Bab 4. Risau
 =Untuk Indri, seseorang yang pernah menjadi bagian dalam hidupku. 

   Seorang wanita terkasih yang kucurahkan tetesan keringat dan airmata untuknya. 

    Seorang kekasih yang cintaku padanya tak akan lekang oleh panas dan tak lapuk karena basah. Itu sebuah janji dalam hati, ketika aku berikrar menerimanya sebagai seorang istri. 

   Namun janji itu tercerabut ketika talak telah terucap. Maafkan jika aku terlalu gegabah dalam menjatuhkan talak. 

   Indri, aku hanya berpikir, sebagai seorang suami, aku seperti sebuah duri yang menancap di kakimu, menjadi penghalang dan memberati langkahmu untuk berjalan mencapai kebahagiaan. 

   Aku seorang yang tahu diri Indri. Jika aku tak diperlukan dan hanya jadi beban untukmu, maka lebih baik aku pergi. =

    Mata Indri mulai mengaca, deretan hurup itu kini tampak buram. Dengan perasaan limbung dia menyeka airmata itu dengan punggung tangan serta berusaha menahan isakan. 

= Indri, carilah seorang lelaki yang kau idamkan, yang bisa memberimu setumpuk kemewahan dan kesenangan. 

    Aku tau, yang kau perlukan bukan cinta yang tulus dan kasih sayang, tapi limpahan materi. Sayang sekali, Zainal ini hanya seorang pemuda miskin yang hanya memiliki cinta berlimpah tapi miskin harta. Tentu kau sangat menderita bersamanya. =

    Kini Indri meraung, duduk bersandar di dinding kamar seraya menghentak hentakkan kakinya. Rasanya tak sanggup lagi membaca surat Zainal. Hatinya hancur. 

   Namun kembali dia menekuri kertas yang telah menjadi lusuh oleh remasan jemarinya itu. 

=Indri, ingatlah pesan terakhirku. Harta dan kesenangan yang kau kejar di dunia ini ada hisab yang kelak akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Tuhan. 

    Baju-bajumu yang tak cukup satu lemari, tasmu yang tak pernah bosan kau mengoleksinya, aneka asesoris dan perhiasan yang kau tumpuk, semua ada hisabnya, kelak. 

    Sudahi semua itu, Indri. Sekaya apapun suamimu nanti tak pernah cukup kaya untuk memenuhi ketamakanmu pada kemewahan dunia. 

   Kesenangan dunia itu ibarat seekor ular, licin dan lembut, namun begitu kau mengusapnya, taringnya akan melukaimu. 

    Selamat tinggal Indri, sampaikan permohonan maafku untuk Ayah dan Ibumu. Aku pergi ...! Uruslah surat cerai kita agar kau mudah untuk menikah dengan lelaki lain. 

                       ZAINAL 'ABIDIN

Note : kontrakan rumah sudah aku bayar, jika dia memintanya padamu lagi jangan kau beri. 

***

     Dalam pesawat pikirannya tiba-tiba melayang pada Indri. Mantan istrinya itu, mungkin sudah membaca suratnya. Semoga saja dia bisa berubah dan bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini. 

    Sebenarnya Zainal, sangat mencintai Indri. Namun sayang segelas air putih yang dia punya tak mampu menghapus dahaga Indri yang selalu merasa kehausan. 

    Sebagai seorang Sarjana Teknik, dia sudah melayangkan surat lamaran kerja ke beberapa perusahaan. Namun belum juga ada panggilan kerja. Karena itulah selama ini dia rela kerja apa saja. 

  Kadang dia di panggil ke rumah warga untuk memperbaiki kulkas, mesin cuci, AC dan sebagainya. Zainal mempelajari semua itu. 

   Pernah mertuanya menawarkan kerja di perkebunan miliknya, namun Zainal menolak karena bukan di sana bidangnya. 

    Kini tiba-tiba saja ada panggilan kerja dari sahabatnya, dia akan bekerja sebagai mekanik. Untuk pemula seperti dirinya pekerjaan itupun lumayan.

    Setelah berganti pesawat dua kali, akhirnya Zainal sampai di kota tujuannya. Sebuah kota kabupaten yang cukup berkembang. 

    Matanya celingukan mencari Arif. Lelaki teman SMA'nya itu tak jua terlihat. Zainal memilih duduk di ruang tunggu bandara dan merogoh ponselnya. 

    Dia sudah melepas nomor ponsel lamanya dan mengganti dengan yang baru. Hanya ada dua nomor kontak di dalamnya. Arif dan bibinya di kampung. 

   "Kenapa dia tak bisa dihubungi?" ada kekuatiran dalam benak Zainal. 

   "Apa yang sebenarnya terjadi? Arif bilang akan menunggunya tepat waktu," hatinya kembali bertanya. Risau. 

   Dia berusaha untuk membuat dirinya tenang dan tak berburuk sangka. Membuka aplikasi Al qur'an dan mulai tilawah. 


Komentar

Login untuk melihat komentar!