“Kak terima kasih, sudah mentraktirku kopi di sini,” ucap Afeesya. Saat ini, mereka baru saja keluar dari kafe setelah kurang lebih 2 jam duduk di dalam.
Tak ada pembahasan yang signifikan antara mereka. Bahkan, mereka lebih banyak terdiam dan lebih kaku. Hingga pada akhirnya, setelah dua jam berlalu. Afeesya memutuskan untuk pulang karena memang rasanya dia tak nyaman.
Jimmy mengangguk “Apa Vila mu jauh dari sini?” tanya Jimmy. Afeesya menggeleng.
“Tidak, Villaku sangat dekat dari sini.kasih kalau begitu sampai jumpa,” jawab Afeesya. Tanpa mendengar lagi jawaban dari Jimmy, Afeesya berbalik, kemudian More kakinya. Namun, langkahnya kembali terhenti ketika ketika Jimmy memanggilnya.
“Ada apa kak?” tanya Afeesya.
“Berapa hari kau berada di Bali?” tanya Jimmy, membuat Afeesya mengerutkan keningnya. tak biasanya Jimi bertanya. Bahkan jimmy hampir tak pernah menegurnya di kampus.
"Aku tidak tahu, mungkin aku hanya liburan beberapa hari,” jawab Afeesya. Tiba-tiba, jantungnya berdegup kencang kala melihat Jimmy menatap intens padanya.
Sungguh tidak pernah terpikirkan hal jni sebelumnya. Ia memang menyukai Jimmy. Tapi, ia tidak terobsesi dengan dosennya. Rasa suka yang dirasakan Afeesya pada Jimmy hanya sebatas rasa suka saja, tidak melebihi apa-apa. Bahka, Afeesya sama sekali tidak berniat untuk mendekati Jimmy.
Tapi saat ini, ia malah bertemu dengan Jimmy dan ia melihat seperti melihat Jimmy yang lain. Saat ini, Jimmi begitu ramah, berbeda saat Jimmi menjadi dosen di kampusnya.
•••
“Kau kenapa?” tanya Devano, sang kakak. Ia bertanya karena Afeesya erjalan sambil tersenyum. Afeesya segera menetralkan wajahnya, kemudian ia melirik ke arah sang kakak.
“Bukan urusanmu!” ketusnya, membuat Devano berdecak kesal. Adiknya memang menyebalkan.
waktu menunjukkan pukul sebelas malam, Afeesya yang baru saja ditelepon oleh sang ayah, berniat untuk tidur, karena ia begitu lelah. Namun, baru saja ia akan menutup matanya. Ponselnya kembali berdering, ada satu pesan masuk kedam ponselnya.
Dengan malas, ia engambil ponselnya, kemudian melihatnya. Matanya membulat, ketika melihat nama Jimmy di layar, ternyata Jimmy yang mengiriminya pesan.
“Tidak kau tidak boleh membalasnya dan jangan terlalu berharap banyak padanya,” gumam Afeesya. Ia mengurungkan niatnya untuk membalas pesan Jimmi dan memilih untuk mengabaikannya saja.
Entahlah, Afeesya ada yang aneh dari Jimmy. Walaupun Afeesya memang menyukai Jimmy. Tapi entah kenapa, hatinya berkata ada yang lain. Jadi, Ia memutuskan untuk tidak terlalu menghiraukan Jimmy, agar tidak terlalu terluka di kemudian hari.
1 bulan kemudian
Mobil-mobil sudah terjajar rapi di pelataran rumah milik Gema dan Khasia, semua tamu sudah berdatangan, menggunakan baju putih. Hari ini adalah hari kematian Tania dan Julian. ayah dari ibu dari Khalisia atau nenek dan kakek dari afeesya.
Julian dan Tania meninggal beberapa tahun silam, mereka meninggal hanya berbeda dua minggu. Tania, kala itu menderita penyakit komplikasi dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia, dan dua minggu kemudian, akhirnya Julian menyusul sang istri.
Gema membuka pintu kamar, kemudian ia menghampiri Khalisia yang sedang duduk di ranjang. Ia mendudukkan diri di samping istrinya, kemudian membawa Khalisia ke dalam pelukannya.
