STATUS FACEBOOK ADIK DAN KAKAK IPARKU
PART 2
[Punya adik nggak bisa bantu Abangnya, seperti dia sendiri yang paling kaya padahal rakyat jelata juga!]
Status Mbak Kayra begitu dan tentu menuju kepadaku karena ia menandaiku di statusnya.
[Emang siapa yang begitu Mbak?]
[Kalau punya adek kayak gitu mendingan putus tali persaudaraan aja, masa punya adek nggak guna gitu!]
[Fik! Itu bukan saudara.]
Begitulah komentar mereka para netizen maha benar.
Aku tak mau memikirkan itu lagi, lebih baik aku menjemput Rania karena sebentar lagi ia pulang sekolah.
Aku segera mengeluarkan motorku dari dalam rumah karena kami tidak mempunyai garasi.
**
Sesampai aku di sekolah Rania, aku bertemu dengan Gilang di warung depan sekolah.
"Gilang!" panggilku.
Ia cepat-cepat menyembunyikan rokok yang sedang ia hisap.
"Tante Maya?" katanya tak percaya.
"Apa kamu sembunyikan itu?" tanyaku dan berjalan ke arahnya.
"Nggak kok Tante, nggak ada apa-apa," jawabnya gugup.
Aku tak diam, aku ambil rokok yang ia sembunyikan di saku celana sekolahnya dan aku buang ke tong sampah.
Tak ku pedulikan temannya yang lain, ini juga demi kebaikan dia sebagai keponakanku.
"Kamu jangan merokok, kamu masih sekolah!" kataku dan pergi masuk ke gerbang sekolah.
Rania dan Gilang disekolahkan di sekolah swasta yang didirikan yayasan, jadi untuk SD, SMP, dan SMA berada pada dalam kawasan gedung yang sama.
**
Aku segera ke gedung sekolah untuk anak SD dan disana ada beberapa Ibuk-ibuk yang menunggu anaknya, aku mengenal beberapa dari mereka.
"Buk Maya, sini!" panggil Buk Ulan yang anaknya sekelas dengan Rania.
"Ada apa Buk?" tanyaku.
"Lagi berantam sama abangnya ya? kayaknya sengit sampai anak-anak juga dibawa," ujar Buk Ulan.
"Maksudnya?" tanyaku.
"Lah, Ibuk nggak lihat status terbaru akun Kayra Chuanntik?"
Aku segera melihat handpone-ku dan ada notifikasi Facebook dari Kayra Chuanntik. Ia menandaiku dan juga Tiara.
[Dasar Tante nggak waras! Masa keponakannya dituduh merokok, padahal anakku kan anak yang baik. Ini sudah menuduh anakku merokok, membuat malu anakku depan teman-temannya. Kalau dia yang biayain hidup kami nggak apa-apa, ini cuma minjam tiga juta nggak bisa, tapi menilai anak saya bisa.]
Begitulah status Mbak Kayra dan aku lihat Tiara komen disana.
[Eh siapa Mbak? aku nggak ada loh.] komen Tiara dengan emot emosi.
[Bukan kamu, kalau kamu kan Tante yang baik, tapi Tante yang satu lagi.] Tak lupa emot senyum dan love.
Aku muak melihat status mereka. Sedikit buat status Facebook, seperti tak ada kerjaan lain.
Aku hapus ia menandaiku, jadi sekarang aku tidak ditandai di status itu lagi. Aku tidak memblokirnya, takut mereka tersinggung.
"Buk Maya ada masalah apa sama adik dan ipar?" tanya Buk Ulan.
"Nggak buk, cuma masalah keluarga, cukup kami yang tau, dan saya yang waras harus mengalah," jawabku.
Aku tak mau menceritakan masalahnya, ini masalah keluarga tak baik orang-orang tau.
Aku kembali melihat berandaku, untuk melihat status teman-teman Facebook.
[Tak akan masuk surga orang yang pelit dan kikir kepada saudaranya, begitu juga orang yang mengungkit pemberiannya.]
Status akun Tiara Muanjjah dengan foto tangannya diatas sajadah sambil memegang tasbih.