Bab 3. Melahirkan Dalam Tekanan
💗Selamat Membaca💗


Suara tembakan semakin menjauh ketika Roslaila sedang berjuang untuk melahirkan di dalam lubang di bawah rumah panggung. Berganti dengan suara serangga malam yang saling bersahutan.


Menjelang tengah malam akhirnya Roslaila berhasil melahirkan seorang bayi perempuan. Niek Biku dengan sigap menggendong bayi yang masih menangis seolah meratapi nasibnya yang terlahir di dalam lubang sebuah kandang. Dengan cekatan Niek Biku memotong tali pusar bayi dengan pisau kecil yang tadi sempat dia selipkan di lipatan sarung yang dikenakannya, saat akan bersembunyi di dalam lubang. Niek Biku merasa pisau itu akan bermanfaat terutama di saat terdesak untuk membela diri jika ada orang jahat yang datang.


Ande melepas tikuluek yang melilit di atas kepalanya, tikuluek yang terbuat dari selendang panjang, biasanya di keempat ujungnya dihias dengan rajutan motif bunga-bunga. Wanita dewasa di nagari itu biasa mengenakan tikuluek untuk menutupi rambut di kepalanya.


"Pakailah tikuluek ini untuk membedong badan cucuku," ujar ande kepada Niek Biku sembari menyodorkan selendang itu. Dengan cekatan Niek Biku melilitkan selendang itu ke tubuh mungil bayi Roslaila. Namun karena selendangnya kurang lebar, Niek Biku pun akhirnya melepaskan tikuluek-nya untuk dililitkan di bagian bawah perut bayi hingga menutupi kaki.


Roslaila bercucuran air mata melihat bayi perempuannya lahir dengan selamat, walaupun di tengah kondisi yang amat memprihatinkan. Dia tidak menduga akan terjadi musibah seperti ini. Bahkan kini suaminya sedang dalam ancaman bahaya. Ibu muda berparas cantik ini hanya bisa pasrah dan berdoa agar suaminya bisa selamat dan cepat berkumpul lagi dengannya dan anak-anak.


Mitha, Hero, kedua tantenya dan Ande Sori nampak terpana menyaksikan bayi mungil Roslaila, anggota keluarga baru di tengah-tengah mereka. Sedangkan Isnein telah lama terlelap di pangkuan Rosidah.


Setelah merasa cukup kuat, akhirnya Roslaila mencoba untuk duduk selonjoran bersandar di dinding lubang.


"Ini bayimu, susuilah dia agar tidak menangis lagi," ucap Niek Biku sembari menyerahkan bayi itu ke tangan Roslaila.


"Mi, siapa nama adek bayi ini?" celetuk Mita saat melihat maminya tengah menyusui bayinya.


"Mami belum tahu, biarlah bapakmu nanti yang memberinya nama," jawab Roslaila sambil menatap bayinya yang tengah menyusu.


Suasana malam semakin hening. Niek Biku merasa situasinya sudah aman saat ini. Dia mencoba keluar sendiri dari lubang untuk melihat suasana di luar rumahnya. Setelah tidak ada tanda-tanda orang lain di sekitarnya, Niek Biku segera masuk ke kandang dan menyuruh semuanya untuk keluar dari lubang dan segera masuk ke rumah.


Dengan hati-hati ande menaiki tangga sambil menggendong bayi Roslaila. Kemudian disusul yang lainnya secara bergiliran menaiki tangga. Akhirnya malam itu mereka bisa tidur di dalam rumah Niek Biku dengan nyaman.


***


Benang putih mulai nampak di ufuk timur menandakan sudah memasuki waktu Subuh. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Niek Biku, Ande Sori dan Roslaila yang sudah terbangun dari tidur nampak terkejut dan saling berpandangan.


"Assalaamu'alaikum ...." terdengar suara laki-laki tua mengucapkan salam. Seketika mereka bertiga bernapas lega karena suara itu amat merek kenal. Ya, itu suara Gaek Sanjo.


Setelah menjawab salam, dengan tergesa Niek Biku berjalan menuju ruang tamu untuk membuka pintu.


"Gaek, kenapa baru pulang? Kami semua takut dan cemas di sini," cecar Niek Biku.


"Kami, para lelaki berkumpul di surau. Berusaha menghadapi para tentara dari pusat dengan cara berunding baik-baik. Mereka mencari Malik dan para pemuda lainnya yang ikut aktif di gerakan PRRI," jawab Gaek Sanjo setelah duduk di kursi ruang tamu, dengan mata berlinang.


"Ya, Allah ... kami dengar banyak suara tembakan. Apakah ada yang terluka dan menjadi korban? Gaek tau di mana menantuku? Apakah mereka berhasil menangkap Malik?" Sori ikut memberondong dengan pertanyaan saat dia telah ikut duduk di ruang tamu.


"Mereka menembak membabi buta, tapi ketika mereka mendatangi surau, mereka tidak mau menodongkan senjata. Mereka hanya menggeledah dan mengecek kami satu per satu." Netra Gaek Sanjo menerawang jauh.


