SUAMIKU SELINGKUH
Episode_1
"Astaghfirullah, noda apa ini. Kenapa seperti ... tidak mungkin, lalu ini darah apa." Desty yang baru saja pulang dari luar kota mendadak terkejut saat melihat noda merah di ranjangnya. Sedangkan suaminya di rumah hanya bersama asisten rumah tangganya.
"Apa ini perbuatan, mas Fahry. Tapi nggak mungkin, dia suami yang setia," batin Desty menolak jika semua itu adalah perbuatan suaminya.
Setelah itu, Desty mengganti seprai serta selimut di ranjangnya dengan yang baru. Tak lupa ia menaruh seprai serta selimut kotor itu ke keranjang tempat pakaian kotor. Usai menggantinya, Desty beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Badannya terasa sangat lengket.
Ritual mandi telah selesai, kini Desty memutuskan untuk turun ke bawah. Terlihat Sari asisten rumah tangganya yang bekerja sudah dua tahun itu tengah sibuk mengerjakan tugasnya. Sementara, Fahry suaminya mungkin sudah berangkat ke kantor. Desty berjalan menghampiri Sari.
"Sari, hari ini kamu belum beresin kamar saya ya?" tanya Desty.
"Belum, Nyonya. Tuan yang melarangnya, katanya mau diberesin sendiri," jawab Sari.
"Kenapa, mas Fahry melarang Sari untuk membereskan kamar. Sebenarnya apa yang terjadi tadi malam di rumah ini, tepatnya di kamarku dan mas Fahry," batin Desty. Rasa curiga semakin mendominasi.
Fahry memang tidak tahu jika Desty pulang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan. Curiga, apa mungkin Fahry sudah berhianat, jika itu sampai terjadi. Desty tidak akan tinggal diam, ia akan memberi pelajaran yang setimpal untuk seorang penghianat.
"Oya, semalam apa ada tamu yang datang ke rumah ini?" tanya Desty.
"Tidak ada, Nyonya." Sari menggelengkan kepalanya.
"Ok, oya semalam mas Fahry pulang kantor jam berapa? Apa kamu melihatnya." Desty kembali bertanya.
"Tidak, Nyonya. Saya tidak tahu, tuan pulang jam berapa," jawab Sari.
"Ya sudah, kamu boleh kembali bekerja," titah Desty. Sari hanya mengangguk dan kembali pada tugasnya.
Sementara itu, Desty memilih untuk duduk di sofa ruang tamu. Tiba-tiba saja ponselnya berdering, takut ada yang penting, ia segera meraih benda pilih itu. Satu pesan diterima, dengan segera Desty membuka pesan tersebut.
@Maya
[Des, ketemuan yuk. Ada yang mau aku bicarain, kamu udah pulang kan]
@Desty
[Iya, aku udah pulang. Mau ketemu di mana]
@Maya
[Tempat biasa aja, aku tunggu ya]
@Desty
[Ya udah, aku siap-siap dulu ya]
@Maya
[Ok]
Setelah itu, Desty bangkit dan beranjak menuju ke kamarnya. Ia akan bersiap-siap untuk pergi menemui Maya, sahabatnya. Setelah siap, Desty bergegas turun ke bawah, ia melangkahkan kakinya masuk ke mobil. Setelah itu Desty melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
***
Di sisi lain, saat ini Fahry tengah sibuk menemani seorang wanita ke rumah sakit untuk mengecek kandungannya, yang mungkin sekarang sudah berusia sekitar tujuh bulanan. Raut wajah Fahry terlihat begitu bahagia, begitu juga dengan wanita itu.
"Bagaimana keadaan kandungan istri saya, Dok?" tanya Fahry.
"Alhamdulilah sehat semuanya, Pak. Semoga lahiran nanti lancar ya," ujar dokter tersebut dengan tersenyum.
"Amin, semoga saja, Dok," sahut Fahry. Sementara wanita itu hanya tersenyum.
