Tuh kan, jujur aja kali kak. Sampe di rahasiain gitu. Kakak pacaran ya, hayoo??” Kataku sambil tertawa kecil memojokan nya.
Niatku memang hanya bercanda. Kakakku yang kedua ini, terpandang kakak yang baik. Dia paling anti jika harus pacaran. Sesuatu hal yang dilarang Allah, dan mampu mengundang Murka-Nya
Tatapan kak Roni mulai jengkel, pertanda dia tidak nyaman aku goda.
“Yaelah dek. Siapa juga yang pacaran. Islam itu, melarang kita untuk berbuat zina. Awal dari zina itu kan pacaran. Saat ini kakak mau fokus dulu belajar. Belum siap dan belum mapan. Lagian, tidak perlu mengambil jalan pacaran, langsung saja khitbah ajak ke pelaminan” Jawaban bijaknya sambil tertawa cengengesan meletakan kembali vas bunga ke tempat yang semula. Kak Roni pun kemudian beranjak mendekati kami.
“Iyaiya. Nasya bercanda kok. Tunggu-tunggu, emang udah ada calon nya?” Balasku sambil meledek mentertawakannya.
“Belum si dek. Ah kamu usil aja sama kakak ya.” Sahutnya sambil mencubit batang hidungku.
“Kali aja kak, Qodarullah nanti wisuda udah ada pendamping hidup” Ledekan ku semakin merajalela.
Seketika mama dan papa pun ikut tertawa melihat tingkah konyol kami. Ruangan pun menjadi saksi hangatnya kebersamaan. Inilah moment yang aku rindukan, setelah 3 tahun aku merantau. Mataku pun bergerak melihat benda kecil yang melingkar di tanganku sudah menunjukan pukul 06.10 teringat bahwa aku harus pergi ke sekolah. Jika tidak di akhiri, maka aku bisa telat.
“Oiya.. Aku izin berangkat ke sekolah dulu ya ma, pa” Kataku
“Papa anter kamu pergi ke sekolah ya?” Ajakan papa yang seperti biasa mengantarku ke sekolah.
“Mmm. Nasya kali ini pengen naik motor ya pa. Sekali-kali ingin merasakan udara pagi yang segar. Boleh ya?” Balasku dengan harapan semoga di izinkan
“Yaudah, kalo itu mau kamu. Tapi ingat, harus hati-hati ya. Jangan kebut-kebutan” Balas papa dengan penuh perhatian
“Iyaa papaku, Assalamu'alaikum” Sambil mencium tangannya sekalian berpamitan kepada mama dan kak Roni untuk pergi ke Sekolah.
“Wa'alaikumussalam” Dengan serempak mereka menjawab salamku dan membiarkan aku pergi.