Rumahku
Rumahku kan terbuat dari papan, dari lantai, dinding dan pintu pakai papan, yang tidak pakai papan cuma atap nya, atap rumahku dari daun rumput kering, rumput rumput yang tumbuh di danauku, rumput rumput itu di keringkan dahulu kemudian di tumpuk dan diikat satu sama lain terus di tumpuk deh

Tak tahulah sejak kapan rumahku berdiri tapi seingat aku, ketika aku kecil, rumahku sudah ada, aku ingat ayah ibuku selalu membuat ikatan-ikatan rumput untuk atapku, dan hebatnya sampai sekarang  atap itu masih belum diganti. Hebat kan? 

Kalau hujan tidak ada setitik pun air menetes dari atapnya, hebat kan? Iyalah, ayahku gitu, kamu tahu ayahku? Ayahku bekas pejuang lho, kata ibuku, ayahku waktu jaman Jepang pernah membom pasukan jepang sampai kocar-kacir, tak tahulah gimana kocar-kacir nya, yang jelas ayahku seorang veteran. 

Sudahlah nanti kuceritakan tentang ayahku lebih jauh lagi, o ya kamu tahu gak rumahku berjendela banyak, kalau aku hitung, gini..... satu di depan, satu di kamarku satu di belakang, satu di dapur, satu di ruang tengah, satu di kamar yang satunya, dan satu lagi di kamar yang satunya lagi, payah deh, pokoknya banyak deh, kata Bapakku, banyak jendela supaya udara keluar masuk lancar, kata Bapakku juga banyak jendela pungsinya kalau ada sesuatu bisa keluar dengan cepat, dan katanya lagi banyak jendela membiat rumah kita terang, jadi sinar matahari masuk menyinari rumah gitu, kan gak ada listrik rumahku, kuno....... 

Rumahku berbentuk panggung, tinggi panggungnya sekitar dua meteran, kan di bawahnya buat kandang  kambing dan ayamku, tapi anehnya bau kambing dan ayam gak tercium ke dalam rumahku, kata ibuku sih karena udara yang akan masuk melalui sela sela papan lantaiku terhisap terlebih dahulu ke arah samping, jadi bau kotor kambing dan ayam gak kecium deh

Kamu tabu gak, pintu rumahku walaupun terbuat dari bambu, tapi cara kerjanya digeser lho bukan pake engsel, pintunya dari bambu dan bisa digeser, jangan kamu bayangkan pintunya berat, ringan ko, mau coba, gini nih..... tinggal geser ke arah kiri, pintunya akan menggeser, unik ya? 

Bosan ya cerita rumahku, ya sudah kita lanjut ke kamarku yu, eit.... perlu kamu tahu semua pintu dalam rumahku membukanya di geser gitu, walaupun bambu tapi bambu yang dipakai bukan sembarang bambu lagi! yang dipakai adalah bambu hitam yang sudah direndam di danau selama enam bulan kemudian di jemur di bawah sinar matahari, jadi tahan jamur dan kuatnya ya ampun kamu bisa tak habis pikir di buatnya. 

Hanya ke dapur yang tak punya pintu, kata ibuku dapur tak boleh ada pintu, cuma pintu keluar saja, katanya sih supaya makanan kita banyak, lucu juga apa iya ya...... tapi emang aku tak pernah kesusahan dengan makanan, walaupun ketika jaman Jepang dulu, ayah ibu ku dan kakak kakak ku belum pernah kelaparan. 

Eh...... aku belum kasih tahu ke kamu ya, aku bukan anak bungsu lho, aku anak ke 7 dari 7 bersaudara, jadi bungsu dong, ya iyalah aku bungsu, kakakku sudah pada kawin dan punya anak, punya rumah sendiri lagi, jadi tinggal aku sendiri saja yang tinggal di sini, sayang kan rumah yang unik ini di jual, mendingan aku rawat sendiri rumah ini sayang dapat warisan rumah san tanah sendiri gak mau, sayang kan? hari gini gitu lho....... 

Rumahku bisa keliatan kalau di lihat dari atas bukit tapi kalo dilihat dari bawah, gak akan keliatan, kenapa coba? karena terhalang oleh pohon pohon yang rindang, lagian rumahku terletak di atas bukit dan terpencil diantara yang lainnya, suka sedih kalau aku memikirkan tentang jarak rumahku yang terpencil, kamu gak bakalan betah di sini, kamu gak bakal suka, tapi kalau kamu yang suka akan alam pedesaan yang tenang dan ingin merasakan udara yang bersih dan sejuk, rumahku pilihannya. 

Komentar

Login untuk melihat komentar!