Kamu Jahat, Mas! (5)
Sebelum membaca silakan klik Subscribe/berlangganan dan rate bintang lima jga ya.
Azril terpojok
"Lestii!"
Asih berteriak sekali lagi hingga wanita itu terkesiap dan segera membanting sapu tangan ke segala arah, pintu kamarnya terbuka nampak ibu mertua melotot sambil berkacak pinggang.
"Jangan malas kamu ya! Ini sudah satu bulan, dulu waktu aku baru melahirkan ga manja kaya kamu, dua Minggu abis lahiran aja langsung bisa beberes ga males kaya kamu," cerocos Asih dengan mata membelalak.
Eyeliner hitamnya menambah kesan seram. Namun, membuat amarah Lesti kembali membuncah, dipandanginya wajah Asih penuh tantangan.
Kini, suasana kamar berubah menjadi bising karena kedua bayi itu serempak menangis.
"Apa Ibu buta dan tuli?! Dari tadi anakku menangis mana sempat keluar kamar apalagi beberes, anakku itu ada dua! Aku kerepotan mengurusnya sendirian, lama-lama aku bisa gila diperlakukan begini sama kalian!" balas Lesti dengan berteriak.
"Sekarang, Ibu tenangin si kembar dan aku beberes, apa Ibu bisa?!"
Asih diam tercengang, tak menyangka menantu yang selama ini penurut berubah buas bagaikan seekor singa, beberapa kali ia menelan air liurnya karena merasa terkejut.
"Ayo tenangkan bayiku sekarang! Apa Ibu bisa?!"teriak Lesti sekali lagi, dadanya ngos-ngosan seperti orang yang baru saja berlari kencang.
"Lestii! Ga sopan kamu ya teriak-teriak sama ibuku!"
Tiba-tiba Azril datang sambil menenteng guling di sebelah tangannya, ia merasa kesal karena suara teriakkan Lesti mengganggu tidurnya.
"Apa kamu hah?! Mau nyalahin aku juga! Kalian sama saja bisanya nyalahin dan menuntut hal yang tak sanggup kulakukan, lebih baik aku matii!" teriak Lesti, lalu membenturkan kepalanya ke tembok.
Kedua bayi kembar itu menangis semakin kuat, Azril berlari menjauhkan tubuh Lesti dari tembok. Namun, wanita itu masih saja berteriak histeris sambil menangis.
"Kamu suami jah*t! Ga peduli sama anak dan istri! Kamu juga selingkuh sama pel4cur, biarkan aku matii!" teriak Lesti sambil mencakar wajah suaminya.
"Cukup Lesti! Sadar kamu!" Azril mengguncangkan bahu Lesti hingga tubuh wanita itu terguncang.
"Sudah berhenti, ada yang mengetuk pintu di luar," sergah Asih saat menyadari suara ketukan pintu dan ucapan salam.
Tangisan Lesti sedikit mereda, hanya masih sesenggukan sambil menyeka pipinya yang basah.
Sementara Asih gegas melangkah untuk membukakan pintu, saat pintu itu terbuka bola matanya membelalak.
"Kardi ... Rosminah," ucapnya tercengang saat mendapati kedua orang tua Lesti berdiri di hadapannya.
"Assalamualaikum, aku mau jenguk Lesti dan anaknya," ucap Kardi--ayah Lesti--
"Masuk."
Asih nampak malas menerima kedua tamu itu, bukan tanpa alasan, melainkan di masa lalu mereka sempat terlibat sebuah permasalahan hebat, ketiganya tak ada yang menyangka jika di masa depan akan menjadi besan.
"Di mana Lesti? aku tadi dengar teriakannya, kalian apakan anakku hah?" tanya Rosmina mengkhawatirkan putri sulungnya.
"Tunggu sebentar aku panggilkan."
"Tunggu! Jawab dulu pertanyaanku, kenapa tadi Lesti teriak-teriak," sergah Rosmina, merasa jengah dengan tingkah besannya.
