STATUS FACEBOOK ADIK DAN KAKAK IPARKU
PART 3
[Tak akan masuk surga orang yang pelit dan kikir kepada saudaranya, begitu juga orang yang mengungkit pemberiannya.]
Status akun Tiara Muanjjah dengan foto tangannya diatas sajadah sambil memegang tasbih.
"Nggak Tiara, nggak Mbak Kayra semuanya sama, sedikit-sedikit buat status, kalau buat yang bagus-bagus nggak apa-apa ini malah nyindir terus," batinku.
"Ma, ayok pulang!"
Rania ternyata sudah keluar dari kelasnya, aku terlalu sibuk dengan mereka sampai lupa dengan Rania.
"Ayok!" jawabku.
"Buk Ulan, kami pulang dulu," pamitku ke Buk Ulan. Buk Ulan pun mengangguk karena ia membawa anaknya pulang juga.
Kami segera pulang dari sekolah Rania.
Saat aku keluar dari gedung sekolah dan melintas di depan warung tempat Gilang tadi, aku masih melihat dia disana dan menghisap rokoknya.
"Ah sudahlah! Orangtuanya pun tak peduli," ujarku dalam hati.
**
Kami sampai di rumah tepat pukul satu siang, biasanya Mas Radit pulang untuk makan siang.
"Assalamualaikum," salam dari Mas Radit.
"Walaikumsalam," jawabku.
Mas Radit bekerja sebagai mandor di perkebunan kelapa sawit di daerah ini dan bekerja di lapangan, sedangkan Mas Wira sebagai asisten manager di perusahaan yang sama.
"Dek, tadi Mas Wira minjam uang ke aku tiga juta, katanya kamu yang nyuruh," kata Mas Radit sambil melepaskan sepatunya.
"Nggak kok Mas, jadi Mas kasih?" tanyaku.
Mas Wira memang kelewatan, apa dia tidak memikirkan kami bagaimana?
"Iya, katanya kamu yang nyuruh minta ke aku, makanya aku kasih," jawab Mas Radit lagi.
"Astaghfirullah, kok Mas kasih, sih!"
"Tadi Mas Wira maksa, makanya Mas kasih. Katanya kamu yang nyuruh, Mas percaya aja karena dia Abangmu," kata Mas Radit.
"Yaudah, nanti biar aku yang nagih!" jawabku menahan emosi.
Entahlah, aku bingung dengan mereka. Tadi saat meminjam ke aku nggak dikasih malah nyumpahi, Istrinya buat status menyindirku. Sekarang dia malah minjam ke Mas Radit, katanya aku yang nyuruh.
Yaallah, kenapa aku mempunyai saudara yang seperti ini. Mereka seperti membenciku, tapi seperti membutuhkanku. Apa mereka benci karena aku beda dari mereka, terutama Tiara.
"Emang kenapa Dek?" tanya Mas Radit.
Aku menunjuk chat-ku dengan Mas Wira dan Mas Radit terlihat emosi.
"Kamu harus minta ke mereka dek, itukan saudaramu!" kata Mas Radit dan dia pun berlalu.
Sudah aku pastikan Mas Radit marah, terbukti dengan kata-katanya, dan setelah ini ia pasti tak akan mau mengurus uang itu lagi. Mas Radit tipe kalau sudah marah dia tak akan diam dan membiarkan apa yang terjadi.
Saat aku masih memegang handpone-ku, tiba-tiba ada notifikasi lagi dari akun Kayra Chuanntik.
[Bahagia sekali hidupku, mempunyai suami yang penyayang. Apa yang mau diminta pasti dikasih, nggak pernah bilang nggak.
Tadi pagi ngidam pengen beli emas, eh langsung dapat. Lumayan cantik gelang emasnya walau cuma tiga juta.]
Status Mbak Kayra yang sedang di toko emas, ia memfotokan emas yang ia beli beserta suratnya.
Kurang ajar! ternyata ia meminjam uangku untuk membeli emas, padahal itu untuk keperluan dapur. Aku tak akan diam.
Aku langsung komen di status Mbak Kayra itu, setelah beberapa orang teman facebooknya komen dengan memuji Mas Wira dan dirinya.
[Jangan lupa ya Mbak, uangku yang tiga juta dipinjam untuk beli emas itu cepat dibeliin, soalnya rakyat jelata ini masih banyak kebutuhan.]
Dengan sekejap orang yang komen ke status Mbak Kayra tadi langsung membalas komenku.
***
SELAMAT MEMBACA.......