING
Buku non fiksi yang membahas lengkap tentang kucing, tentang perawatan, menjaga kesehatan, steril, dunia kelam perkucingan, dll.

Komentar

Login untuk melihat komentar!