"Dia sudah gil4! Setiap hari kerjaannya marah-marah sama teriak-teriak, kami pusing melihara orang kaya gitu," tegas Asih lalu melanjutkan langkah menuju kamar hendak memanggil Lesti.
Kedua orang tua Lesti saling berpandangan merasa heran, di hati Rosmina terselip rasa khawatir, takut jika putri sulungnya mengalami depresi pasca melahirkan.
"Lesti, cepat ganti baju dan rapikan rambutmu itu, Bapak sama Ibu kamu menjenguk tuh," cetus Asih sinis
Lesti mendongkak, binar kebahagiaan tampak terlukis di wajahnya, tak dipedulikan si kembar yang masih menangis, Lesti gegas ke depan menemui mereka dengan tampilan apa adanya, tanpa berganti baju ataupun merapikan rambutnya.
"Lestii!" Asih berteriak, tapi suaranya sedikit tertahan.
"Bapaak! Ibuu!" Wanita yang sedang mengalami masa nifas itu langsung menghambur memeluk kedua orang tercintanya.
"Ibu juga kangen sama kamu, mana si kembar?" tanya Rosmina sambil menitikkan air mata.
"Maaf gara-gara Bapak sakit jadinya baru jenguk sekarang," ungkap Kadir ia pun merasa iba terhadap putrinya.
"Aku ingin tinggal sama kalian aja, Pak, Bu!" Lesti terisak di pangkuan ibunya, sontak saja mereka saling memandang, firasatnya mengatakan jika Lesti tak bahagia tinggal di sini.
"Eh, Bapak, Ibu, apa kabar?" tanya Azril sambil menggendong bayi Nafisa, sedangkan bayi Nafis digendong oleh Asih.
"Mas syaa Allah cucuku, sini berikan aku mau gendong," pinta Rosmina menggendong Nafisa.
"Pak, lihat mereka lucu-lucu, ini pasti Nafis, dan ini Nafisa." Rosmina menciumi cucunya satu persatu, hal yang tak pernah dilakukan oleh Asih
Kadir menatap kedua bayi itu dengan binar bahagia, mencubit dan mwngelus pipi gembilnya, lalu tatapannya beralih pada menantunya.
"Bapak mau bicara sama kamu, Azril,"
"I-iya, Pak." Azril gelagapan, lalu menghempaskan bokongnya di sofa.
"Apa bener selama beberapa bulan ini Bapak kirim uang, Lesti ga pernah dikasih sama sekali? kamu pakai apa uang itu hah?!" mata Kadir setajam elang, cukup menghujam hati Azril.
"K-kata siapa, Pak?" Azril gelagapan.
"Jawab, Azril! benar atau tidak?!" tegas Kadir sambil melotot.
Azril nampak menelan air liurnya berkali-kali.
"E-engga kok, Pak," jawab Azril ragu-ragu.
"Bohong, Pak! Aku ga pernah tahu kalau Bapak suka ngasih uang, dia makan sendiri sama dia uang itu," sahut Lesti tiba-tiba memberanikan diri menyela.
Sontak saja mata Asih membulat sempurna, tak menyangka dengan tingkah laku menantunuya yang semakin berani, begitu pula dengan Azril ia gelagapan dan tercekat mendengar keberanian Lesti.
"I-iya, se-sebenarnya uangnya ada kok Pak," jawab Azril tergagap dan ragu-ragu.
"Kalau gitu tunjukkan sekarang, kalau kamu simpan di bank maka tunjukkan buktinya."
Azril seketika diam dengan mata yang membulat sempurna, bingung entah apa yang harus ditunjukkan pada sang mertua karena semua uang pemberiannya telah habis dipakai untuk foya-foya.
"Jangan diam saja, Azril!" tegas Kadir merasa geram.
Bersambung.
Kasih like, komen dan follow akunku ya.
Baca juga cerbungku yang lain.
BALASAN TELAK UNTUK SUAMIKU DAN ISTRI KEDUANYA___TAMAT
HUBUNGAN GELAP SUAMI DAN ADIKKU___TAMAT
PURA-PURA BODOH___TAMAT
ANAK ORANG KAYA____TAMAT