Bismillah
"
#part_7
# TAMAT
#cerbung
# by: Ratna Dewi Lestari.
"Buk ... Buk!" Ku dengar seseorang memanggil diriku. Kutoleh dan seseorang itu melambai ke arahku.
"Buk, saya menemukan ini!" tunjuknya pada suatu benda yang terlihat seperti buah alpukat itu. Hijau dan bulat. Akupun segera berlari dan mendekatinya. Semua orang yang mendengar ikut berkerumun penasaran.
"Buah ini tampak seperti di gigit orang, bekas giginya ada di sini! kemungkinan Al yang memakannya. Karena semenjak Al hilang, tidak ada orang lagi yang berani kesini!" ucap ketua Tim SAR.
Ada rasa hangat menyentuh relung hatiku. Setidaknya ada secercah harapan jika anakku masih hidup.
Kami kembali mencari keberadaan Al. Harapan semakin besar tatkala seorang warga menemukan jejak dan goresan seperti tersayat di sebuah pohon. Bukti keberadaan Al semakin nampak jelas.
Jangan tanyakan seberapa lelahnya tubuh ini. Namun, sebuah asa tidak pernah hilang dari dalam diri. Keyakinan jika anakku Al masih hidup jadi kobaran api semangatku.
Hingga malam menjelang tapi Al tak jua di temukan. Jejak itu seolah berputar di tempat yang sama. Harapan untuk bersua dengan Al pupus sudah.
"Ibu, kami segenap Tim dan warga setempat mohon maaf, dengan berat hati hari ini pencarian Al resmi kami hentikan! kami harap Ibu dan Bapak sabar dalam menghadapi cobaan ini!" ucap kepala Tim.
Seperti di sambar petir. Tubuhku gemetar. Rasanya tak sanggup harus meninggalkan Al sendiri di tempat seperti ini. Hutan belantara yang sangat mencekam.
"Saya mohon, Pak! beri waktu lebih lagi sampai anak kami ketemu, Pak! saya yakin Al masih hidup!" pintaku setengah mengiba.
"Saya mohon maaf, Buk! ini sudah keputusan atasan!" ucapnya lirih. Tangannya menepuk pelan pundakku.
"Saya mohon ... Pak," tangisku akhirnya pecah. Semua memandang iba. Mereka berjajar mengelilingiku.
"Sudah, Buk! relakan anak kita! sabar Buk, semua sudah takdir!" sahut suamiku. Ia pun menangis dan memelukku erat. Ia menggenggam tanganku dan menarikku perlahan keluar dari kerumunan warga. Obor segera dihidupkan karena hari sudah gelap.
"Ibu ... Bu ...," lirih Ku dengar suara Al memanggilku . Segera kuhentikan langkah. Suamiku menatap penuh tanya.
"Al memanggil Ibu, Yah!" ucapku sembari mengedarkan pandanganku ke segala arah. Yang ada hanya gelap dan pepohonan tinggi menjulang.
"Ada?" suamiku bertanya. Tatapan matanya terlihat pasrah. Aku menggeleng.
"Iklaskan , Buk! mungkin sudah saatnya Al di ambil dari kita, serahkan semua pada Allah, Buk!" dengan menahan tangis Ayah menatap jauh kedalam mataku.
Aku tahu ia juga hancur sama sepertiku. Dan aku tak ingin ia semakin terpuruk. Ia benar, mungkin ini saatnya untuk mengucap perpisahan pada putra tercinta.
Sebulan pencarian bukan waktu yang sebentar. Mustahil rasanya jika Al baik-baik saja di tempat seekstrim ini. Dimana masih banyak binatang buas yang bebas berkeliaran.
Dengan anggukan pelan dan sisa airmata aku berusaha tabah. Kami melangkah gontai meninggalkan hutan bersama. Kami saling menguatkan. Genggaman tangan tak pernah terlepas.
Hatiku kini kosong. Hari-hariku terasa sepi tanpa canda tawa anak kesayanganku. Hanya bekas baju Al yang selalu menemani ketika aku rindu. Airmatapun seolah tak pernah habis jika mengingat putra semata wayangku. Berusaha tabah dan setegar apapun pasti tetap merasa sakit , perih.
Tak terasa kini lebih dari setahun semenjak hilangnya Al. Dan semua harapan tak pernah hilang. Doa selalu terucap. Aku masih setia menanti kepulangan jagoanku . Dalam hatiku , kuyakin Al baik-baik saja. Ia hanya belum tahu jalan pulang. Itu saja.
******* TAMAT*******
Diangkat dari kisah nyata Al Mughoni
Hilang di kawasan Danau Kaco, Kerinci, Jambi.
Pada tanggal 1-1-2020.
Hingga kini Al belum di temukan .
Mohon keiklasan semua teman-teman pembaca doakan agar Al bisa kembali pulang dan berkumpul bersama keluarga tercinta.
Aamiin Ya Robbalalamiin.