Aku Bukan Temanmu
Akhir akhir ini mas Fariz sibuk beliau sering keluar, entah cari material kayu, ke tempat tukang atau ke Denpasar. Aku sering di tinggal sendiri di rumah bersama Kiki , ali dan Basuki. Biarlah suamiku lagi merintis usaha, sebagai isteri aku tidak pernah curiga apapun, malah aku selalu berdoa yang terbaik untuknya.. hmmm isteri Solehah ya Mak?

Sudah 2 hari mas Fariz di Denpasar, katanya sih besok ( Minggu) beliau pulang. 

" Mbak Sofi" Basuki memanggil ku

" Iya bas, gmn?" Jawabku

" Maaf saya sama ali mau pulang ke Jember" Basuki meminta ijin

" Lhoh kok mendadak kenapa? Tanyaku

" Kakaknya Ali kecelakaan mbak, sekarang kritis di rumah sakit" Basuki menjelaskan

" Lha Ali mana?" 

" Itu mbak di kamar lagi siap siap"

Aku dan Basuki menuju kamar Ali

" Li gimana kakakmu?" Tanyaku

" Iyo mbak, bapakku telepon katanya mas ku kecelakaan kritis di rumah sakit, aku di suruh pulang" Ali menjawab sambil memasukkan pakaiannya ke dalam tas nya

" Iya Udah gapapa, mau pulang jam berapa?

" Sekarang mbak" Basuki menyahut

Kulihat Jam di hp ku, sudah jam 4 sore

" Ya sudah gapapa, ati ati di jalan ya, semoga kakakmu gak apa apa Li" aku berusaha menghibur Ali

Tak lama kemudian mereka pamit, berboncengan sepeda motor menuju Jember

Ali dan Basuki satu kampung, mereka masih bersaudara, jadi mereka pulang semua

Tinggal aku sama Kiki sekarang. Jujur aku takut kalau harus melewati malam di rumah ini hanya berdua Kiki, aku Takut di datangi Kuntilanak hiiiiiii

Gimana ini? Sudah setengah tujuh malam mau tidur dimana? Aku memandang rumah tetangga ku depan rumahku
Ada Yani dan Sofyan duduk di teras berdua, oh iya kan malam Minggu, si Sofyan ngapelin Yani hehe anak muda..

Kesitu aja ah, bobok di rumah Bu Lastri , ibunya Yani..

" Ayo Kik, ke rumah tante Yani" ajakku

" Maen sana ya mah" Kiki bertanya

" Iya bobok sana aja" jawabku sambil mengambil dot, susu dan boneka Kiki

Kumatikan lampu dan mengunci pintu depan lalu aku menuju rumah Bu Lastri

" Yani, ibu ada?" Aku bertanya pada Yani yang sedang bercengkrama dengan Sofyan

"Ada mbak, masuk aja" jawab Yani

Aku masuk rumah itu, menemui Bu Lastri

" Ibu aku mau bobok sini ya" pintaku sama Bu Lastri

Perempuan paruh baya yang Ramah itu senang sekali,

" Oh boleh.. Kiki bobok sini yaa?" Bu Lastri berkata sambil menggendong Kiki

" Bobok kamar depan ya" Bu Lastri mengajakku masuk kamar depan

Kamar ini jendela nya menghadap langsung rumah ku, dari jendela ini aku bisa melihat jelas rumahku dan teras letter L nya. Tadi lampu dalam sudah kumatikan semua, tinggal lampu teras yang menerangi rumahku.

Jam 10 malam, Kiki sudah bobok. Aku masih melek, tidur di rumah orang memang tidak nyaman. Aku gelisah. Tak ada suara apapun benar benar sepi...


Huuu huuuu huuuu huuuu

Kudengar suara perempuan menangis, suaranya kencang terdengar olehku

Deg!

Jantung ku berdegup, Kuntilanak itu!

Huuuu huuuu huuuu

Suara tangisan itu semakin dekat, aku jadi ingat kata orang kalau tangis Kuntilanak itu terdengar dekat, berarti Kuntilanak nya jauh, tapi kalau tangisannya sayup sayup berarti dia dekat.

Ku beranikan diri menuju jendela, kusibakkan tirai tipis nya, aku melihat rumahku, disana... Di teras rumahku

Aku melihat sosok itu , duduk di lantai teras, tertunduk seperti sedang menangis.

Aku menatap nya dari jendela ini. Tidak! Aku bukan temanmu! Aku tidak akan menemani mu tidur di rumah itu tanpa teman, meski kamu menangis, aku tidak kasian padamu Kuntilanak. 

Aku menutup tirai jendela, kembali ke tempat tidur, 

Tiba tiba suara tangisan itu menjadi sayup-sayup... Aku menelan ludah, dimana dia???
Pasti di dekat sini jangan jangan di dalam kamar ini??

Bola mataku berputar mengawasi seluruh sudut kamar, dimna dia?? Aku seperti sedang menghadapi musuh yang tak tampak, aku takut sewaktu waktu dapat serangan!

Ku atur nafas ku
Ku tekan ketakutan ku
Aku harus tetap tenang
Aku menuju jendela
Aku menyingkap tirai nya
Dan aaaaaaaaaahhhh

Aku menjerit
Di balik jendela itu ada wajah seram kuntilanak ! wajah nya seputih kertas,  rambutnya panjang menutupi wajahnya
Matanya melotot ke arahku
Dan aku hanya sebatas kaca jendela dengan dia..

Aku menangis, ketakutan ku sudah maximal

Astaghfirullahaladzim hhhh hhhhhhh
Nafasku memburu, aku terbangun dari tidur ku
Peluh membasahi tubuhku

Mimpi buruk









Komentar

Login untuk melihat komentar!