1. SIA-SIA
Menceritakan keindahan perkataan Pengkhotbah, anak Daud, yang memberi kekuatan dan pengharapan.



Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. 

Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?

Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.

Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.

Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali.

Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.

Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar.

Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.

Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.

Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.


Komentar

Login untuk melihat komentar!