MONOLOG, DIALOG, PROLOG, EPILOG
🌹🌹🌹
MONOLOG
➖➖➖➖
Monolog merupakan percakapan seorang tokoh dengan dirinya sendiri. Hal yang dia ucapkan, tidak ditujukan kepada orang lain. Biasanya, monolog mudah dikenali dengan adanya dialog tag atau dialog narasi yang menyertai.
Contoh :
"Riani ... Riani ... please! Nggak usah lebay kalau berpapasan dengan Virgo!" Aku mengulang-ulang terus kalimat mantra ini, hampir seperti berbisik sendiri. Ahh, sialan ... Virgo semakin dekat.
"Nah, disapa, kan? Jadi keringetan gini, padahal mendung?!"
"Aku sudah gila!"
"Tuh, 'kan!" Aku mati deh.
💐💐💐
DIALOG
➖➖➖
Dialog merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Hal ini, mungkin menjadi hal yang penting dalam sebuah cerita, untuk menghidupkan jalan peristiwa. Ada namanya dialog tag atau penanda dialog, ada juga namanya dialog aksi. Penulisan dialog dalam novel atau cerpen, berbeda polanya dengan dialog dalam naskah drama.
Contoh dialog dalam novel/cerpen :
"Silvanni ... tumben kamu terlambat?" tegur Aroel.
"Ada masalah, Kang," balasku dengan cuek.
Contoh dialog dalam naskah drama :
Aroel : Silvanni ... tumben kamu terlambat? (bertanya dengan ekspresi heran)
Silvanni : Ada masalah, Kang. (Menjawab dengan wajah ketus dan sinis)
Lalu bagaimana dengan dialog dalam hati?
Untuk penulisan dialog dalam hati itu ada dua cara yang biasa digunakan. Yang pertama pakai tanda petik satu ('). Contoh:
'Aku benar-benar suka padanya,' kata Ferdi dalam hati.
Yang kedua, tanpa tanda petik, tapi tulisan dimiringkan.
Contoh :
𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘍𝘦𝘳𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.
Yang biasa digunakan itu yang kedua. Tanpa titik dua dan dimiringkan. Namun, jika menggunakan HP dan pakai Platform FB, biasanya butuh aplikasi khusus untuk memiringkan tulisan. Maka, boleh pakai cara petik (')
Semua dialog tanpa suara, cara penulisannya seperti di atas. Tinggal pilih, dan konsisten sampai akhir.
💐💐💐
PROLOG
➖➖➖➖
Prolog pada dasarnya merupakan pengantar cerita, yang dapat berisi satu atau beberapa keterangan atau cuplikan scene peristiwa inti.
Pertimbangan dasar dalam menulis prolog antara lain:
1. Memperkenalkan tokoh Protagonis, karena sisi protagonis ini biasanya disukai oleh pembaca.
2. Memperkenalkan setting (waktu, tempat, suasana) secara simpel dan sederhana. Jangan dibuka secara gamblang.
3. Menarik pembaca dan memberikan kunci-kunci konflik dari keseluruhan cerita. Dari penyajian cuplikan konflik, akan memicu rasa penasaran pembaca.
Prolog ini tidak wajib ada, tapi keberadaan prolog juga tidak dilarang. Jika dirasakan akan memberi nilai jual yang baik pada cerita, why not?
Prolog adalah pintu masuk dalam sebuah cerita, hindari beberapa hal berikut ini :
1. Prolog bukanlah pemandu utama 'dunia' dalam cerita. Meski di dalam prolog terselip setting, bukan berarti dijabarkan secara lebar selebar-lebarnya semua tempat, waktu dan suasana.
2. Prolog juga bukan tempat 'alay'. Mengenalkan tokoh harus secara elegan, bukan seperti perkenalan kuno.
Hai, saya Rindu, aku gadis yang cantik, mataku bulat, hidungku mancung, tinggiku 165CM, hobbyku makan tapi tak pernah gemuk dan aku suka membaca asalku dari Bandung.
[Salah besar]
Bandingkan dengan ini:
Aku adalah Rindu, gadis Bandung yang gemar membaca, kata orang-orang fisikku menarik, dengan mata dan hidung yang diciptakan sempurna oleh Tuhan.
3. Hindari plot poin terlalu banyak. Beberapa hal lebih baik diungkap pelan-pelan, daripada dibuka di prolog secara buru-buru.
4. Tentukan karakter yang akan dimunculkan dalam prolog. Malah, prolog bahkan tidak memerlukan karakter. Cukup berikan satu adegan dramatis dari konflik utama dalam cerita.
5. Pilih jenis bahasa. Bukan bahasa apa yang digunakan, melainkan bagaimana penyajian narasi yang akan dipakai. Misalnya, prolog tentang bencana masa silam, tentu bahasanya harus bahasa yang historys. Sementara, jika itu prolog cerita percintaan tentu harus dengan narasi yang romantis.
6. Konsisten. Prolog harus fokus pada satu hal, kejadian atau scene. Tidak boleh di tengah prolog, tiba-tiba kamu mengubah Point of View.
💐💐💐
EPILOG
➖➖➖
Epilog merupakan bagian penutup dalam cerita. Fungsinya untuk menghadirkan intisari dari keseluruhan kisah. Dalam drama, epilog disampaikan seperti sebuah pidato, memberikan kesimpulan atas keseluruhan isi naskah.
Epilog harus ditulis ringkas, sederhana, singkat dan padat. Tidak bertele-tele dan jauh dari ikhtisar cerita. Secara sederhana, epilog merupakan pengunci kisah pada tahap finish.
💐💐💐