"Wak indak tau di mana Malik, apakah dia tertangkap atau tidak. Pakieh Salim dan kedua anakmu nan lelaki pun tidak kutemui di Surau," jawab Gaek Sanjo lagi kepada Sori.


Bulir bening mulai berjatuhan dari sudut netra Sori. Roslaila yang turut menguping pembicaraan sambil menggendong bayinya, turut bercucuran air mata.


"Jadi bagaimana kini? Apa yang mesti kita lakukan, Gaek?" tanya Sori kembali.


"Karena Malik yang mereka cari, Roslaila bisa terancam bahaya pula," ucap Gaek Sanjo.


"Itulah kenapa semalam kami semua sembunyi di lubang yang Gaek buat tu. Sampai-sampai Laila melahirkan di dalam lubang," jawab Niek Biku.


"Apaa? Melahirkan di dalam lubang? Onde ... malang sekali nasibnya." Gaek Sanjo nampak terkejut mendengar berita itu. Roslaila segera melangkah mendekati mereka sambil menggendong bayinya.


"Jadi ini cicitku yang lahir di kandang? Rancak bana (cantik sekali)." Gaek Sanjo nampak takjub melihat bayi yang digendong Roslaila.


"Laila ... Kau harus segera pergi dari sini. Kau tidak mungkin bersembunyi di sini karena nanti akan mudah ketahuan. Di sini banyak mata-mata. Sebaiknya Kau sembunyi di gubuk kami yang ada di tangah padang," saran Gaek Sanjo. 


Tangah padang adalah suatu tempat yang amat jauh dari kampung, letaknya di dekat hutan dan untuk ke sana harus melewati padang rumput savana yang amat luas. Tidak ada orang yang mau ke sana kecuali Gaek Sanjo dan istrinya. Karena daerah itu terkenal angker. Gaek Sanjo membuka ladang dan sawah di sana.


"Tapi Laila baru saja melahirkan, dia belum cukup kuat untuk berjalan jauh dengan bayinya," ucap andenya Laila.


Gaek Sanjo menghela napas panjang. Matanya terus menerawang ke depan sambil manggut-manggut kecil. Dielus-elusnya jenggotnya yang sudah memutih itu.


"Tapi ini untuk kebaikannya, biar Niek Biku yang mengantarnya ke sana. Semuanya kalau mau ikut juga tidak apa-apa supaya aman. Gaek biar di sini, menjaga rumah sambil mencari tau dimana Malik dan yang lainnya berada. Nanti jika wak sudah menemukan Malik, akan wak suruh dia untuk menyusul istrinya ke tangah padang," jelas Gaek Sanjo.


"Baiklah Gaek, ambo akan ikuti sarannya. Insyaa Allah Laila sudah kuat untuk berjalan," jawab Roslaila.


Akhirnya sesuai saran dari Gaek Sanjo, Roslaila dan anak-anaknya pergi ke tangah padang dengan ditemani oleh Niek Biku, Ande Sori dan kedua adik perempuan Laila. Mereka berangkat setelah Sholat Subuh, saat matahari belum bangkit dari peraduannya.


***

Mita mengucek-ngucek kedua matanya. Cahaya mentari menerobos masuk melalui celah jendela. Gadis cilik itu mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang ada di salah satu bilik rumah panggung Niek Biku.


'Sepi sekali, ke mana semua orang?' batin Mita merasa heran.


Gadis cilik itu kemudian bangkit dari ranjang tempat dia tidur, kemudian berjalan ke luar bilik. Lagi-lagi tidak ditemui siapapun di luar bilik. Mita mulai menyusuri tiap sudut rumah, mengecek dapur, ruang tamu dan beberapa bilik lain tempat maminya dan kedua neneknya tidur semalam. Tidak ditemukan siapapun di sana. 


Mita mulai dilanda rasa cemas, mengingat kejadian yang mencekam semalam dan kini di rumah itu tidak ada seorang pun dia temui.


"Mamiii .....!"


"Niek Soriii ....!"


"Niek Bikuuu ....!"


"Tek Idaah ....!"


"Tek Minaah ....!"


"Kalian di mana? Hu hu hu ....!"


Mita berlari mondar-mandir sambil memanggil semua keluarganya. Dia mulai menangis ketakutan.


Bersambung


Bagaimanakah nasib Mita selanjutnya? 
Bagaimana pula nasib maminya dan saudaranya yang lain? 
Apakah Roslaila bisa bertemu kembali dengan suaminya?


Yuk ikuti terus cerita ini. Penulis akan senang hati jika pembaca berkenan untuk Subscribe, rate dan komen Cerbung ini.
Terima kasih.🤗😘





", ]; document.getElementById( "render-text-chapter" ).innerHTML = `

${myData}

`; const myWorker = new Worker("https://kbm.id/js/worker.js"); myWorker.onmessage = (event) => (document.getElementById("render-text-chapter").innerHTML = event.data); myWorker.postMessage(myData); -->
Komentar

Login untuk melihat komentar!