Mama pun tertawa ringan. Terkadang masih belum percaya anak gadisnya ini sudah duduk di bangku SMA, padahal mengingat sampai saat ini diriku masih terlihat manja sekali.
Terlintas dibenakku masa kecil dulu yang penuh dengan kesenangan. Seperti halnya anak kecil yang bisa hidup bebas tanpa mempunyai beban. Menjalani kehidupan terlepas dari belenggu masalah dunia yang menyakitkan. Semakin dewasa memang ujian akan semakin meningkat. Mustahil jika kita terus menginginkan kebahagiaan yang permanen di dunia yang fana ini, hakikatnya kesenangan yang abadi akan kita dapatkan dalam puncaknya keimanan yaitu Surga-Nya.
Pada dasarnya, kita hanyalah seorang pengembara yang sekedar singgah. Dunia hanyalah sebuah perjalanan dan setiap insan pasti akan menemukan titik akhir yaitu kematian.
Aku pahami, Allah memberikan ujian bukan untuk membuatku rapuh, justru dari segala liku mampu menjadikanku wanita yang tangguh. Aku bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan, selalu menyelipkan hikmah dalam setiap kejadian.
Kami pun menghentikan perbincangan, lalu beranjak pergi menggunakan motor untuk pergi ke kajian. Sengaja kami tidak menggunakan mobil, karena jarak tempat tujuan tak begitu jauh untuk di jangkau. Berdo'a adalah senjata ampuh untukku meminta perlindungan kepada Allah supaya selamat sampai tujuan.
Lima belas menit pun berlalu, tak terasa kini aku sedang berdiri di pelataran masjid yang asri nan indah. Kaligrafi yang bertuliskan masjid Al-Istiqomah ditambah pernak-pernik hiasan disekitar penjuru ruangan membuatku betah untuk berlama-lama di rumah Allah ini.
“Bismillah,, allahummaf tahlii abwaaba rohmatika (Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu)” perlahan kulangkahkan kaki kanan untuk masuk kedalam masjid. Terdapat ibu-ibu yang sudah menunggu, dari yang masih muda sampai yang sudah tua hadir. Mereka datang dengan semangat dan antusias yang tinggi. Dengan keadaan rapi dan terlihat sudah siap dalam menerima ceramah penyampaian dari Sang Murobbiah. Aku dan ibuku duduk berdampingan ikut bergabung bersama mereka.
“Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,”
“Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokaatuh,”
Tak lama menunggu,, murobbiah pun datang. Beliau pun masuk dan terukir senyumnya yang ramah sekali. Penampilan yang sangat sederhana, dan yang paling penting dalam penampilan bagi kaum hawa adalah mampu menutup auratnya.
“Ustadzah Aminah,“ orang-orang biasa memanggilnya.