Bab 7
KU TAMPAR NYINYIRAN KELUARGA SUAMIKU DENGAN UANGKU (7)


Hotel plaza, salah satu hotel berbintang lima di kota ini. 



Aku tertegun sejenak saat menyadari ternyata Amel bukan membawaku ke ruangan khusus acara, melainkan ke sebuah Bar. 



Beberapa temannya yang menyadari kami datang segera menyambut ramah, membawa kami ke ruangan VIP bar. Laki-laki dan wanita saling berciuman disana tanpa ada rasa malu sama sekali. Bahkan mereka semua tampak menikmati. 



Tak banyak, sekitar 10 laki dan sepuluh perempuan. Aku rasa mereka berpasangan. 


"Akhirnya kamu datang Mel, aku pikir kamu tidak jadi datang," kata Tasya teman Amel. Aku hanya tau beberapa dari teman Amel, tidak semuanya. Karena seperti biasa, dia memang sangat banyak memiliki teman.


"Pasti dong, aku akan datang, kan malam ini ulang tahunmu," sahut Amel, memeluk wanita itu singkat.


"Hai, Firman, sudah lama kita tidak bertemu." Tasya menyapaku, menjulurkan tangannya berharap aku menjabat. 


Namun terlebih dahulu ditepis oleh Amel. "Dia suamiku, jangan macam-macam!" 


"Hehehe aku bercanda, sensi amat. Ayo duduk, aku akan minta pelayan untuk mengantarkan kalian minum," ujar Tasya mempersilahkan kami duduk sofa kosong disana.


Menjijikkan, aku merasa geli sendiri. Walupun bukan pertama kalinya aku masuk kedalam bar seperti ini, tapi melihat mereka saling******membuatku ingin muntah.


"Sayang, kamu mau kemana?" tanya Amel menarik tanganku segera saat ia melihatku hendak pergi.


"Ke toilet!" 


"Ingat, jangan coba-coba kabur, atau kamu akan tau akibatnya," ujarnya kecil namun sangat jelas terdengar ditelinga ku.


"Hmm" aku mengangguk mengiyakan.


***


"Sialll ..." 


Aku membilas wajahku dengan air wastafel. Bau alkohol masih sangat menyengat. Apa ini yang disebut acara ultah." Dengusku mengumpat kesal, setelah cukup beberapa menit aku di toilet aku pun berencana ingin kembali.


Namun saat aku hendak memasuki ruangan VIP sorot mataku tanpa sengaja melihat Amel dan Tasya keluar dari ruang VIP berjalan menuju salah salah ruangan terlihat agak gelap disana.



Karena penasaran aku pun mengikutinya.

"Lupakan masalah itu, dan jangan ganggu Amel lagi?" 


Ku kerutkan keningku mendengar apa yang dikatakan Tasya barusan. Saat ia berbicara tegas kepada seorang laki disana, sebisa mungkin aku mencoba melihat siapa laki-laki itu, sedikit sulit namun setelahnya aku sadar dengan siapa Tasya berbicara. 


Dia adalah Jack Morgan, pria gila wanita. Serta anak dari musuh bebuyutan keluarga mertuaku.


"Hahaha santai, jangan terlalu panik, aku tidak akan mengungkit kejadian waktu itu, asalkan!" Tutur Jack tersenyum menyeringai.

Beruntung bar ini sangat remang-remang jadi sedikit sulit untuk menandai orang terlebih aku mengunakan pakai serba hitam. 


"Amel mau memuaskanku lagi seperti malam itu," ujar Jack lagi membuatku tersentak kaget.


"Memuaskan lagi seperti malam itu," gumamku kecil ambigu dengan perkataan Jack namun aku bukan anak kecil yang tidak tau maksudnya dari kata memuaskan.


"Kau gila!" Seru Amel terdengar marah.


"Ya, aku memang gila, gila karena desahanmu yang begitu menggairahkan. Kamu tau Beby. Aku terbuai dengan permainanmu. Jika kamu mau melayaniku lagi, seperti dua Minggu lalu, maka aku dengan senang hati akan diam," tutur Jack dengan lancangnya ia menyentuh pipi Amel.


"Jangan menyentuhku sialan, kita sudah impas, kita sama-sama membutuhkan waktu itu, dan sekarang aku tidak butuh kamu lagi," tukas Amel.


Dua minggu lalu, rahang ini tiba-tiba saja bergetar kuat. Dua Minggu lalu aku masih di luar pulau mengatur cabang perusahaan waktu itu selama 2 Minggu penuh. Dan dua Minggu lalu adalah Minggu terakhir aku disana.


Dan Amel sengaja aku tidak membiarkan dia ikut agar Ibu memiliki teman dirumah. Jika dihitung, sudah satu bulan lebih sejak Amel datang bulan sampai kamaren aku belum menyentuh Amel sama sekali. 


Karena memang kondisiku juga tidak sehat saat pulang dari perusahaan cabang. Jadi aku menahan hasrat. Dan Amel pun memakluminya.


"Jangan gila kamu Jack, kamu sudah pernah menyentuhnya!" Timpal Tasya.


"Kamu tau, sekali itu rasanya tidak seru, dia akan seru jika dilakukan dua atau tiga kali. Namun khusus untuk Amel aku minta dia untuk terakhir kalinya, setelahnya aku janji aku tidak akan memintanya lagi," ujar Jack.


"Atau kalau tidak, suami yang sangat kamu cintai itu akan tau semuanya!" Lanjut Jack penuh ancaman.


"Sialan, Ok. Besok malam kita akan berjumpa lagi disini, dan itu terakhir kalinya," ucap Amel pada akhirnya.


"Yeah Beby, tidak masalah," 


**

"Jadi kamu mau menjebak Firman malam ini?" Tanya Tasya, saat kini hanya tinggal mereka berdua diruang itu.

"Iya, karena hanya dengan cara itu Mas Firman tidak akan meninggalkanku Tasya. Kamu tau sendiri kan aku sangat mencintainya, jadi aku akan melakukan segala cara agar dia tidak bisa lepas dariku," ujar Amel.


"Obat******ini, sangat kuat. Jika Mas Firman meminum ini, maka dia pasti tidak akan bisa lepas lagi dariku. Karena aku pasti akan mengandung anaknya," lanjut Amel sembari tersenyum memegang sebuah botol kecil.


"Bukanya kamu masih mengkonsumsi pil KB?"


Pil KB jadi selama ini Amel tidak hamil buka karena kami kurang subur tapi karena Amel minum pil KB. Bedebah


"Tidak lagi, setelah datang bulan lalu aku tidak meminumnya lagi, jadi sangat berpeluang bukan aku hamil anak Mas Firman," 



"Wauuu ..... Amel, kamu sangat pintar," 



"Hem, itu semua agar Mas Fir-- huueekkk,"


"Amel kamu kenapa?"


Bersambung .....


Jangan lupa likenya ok.





Komentar

Login untuk melihat komentar!