Perasaan saya saja atau lebaran di tengah pandemi kali ini berlangsung nyaris seperti lebaran di hari-hari dahulu? Satu-satunya persamaan barangkali masker yang dikenakan masyarakat yang silaturahim, namun jaga jarak, tidak beramai-ramai silaturahim hingga menciptakan kerumunan? Pengalaman saya sepertinya tidak sendiri sebab tidak sedikit keluarga yang menerima tamu dalam jumlah besar, bukan belasan bahkan puluhan orang. Berkumpul di satu rumah berjumpa, saling sapa, sambil menikmati makan siang atau malam dari keluarga yang didatangi.
Saya dan suami jujur tersentak, saat menyaksikan ruangan yang sebenarnya cukup lega namun tampak dipadati keluarga besar, ketika kami ingin bersilaturahim dengan ibu mertua.
Cemas dan was-was, terlebih memahami sebelum para tamu berkumpul di satu ruangan tersebut, sangat mungkin mereka sudah bertemu keluarga besar lain yang jumlahnya juga tidak sedikit.
Ini berarti –meski berharap tidak- namun jika ada satu saja orang yang tanpa sadar dirinya membawa virus, maka dia berpotensi menularkan pada puluhan orang lain di hari raya. Atau jika kita pribadi termasuk yang sehat, bukan mustahil sebenarnya berjumpa satu penderita atau pembawa virus dari puluhan orang yang kita temui dalam ajang silaturahim lebaran.
Paranoid! Jangan berpikir buruk. Ayo kembangkan pikiran positif! Sebagian mungkin berkilah demikian. Namun mengingat berita-berita sebelumnya: Malaysia yang melakukan lock down internasional, lalu perkembangan di India yang varian virus terbarunya telah ditemukan di beberapa kota di tanah air, menunjukkan pernyataan barusan tidak berlebihan. Khususnya bila merujuk pada pernyataan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto yang mengungkap ditemukannya ribuan kasus positif covid-19 dari hasil pemeriksaan secara acak para pemudik.
"Kemarin jumlah pemudik yang dirandom testing ada 6.742 orang. Dari jumlah itu yang terkonfirmasi positif ada 4.123 orang," kata Airlangga di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin, 10 Mei 2021. Angka di atas sangat fantastis sebab berarti lebih dari 60% orang yang diperiksa acak positif covid 19, terpapar. Jelas melesat dari angka yang wajar untuk ditolerir.
Dengan pertimbangan di atas, tidak berlebihan pula rasanya jika kita yang di saat hari raya berjumpa dengan puluhan orang menetapkan aturan berjaga selama 2 pekan ke depan dan menjadikannya pekan-pekan kewasapadaaan. Kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa diri kita bisa jadi telah terpapar virus.
Dengan kesadaran itu maka kita akan merasa perlu melakukan langkah-langkah antisipasi seandainya kita benar terpapar. Beberapa hal yang bisa dilakukan jika tidak semua kita sanggup segera melakukan swab antigen adalah sebagai berikut.
Satu, tetap menjaga jarak dan menerapkan prokes bahkan dirumah, saat bersama keluarga inti. Dengan anak, istri, suami, orangtua, dan semuanya.
Di rumah sekalipun, selama dua pekan ini sebaiknya selalu mencuci tangan dengan sabun lebih 20 detik atau menggunakan hand sanitizer. Hindari kebiasaan menyentuh area segitiga wajah, yaitu mata, hidung dan mulut , karena melalui pintu inilah virus corona masuk pada tubuh manusia. Jika merasa tidak sehat, atau ada gejala, jangan tunda mengenakan masker dan menjaga jarak.
Dua, buat keluarga yang rumahnya mendapat kunjungan banyak tamu, bersihkan rumah dengan satandar prokes dan pertimbangkan menggunakan disinfektan.
Tiga, sempatkan untuk berjemur matahari pagi, jika memungkinkan dengan pakaian terbuka. Dua puluh menit saja di antara pukul 10.00 sampai 11.00 atau sekitar 8 menit di pukul 11.00 – 13.00. Itu adalah waktu yang cocok untuk sebagian wilayah Indonesia, saat ultra violet B yang bagus untuk kesehatan tercurah dari matahari. Waktu yang diyakini baik untuk berjemur mungkin berbeda, namun garis bawahi upaya maksimal untuk berjemur ketika matahari cerah.
Empat, selalu minum air hangat dengan kadar panas yang paling bisa ditoleransi lidah, terutama saat bangun tidur atau saat baru pulang dari bepergian. Lima, pilih makanan sehat dan bergizi khususnya sumber Vitamin C dan Vitamin E. Dianjurkan untuk mengonsumsi sayur dan buah sesuai dengan selera. Buah banyak mengandung vitamin, sedangkan sayur mengandung serat dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
Enam, jika ada suplemen kesehatan yang bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh, silakan konsumsi dua minggu ini.
Tujuh, hindari makanan atau asupan yang******gangguan kesehatan ringan, seperti gorang-gorengan, makanan terlalu lama disimpan, minuman terlalu dingin, jenis menu yang bahannya mengakibatkan alergi, alkohol, rokok, dsb. Jika kesehatan tubuh terganggu bahkan oleh penyakit ringan, seperti radang tenggorokan ringan sekalipun, akan mengurangi daya tahan tubuh.
Delapan, hindari begadang dan pastikan cukup istirahat dan tidur, karena kurang tidur dapat menurunkan imunitas tubuh. Orang dewasa membutuhkan tidur selama 7-8 jam. Sedangkan remaja membutuhkan 9-10 jam tidur dalam sehari.
Sembilan, hindari beban pikiran dan kelola berbagai tekanan persoalan. Stres yang tidak terkendali bisa meningkatkan produksi hormon kortisol yang dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh. Kondisi ini akan membuat kita mudah terserang penyakit, atau terjangkit virus.
Sepuluh, olahraga yang cukup tapi jangan berlebihan. Rutin olahraga selama 30 menit setiap hari, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi.
Silakan tambahkan sesuai dengan pengenalan masing-masing kita terhadap kondisi tubuh. Intinya selama dua minggu ini kita harus memberi tubuh perlakuan lebih istimewa di banding hari-hari sebelumnya karena adanya asumsi bahwa bisa saja kita tidak dalam keadaan benar-benar aman.
Tentu saja kita tidak berharap sesuatu yang buruk terjadi pada diri atau keluarga serta kerabat. Akan tetapi kita juga harus mengambil langkah terbaik untuk memastikan semua baik-baik saja. Terakhir walau sulit, namun tetap memelihara pikiran positif dan memperbanyak doa.
21 Mei 202
***
- semoga berkenan meninggalkan jejak cinta di halaman ini. Subscribe ke buku terbaru Asma Nadia ini, follow author untuk tips menulis gratis di inboxmu. Baca juga novel lain; Surga yang Tak Dirindukan 3, Nikah Tanpa Pacaran, Pertama Bilang Cinta, Bidadari untuk Dewa dan Assalamu'alaikum Beijing... tetap semangat berkarya walau di tengah pandemi...