Setelah selesai, keduanya beranjak keluar. Sebelum pulang, Fahry akan mengajak wanita itu ke mall untuk membeli perlengkapan bayi. Awalnya wanita itu menolak, tapi Fahry memaksa, lantaran mereka tidak bisa pergi bersama seperti ini setiap waktu.
"Mas, kita beli online saja ya," pinta wanita itu.
"Memangnya kenapa? Kamu tenang saja, Desty nggak akan tahu kok. Dia belum pulang dari luar kota," jelas Fahry. Ia terus meyakinkan supaya wanitanya itu mau.
"Ya sudah, tapi jangan lama-lama ya, Mas. Aku udah pengen istirahat," balas wanita itu.
"Iya, Sayang." Fahry tersenyum, lalu mengelus perut buncit wanita yang duduk di sebelahnya.
Setelah itu, Fahry melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sementara wanita hamil yang kini duduk di sebelahnya memilih untuk melihat ke luar jendela. Sejak hamil, mereka memang jarang bertemu, dan pergi bersama seperti saat ini.
Di sisi lain, Desty kini tengah bersama Maya. Ia sudah menceritakan apa yang terjadi saat pulang ke rumah. Awalnya, Desty ingin merahasiakan, tapi ia butuh orang untuk membantu mencari kebenarannya. Terlebih saat Maya mengatakan jika ia sempat memergoki Fahry tengah jalan dengan seorang wanita.
"Terus aku harus gimana dong, May?" tanya Desty.
"Di rumah kamu ada CCTV-nya kan. Kenapa nggak coba kamu cek aja, jadi kamu tahu apa yang terjadi malam itu, tepatnya di kamar kamu," jawab Maya.
Desty menepuk jidatnya. "Kamu bener, kenapa aku nggak sampai kepikiran ke arah situ ya."
"Ya udah, nanti kalau pulang. Langsung kamu cek aja ya," ujar Maya. Sementara Desty hanya mengangguk.
***
Pukul tiga sore, Desty sudah tiba di rumah. Wanita itu tersenyum saat melihat jika mobil suaminya belum terparkir di garasi rumah. Itu tandanya, Fahry belum pulang, gegas Desty masuk ke dalam, dan tujuannya adalah ke ruangan yang ada di lantai atas. Yang biasa Desty gunakan untuk kerja.
Setibanya di ruangan tersebut, Desty segera menjatuhkan bobotnya di kursi. Rasanya ia sudah tidak sabar ingin mengecek hasil rekaman CCTV di rumahnya itu. Namun, ia juga merasa deg-degan, takut sesuatu yang tak diinginkan terjadi.
"Ya Allah, semoga mas Fahry tidak macam-macam di belakang aku," batin Desty, sebelum membuka hasil rekaman CCTV tersebut.
Rekaman telah dibuka, perlahan Desty memperhatikan hasil rekaman tersebut. Mulai dari ruang tamu hingga ke lantai atas. Tidak ada yang mencurigakan, Fahry memang pulang sendiri. Dan tidak ada tamu yang datang, tetapi saat masuk ke dalam kamar. Tiba-tiba rekaman menghilang, hal ini menimbulkan rasa curiga.
"Kenapa nggak ada, apa mungkin rekamannya sudah ... ini nggak beres," gumam Desty.
Dua puluh menit kemudian, rekaman kembali terlihat, dan detik itu juga mata Desty membulat sempurna. Bahkan, jantungnya berasa ingin loncat dari tempatnya. Sebuah rekaman memperlihatkan, dua manusia berbeda jenis tengah berada di balik selimut. Dada Desty berasa sesak, melihat pemandangan itu.
Hanya saja, Desty tidak tahu siapa yang tengah bersama suaminya itu. Lantaran terhalang posisi keduanya, Fahry memeluknya dengan erat. Dan orang itu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Fahry. Desty rasanya ingin muntah melihatnya, suaminya benar-benar sudah tidak punya perasaan lagi.
_______
Jangan lupa bantu follow, subscribe, love, komentar, dan bintang lima ya. Komentar kalian sangat berpengaruh, biar nulisnya lebih semangat lagi.