Bab I
Dalam membangun perekonomian Indonesia saat ini, meskipun kontribusi ekonominya masih terbatas, ada jutaan orang menggeluti usaha mikro, kecil, dan menengah. Mereka andalan perekonomian Indonesia. Usaha-usaha itu belum memiliki karyawan dalam jumlah besar, dipimpin seorang atau beberapa orang berwirausaha. Mereka mandiri tahan banting, fleksibel dalam bergerak, efisien karena dikerjakan dengan seluruh anggota keluarga, tidak bergantung pada utang dan berbasiskan sumber daya lokal.
Memang sebagian besar UMKM saat itu belum dikelola secara modern, tetapi mereka bebas dari krisis  yang terjadi tahun 1998, karena ciri-ciri seperti diatas. Sebagian besar dari mereka belum menerapkan manajemen modern (misalnya pemisahan harta dan pengaturan manajemen yang terpisah), belum membangun brand (merk), belum memiliki pencatatan keuangan yang tertata baik (accounting), belum memiliki pembagian kerja yang tertulis, belum ada SOP (Standart Operating Prosedure), belum memakai knowledge management, dan seterusnya .
Namun, krisis justeru menyadarkan mereka akan pentingnya semua itu. Mereka bahkan mampu mengambil porsi yang lebih besar, merekrut karyawan lebih banyak, dan seterusnya. Ekonomi UMKM menjadi tumpuan dan pilihan penting bagi para tenaga kerja produktif untuk hidup lebih  sejahtera, lebih mandiri, dan menolong banyak orang dalam mengatasi pengangguran. Bukan dengan menjadi karyawan, melainkan menjadi pengusaha.
Hal-hal tersebut adalah fakta yang saya kutip dari buku modul kewirausahaan. 
Sehubungan dengan hal tersebut , maka perkembangan bisnis sejatinya sudah harus menyesuaikan dengan zamannya. Apalagi sekarang ini kita masih menghadapi masa pandemik, yang mengharuskan semua orang harus menerapkan protocol kesehatan , dalam berbagai macam profesi termasuk seorang wirausaha. Beruntung sekali orang-orang yang sudah lebih dulu membaca trend bisnis kedepan , yaitu selain off line dan sudah melakukan online, karena mereka tinggal melanjutkan serta menyesuaikan dengan kondisi terkini.