”Sudah, sayang. Tidak apa-apa. Ayo turun! semua tamu sudah datang!" ajak Gemma.
“Sebentar, Dad.” jawab Khalisia. ia menumpahkan tangisannya dipelukan suaminya. Selalu seperti ini, setiap tahun.
Ia sungguh merindukan ayah dan ibunya.
“Jangan seperti ini, Sayang. Mommy dan Daddy akan sedih jika melihatmu begini,” kata Gemma lagi sambil membelai punggung istrinya. Namun, bukannya berhenti, tangis Khalisia malah semakin menjadi-jadi.
Setelah bisa menguasai diri, akhirnya Khalisia menghapus air matanya, bangkit dari duduknya lalu turun ke bawah, di mana tamu-tamu pengajian sudah menunggu.
••••
“Gem!” panggil Rendra ayah Jimmy saat pengajian sudah selesai. Semua tamu-tamu udah pulang, hingga tinggal menyisakan beberapa kerabat saja.
Gemma yang akan mengantar Khalisia ke kamar menoleh. “Tar dulu, gue anterin bini gue dulu ke kamar,” ucap Gemma pada Rendra. Rendra pun mengangguk, kemudian ia menghampiri Jimmy yang sedang duduk sambil memegang ponselnya.
“ Jimmy! ayo ikut ayah, kita ngobrol sama Om
Gema,” ucap Rendra lagi, membuat Jimmy menghela nafas. Ia sudah tahu, apa yang akan diobrolkan oleh sang ayah.
“Lu mau ngomong apa, Ren?” tanya gema.
“Kalau soal perusahaan ntar dulu deh, gue masih harus nenangis istri gue dulu,” jawab Gemma lagi. Namun, secepat kilat, Rendra menggeleng.
“Game, gue punya ide, gimana kalau anak lu sama anak gue kita jodohin,” ucap Rendra membuat membuat gema mengerutkan keningnya.
”Jodohin?” ulang Gemma. Ia menatap Rendra dengan tatapan tak percaya.
“Gue kagak pernah kayak begituan, ntar aja lah tanya anak gue. Kalau anak gue ya gue setuju aja,” jawabnya Gemma lagi, sedangkan Jimmi hanya terdiam, ia tidak berniat menimpali ucapan ayahnya dan Gemma.
“Tapi tunggu, lu mau jodohin mau Jimmy atau mau jodohin Adam?” tanya gema lagi, karena Rendra mempunyai dua putra yaitu Jimmy dan Adam, yang hanya berbeda usia 1 tahun.
“Jimmy, Gem. Gue liat juga Afeesya suka sama Jimmy, begitupun Jimmi yang juga suka sama Afeesya. Bener kan, Jim?” tanya Rendra pada Sang putra. Jimmy yang sedang minum langsung tersedak, ketika mendengar ucapan sang ayah.
Gemma melihat ke arah Afeesya yang sedang berjalan dengan Amora, kemudian kembali menolehkan tatapannya ke arah Rendra.
“ Entar dulu lah, Ren. Gua gimana anaknya gue aja, enggak mau main jodoh-jodohan,” jawab Gemma. Ia melihat jam di pergelangan tangannya. “Gue ke kamar dulu ya. Gue mau nemenin bini gue dulu,” pamit Gemma, Rendra pun mengangguk setelah itu, Gema pun bangkit dari duduknya, kemudian ia berjalan ke arah lift untuk naik ke kamarnya.
•••
“Afeesya, bukankah itu dosenmu?” tanya Amora ketika melihat Jimmy sedang duduk dengan dengan Rendra.
“Afeesya, menoleh kemudian mengangkat bahunya acuh. “Lalu kenapa, ayahnya kan juga teman Daddyku," ucap Afeesya.
“Bukankah kau menyukainya?” tanya Amora lagi. Seketika, Afeesya membekap mulut Amora.
Dan tepat dengan itu, Jimmy menoleh ke arah Afeesya, membuat Afeesya jadi salah tingkah.
gens tinggalin komen ya. Ini ceritanya beda banget sama Khalisia