5. NIKMAT KARUNIA KEKAYAAN
Setiap manusia datang ke dunia ini datang dengan polos dan suci, proses dari kehidupannya dari seorang bayi dilahirkan ke dunia ini, tumbuh besar, menjadi dewasa, hingga menjadi tua, dan akhirnya meninggalkan dunia kembali menyatu dengan tanah.  

Setiap langkah hidup kita sebagai manusia telah diatur oleh Allah, diberikan perasaan hati, akal pikiran, logika untuk memilih hidup dalam kebaikan atau menurut hawa nafsu kedagingan. 

Semua proses kehidupan jiwa manusia, pikiran dan perasaan hatinya ini tetap dalam perhatian dan tuntunan Allah. Melalui perasaan hati, Allah selalu  berbicara dan menuntun jalan hidup manusia. 

Saat ada masalah, kita dapat rasakan hati/batin kita berbicara, mengarahkan &
dan menuntun arah langkah hidup kita, tetapi kadang kita ngeraskan hati oleh karena  kuasa keinginan diri / kedagingan lebih kuat, yang sesungguhnya bertentangan dengan tuntunan Allah.

Hanya karena kenikmatan dan hawa nafsu dunia yang terlihat oleh mata manusia, kadang menutup mata hati dan perasaan hati kita untuk peka mendengar suara dan tuntunan Allah, hingga akibat buruk yang didapat dan dosa terjadi dalam hidup manusia. 

Allah tetap menjaga dan menyertai langkah-langkah kehidupan manusia, walau manusia itu melupakan dan tidak mau mendengar suara tuntunan-Nya. 

Saat setiap manusia datang, berseru dan memohon pertolongan-Nya, dengan kasih dan kebaikan-Nya, Allah selalu  datang menolong.

Ucapan syukur atas kebaikan, kasih dan pertolongan-Nya yang tiada henti sepanjang hidup hingga akhir kita sebagai manusia. 

Dengar tuntunan suara Allah, lakukan yang terbaik dalam hidupmu, jaga perkataanmu, tabur kebaikan, dan senangkan Allah dengan perbuatanmu, hingga layak berkenan bersama nanti di surga.


*****


Dengarlah perkataan Pengkhotbah,

Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.

Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.

Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.

Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.

Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.

Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?

Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.

Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka.

Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu.

Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.

Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?

Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.

Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.

Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatupun padanya untuk anaknya.

Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya.

Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin?

Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.

Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.

Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya juga itupun karunia Allah.

Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya.

Komentar

Login untuk melihat komentar!