Kenapa KBM
Ini bakal jadi platform pertama non kurasi yang saya ulas.

Kenapa? Karena disini bibit naskah yang saya tanam sudah mulai berbuah. Dalam arti menampakkan hasil bahwa platform ini terbukti menjadi ladang cuan bagi penulis.

Saya kenal KBM belum lama.Baru bulan Oktober kemarin. 

Awalnya tidak tertarik karena melihat di Facebook sepertinya riuh. Sementara saya-nya introvert dan lebih suka mengintimi naskah atau main di Ipusnas.

Lalu mba leyla Hana, teman sesama penulis (yang duluan nyemplung di KBM) mulai cerita tentang pengembaraannya mencari rumah bagi naskah.

Rumah non premium dengan kategori yang mewakili penulis. 

- Tanpa kontrak abadi
- Adanya fitur hapus naskah
- Sistem pendapatan jelas

Dan rumah dengan kategori seperti itu menurutnya ada di KBM.

- Tanpa kontrak sama sekali
- Memiliki fitur hapus naskah
-  Monetize jelas bisa langsung dilakukan oleh penulis di bab 8.
- Dan satu lagi. Minimal penarikan pendapatan  Rp. 100.000 (lebih kecil dari platform yang memberlakukan kontrak abadi)

Hayo siapa yang nggak ngiler coba? Jadi setelah beberapa waktu  mempertimbangkan maka saya putuskan untuk menaruh naskah di KBM.

Naskah yang awalnya publish di platform asing saya boyong ke KBM.

Rencana awal updated seminggu sekali (seperti naskah saya di platform lain). Namun karena melihat kalau di KBM bab 8 baru bisa di monetize maka saya rubah menjadi daily updated.

Tips updated KBM : 

- Bab 1 Sampai 8 isi minimal 500 kata per bab
- Bab 8 sampai seterusnya isi  minimal1000 kata per bab (demi memuaskan pembaca yang sudah membeli bab terkunci)
- Updated bab baru usahakan jam 07.00 pagi atau 21.00 agar bisa terpilih untuk promo di KBM Seven.
- Pilih kategori naskah yang sesuai 
- Follow akun yang nol buku untuk mendapatkan prospek pembaca.



Saya sendiri di KBM sudah mempublish beberapa karya. Alasannya saya ingin menabur bibit karya yang lebih banyak.

Bibit yang banyak mungkin bisa menghasilkan buah lumayan. Walau belum bisa di prediksi panen melimpah atau tidak, minimal sudah ada buahnya.

Tabur bibitnya secara berkala (daily updated), taruh promonya di FB (agar menemukan takdir pembacanya) lalu lihat bagaimana naskahmu berbuah.

Itu yang saya alami seminggu terakhir. Bab yang tergembok belakangan berbuah. Walau belum banyak buahnya,minimal setiap hari rupiahnya bertambah.

Jadi kalau anda tanya kenapa KBM yang saya ulas pertama dan rekomendasikan,itu karena KBM yang memberi rumah bagi naskah tanpa aturan yang membebani penulisnya.

Sebaliknya memberi kemudahan tanpa kita harus terikat dalam kontrak platform atau memenuhi target jumlah kata.

Kalau bisa cuan tanpa kontrak di platform non kurasi seperti KBM ngapain juga harus kirim ke platform sana.

Perkaya diri jangan perkaya platform.Apalagi platform yang jelas minta HAKI penulis. Tinggalkan kalau saran saya.