Kutitipkan Rasa Dalam Sebait Do'a (2)
Duarrr!!! 
Suara Naila yang melengking membuyarkanku dari lamunan. Membuatku merasa kaget dengan jantung yang memompa begitu cepat.

“Nailaa,,! kamu bikin aku kaget saja. Untung ga jantungan,” omelku padanya dengan mengerucutkan bibir kecilku yang lucu.

“Sahabatku ini kaget ya? Mana coba aku periksa jantungnya, ga sampe loncat kan?” sambil tertawa cengengesan

“Iiihh... Sebel deh. Mana bisa jantung loncat, emangnya katak,” balasku dengan wajah datar.

“Iya iya ma'af. Aku bercanda ko. Lagian dari tadi kamu melamun aja si, tuh liat temen-temen udah pada pulang. Kamu mau nginep disini aja?” sahutnya sambil tertawa menunjukan giginya yang rapi.

Ruangan kelas memang tampak sepi, hanya tersisa aku dan Naila saja. Entah mengapa, terlintas dipikiranku lantunan ayat suci yang dibacakan oleh kak Hilman tadi. Membuatku begitu nyaman dengan hati yang tenang.
“Ya engga lah. Aku juga mau pulang, tapi nanti setelah aku sholat asar disini,” balasku pada Naila
“Oh yaudah. Aku duluan ya sya,” pamitnya.
“Iya nai. Fii amanillah(semoga dalam lindungan Allah),” 
“Aamiin. Assalamu'alaikum”
“Wa'alaikumussalam”
***
Allah Ta’ala berfirman:

“Barangsiapa yang memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia memperoleh bagian dari pahalanya.”

Setelah menunaikan sholat asar, aku pun menyempatkan untuk memuroja'ah ayat Al-Qur'an yang pernah aku hafal. Meski tak begitu banyak, tapi menjaga hafalan itu perlu. Muroja'ah adalah sebuah kunci sukses dalam hafalan. Muroja'ah itu seumur hidup, dan harus tetap konsisten. Karena pada hakikatnya semua yang kita lakukan akan di pertanggung jawabkan di akhirat kelak. Begitu celakanya ketika kita mengabaikan ayat Al-Qur'an hanya karena mementingkan urusan duniawi. 
Aku begitu terlena membaca Al-Qur'an hingga lupa akan waku. Kulihat jam tangan sudah menunjukan pukul 04.30 sore. Akupun menyudahi kegiatanku dan beranjak untuk pulang. Aku takut orang tua di rumah mengkhawatirkanku. 

Ketika berkendara hawa dingin menyebar ke kulit putihku. Rasa takut menjalar dalam hati karena terlihat segerombolan geng motor di depanku.

“Ya Allah... Lindungilah aku” seraya aku berdo'a dalam hati meminta perlindungan-Nya. Aku berusaha menerobos mereka namun tiba-tiba