MELABRAK SUAMI DI PESTA ULANG TAHUN ANAKNYA
Episode_1
Melabrak Suami
@Martin
[Selamat ulang tahun ya, Sayang. Semoga panjang umur, dan menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua]
Lilis mengernyitkan keningnya setelah membaca story di akun instagram milik Martin, suaminya. Sudah cukup lama Lilis tidak membuka akun instagram miliknya, dan entah kenapa tiba-tiba is ingin membukanya. Mungkinkah itu sebagian dari firasat yang akhir-akhir ini mengganggu pikiran Lilis.
"Kenapa, mas Martin membuat story seperti ini. Siapa yang ulang tahun, bukankah mas Martin pernah bilang kalau dia tidak pernah membuka akun instagram miliknya." Lilis membatin, merasa tidak tahan lagi ia langsung menghubungi nomor suaminya.
[Assalamu'alaikum, mas sedang apa, aku mau tanya, maksud story instagram di akun milik kamu apa]
[Wa'alaikumsalam, story apa? Aku lama nggak buka akun instagram]
[Jangan bohong, tadi aku baca sendiri kok. Oya kapan kamu pulang, Mas. Kamu ingat kan kalau aku diperkirakan akan lahiran bulan ini]
[Aku masih sibuk, mungkin .... ]
"Papa, ayo buruan nanti kita terlambat."
[Mas itu suara siapa, kenapa .... ]
[Suara apa, aku lagi di luar. Mungkin anak sebelah yang lagi bujuk papa untuk pergi. Udah ya, aku masih ada urusan, assalamu'alaikum]
[Tapi, Mas ... wa'alaikumsalam]
"Kenapa perasaan aku mendadak tidak enak, apa mungkin ... tapi rasanya tidak mungkin, mas Martin selingkuh. Tapi suara tadi .... " Lilis menggantung ucapannya, ia berusaha untuk berpikir positif.
"Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus menyelidikinya." Lilis kembali mengambil ponselnya untuk menelpon Rina, sahabat dekatnya.
[Assalamu'alaikum, Rin bisa datang ke rumah nggak]
[Wa'alaikumsalam, ok kebetulan aku lagi bete nggak ngapa-ngapain. Aku meluncur sekarang ya]
[Iya, aku tunggu, assalamu'alaikum]
[Wa'alaikumsalam]
Setelah itu Lilis meletakkan ponselnya, pikirannya mendadak tidak tenang. Ia khawatir kalau suaminya benar-benar bermain api, namun jika itu sampai terjadi. Lilis berjanji tidak akan memaafkannya, bahkan ia tidak akan memberikan izin Martin untuk menemui anaknya nanti.
Setelah menunggu cukup lama, Rina kini sudah tiba di rumah Lilis. Bahkan wanita hamil itu saat ini sedang menceritakan apa yang Lilis alami. Ia berharap Rina bisa membantunya, terlebih saat ini Lilis sedang hamil besar, rasanya tidak mungkin untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
"Jadi Martin belum pulang?" tanya Rina.
"Belum, sudah hampir dua bulan mas Martin belum pulang," jawab Lilis.
"Rin, aku ingin menyusul mas Martin. Apa kamu mau menemaniku," ujar Lilis, memang ini permintaan yang mungkin sulit untuk Rina turuti, mengingat Lilis sedang hamil besar.
"Gimana ya, Lis .... "
"Rina, please. Aku ingin tahu, sebenarnya apa yang mas Martin lakukan di sana. Kenapa sampai dua bulan belum pulang, biasanya seminggu juga sudah pulang. Dan sekarang jatah bulanan aku selalu berkurang setiap bulannya." Lilis memotong ucapan sahabatnya itu. Jujur, Rina merasa kasihan, tetapi ia juga merasa tidak tega jika Lilis harus bepergian jauh.
"Ok, aku akan bantu kamu. Tapi mengingat kamu sedang hamil besar seperti ini, kita berangkat nanti sore saja gimana," ungkap Rina.
"Baik, nanti aku langsung siap-siap," sahut Lilis. Setelah itu Rina memutuskan untuk pulang, karena waktu sudah menunjukkan pukul dua siang.
***
Hari telah berganti, setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, kini Lilis dan Rina tiba di Batam, di mana Martin berada. Pukul delapan pagi Rina dan Lilis langsung meluncur ke rumah milik Martin yang sengaja dibeli untuk tempat tinggal, ketika sedang ada urusan pekerjaan.
"Lis, ini rumah yang Martin beli kan?" tanya Rina setelah mereka tiba di sebuah rumah yang lumayan mewah. Kini mobil Rina sudah berhenti di halaman rumah.
"Iya, bener. Kok rame begini ya," sahut Lilis. Pikiran dan perasaan menjadi campur aduk. Terlebih saat melihat ada tulisan selamat ulang tahun.
"Rin, aku keluar dulu ya," ujar Lilis dan segera membuka pintu mobilnya.
"Aku ikut, Lis." Rina ikut keluar dan berjalan di sebelah Lilis. Keduanya berjalan menuju teras, banyak anak kecil dan orang dewasa yang mungkin merupakan tamu undangan.
Jujur hal tersebut membuat Rina dan Lilis bingung, untuk apa Martin mengadakan pesta ulang tahun khusus anak-anak. Bukankah Martin tinggal sendirian, lalu anak siapa yang ulang tahun. Setibanya di depan pintu Lilis mendengar suara suaminya dan juga ibu mertuanya.
"Untuk apa, mama ada di sini." Lilis membatin, setelah itu mereka berdua melangkah masuk ke dalam. Detik itu juga Lilis melihat suaminya dan juga ibu mertuanya tengah menyanyikan lagu ulang tahun, bersama dengan seorang perempuan dan juga anak kecil.
"Maaf, Mbak ini acara ulang tahun siapa ya?" tanya Lilis pada seorang wanita yang berdiri di sebelah pintu.
"Oh ini acara ulang tahun, Diva. Anaknya pak Martin dan ibu Vina. Mendengar hal tersebut hati Lilis hancur, ia pikir suaminya itu setia. Tapi nyatanya tak beda dengan lelaki di luaran sana.
"Stop." Lilis menghentikan semuanya, seketika Martin dan ibunya mendongak menatap ke arah Lilis berada. Detik itu juga mata Martin dan ibunya melotot.
"Jadi ini yang kamu lakukan, Mas. Kamu pamit untuk pergi ke luar kota karena ada urusan pekerjaan. Tapi nyatanya di sini kamu bersenang-senang dengan istrimu yang lain. Hebat kamu ya, aku tidak tahu apa motif kamu melakukan ini. Tapi sepertinya kamu menikahiku hanya karena harta, apa benar seperti itu." ungkap Lilis, seketika Martin gugup, dengan raut wajah panik Martin berjalan menghampiri Lilis.
"Lilis, tolong dengarkan penjelasanku dulu, aku .... "
"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, setelah ini aku akan mengurus perceraian kita. Dan satu lagi, jangan harap kamu bisa menemui anak yang kini masih ada dikandungku, bukan itu saja kamu dan mamamu juga akan kehilangan fasilitas yang selama ini aku berikan, ingat itu." Lilis memotong ucapan suaminya, seketika mata Martin melotot mendengar ucapan istrinya. Itu artinya Martin akan kehilangan kemewahan yang selama ini ia nikmati.
__________&&&&&&&&&_________
Jangan lupa subscribe dan bintang lima ya, untuk bisa mendapatkan notifikasi selanjutnya.