Istri Jutek Kesayangan

Matahari bersinar hangat ini adalah hari keenam bagi Rama dan Ashiqa yang tengah berbulan madu di sebuah resort mewah pinggir pantai. Belum banyak yang berubah dari sikap dingin Ashiqa, ketus dan judes kepada Rama. 

 

Namun Rama tidak mengambil hati karena ia yakin jika sebenarnya Ashiqa itu perempuan yang lembut, penuh sopan santun dan penyayang. Itu terbukti ketika Rama mengenalkannya kepada kolega bisnisnya yang tak sengaja bertemu di resort itu, Ashiqa mampu membawa dirinya sebagai istri Ramadhan Al Farizi seorang pengusaha muda yang sukses membawa perusahaan peninggalan mendiang ayahnya ke tempat yang lebih tinggi. Ashiqa mampu bergaul dengan baik meski usianya terpaut jauh lebih muda dari  Rama.

 

 

Ashiqa merasa sedang bosan dan memilih jalan-jalan tak jauh dari kolam renang resort, ia meninggalkan Rama yang sedang menerima telpon penting dari perusahaannya. Walau terlihat sibuk sebenarnya mata Rama tak lepas dari istrinya dan mengawasi Ashiqa agar tak jauh-jauh darinya. Ashiqa tersenyum kecil melihat beberapa anak kecil sedang bermain dan berlarian. Sebagai anak tunggal Ashiqa sering merasa kesepian tanpa saudara yang menemaninya bermain atau bertengkar.

 

“Awas Dek hati-hati … mainannya jangan terlalu dekat kolam entar kecebur lhoo!” seru Ashiqa kepada anak-anak yang berusia enam dan tujuh tahun itu yang berlarian di pinggir kolam.  

 

Ashiqa mendekati mereka dan benar salah seorang dari mereka hampir terjatuh Ashiqa segera menarik seorang anak perempuan yang hampir tercebur  ke kolam renang dewasa. Namun malang bagi Ashiqa setelah anak itu aman justru ia tersenggol dengan anak lainnya yang masih berlarian di sekitar kolam, Ashiqa sama sekali tidak tahu berenang. Anak-anak kecil itu berteriak ketakutan dan minta tolong. Rama yang melihat kejadian itu berlari secepat kilat dan seketika terjun untuk menyelamatkan istrinya.

 

 

Ashiqa masih gemetar di pinggir kolam, orang tua dari anak-anak itu berdatangan dan meminta maaf kepada Ashiqa. Rama hanya mengangguk dan meminta agar anak-anak mereka tidak lepas dari pengawasan. 

 

 

Staf dari resort pun datang untuk melihat apa Ashiqa harus dibawa ke klinik atau tidak. Ashiqa menggeleng ia tidak apa-apa tapi ia masih syok karena sebenarnya ia takut dengan kedalaman air . Rama akhirnya menggendong  Ashiqa kembali ke kamar, dengan kikuk gadis itu melingkarkan lengannya di leher suaminya.

 

 “Ashiqa, aku adalah pria yang sangat sehat, aku jarang sakit dan tidak punya riwayat sakit jantung. Tapi ku rasa hari ini jantungku bermasalah. Sejenak ia berhenti berdetak saat aku lihat kamu menggapai-gapai di dalam kolam renang. Aku takut sekali sesuatu terjadi padamu.” Bisik Rama sewaktu mereka di dalam lift. Wajah Ashiqa bersemu merah, ia masih saja terkejut-kejut dengan sikap ekspresif suaminya. Rama mempererat gendongan ala bride style nya itu ketika Ashiqa meminta turun.

“Malu diliatin orang tau!” mata Ashiqa membulat dan masih saja protes tapi hal itu justru terlihat menggemaskan di mata Rama.

“Aku gak akan melepaskanmu Ashiqa, aku semakin menyukaimu.”