Kring-kring-kring...
Suara jam beker terdengar sangat keras tepat di telingaku. Membuatku terbangun dengan keadaan mata yang masih suntuk. Waktu menunjukan pukul 02.40 pagi. Aku langsung bergegas meninggalkan tempat tidur, beranjak melangkahkan kedua kaki menuju kamar mandi mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat tahajud. Aku membasuh mukaku, seketika kantukku menjadi hilang.
“Ahh,, segar sekali.” Kataku.
Ku gelarkan sajadah di atas keramik yang beralaskan karpet coklat. Dengan mukena putih berenda ungu untuk ku gunakan dalam berhadapan dengan Rabb-Ku. Suasana yang begitu sunyi, sesekali suara ayam berkokok tengah malam sebagai penanda kebaikan. Telah turunnya Malaikat dan kita dianjurkan untuk berdoa. Memberikan Rahmat kepada siapa pun hamba yang telah melaksanakan sholat di tengah malam, ketika kebanyakan orang sudah tertidur lelap.
Solat tahajud adalah salah satu amalan sunnah mu'akadah yang sangat jarang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Keutamaan sholat tahajud untuk menjadi bekal ibadah di akhirat, Allah senantiasa mengangkat derajatnya, terjaga secara ruhani, tempat berdo’a yang mustajab.
“Do’a di saat tahajud bagaikan anak panah yang melesat tepat sasaran.”(Imam Asy-Syafi’i)
Setelah melakukan salam pada raka'at ke 4, seketika aku termenung sejenak. Mengingat bahwa diri begitu malu di hadapan Allah. Seringkali aku melakukan dosa begitupun amalan-amalanku yang ternyata masih cacat, jauh dari kata sempurna. Sampai aku pun tak kuat membendung air mata. Dan seketika tanganku menengadah bersimpuh memohonkan ampun dan meminta Rahmat-Nya.
“Mulut tanpa berkata, lisan tanpa berucap. Namun sering menggerutu dalam hati dengan penuh penyesalan. Aku selalu mencari alasan dalam menunda Kewajiban-Mu, sedangkan Engkau tak pernah alpa dalam memberikan nikmat padaku yang berlumur dosa. Bersimpuh kala ku sedang butuh, bahkan terlupa kadang ku terlena atas Kebahagiaan-Nya. Beribu nikmat-Mu yang tak terukur tak pernah lepas bagi hambamu yang kurang bersyukur. Kasih Sayang-Mu tak pernah putus kau berikan, meski kadang aku mengabaikan. Sungguh, Rahmat-Mu begitu luas ya Rabb, pintu taubat terbuka lebar bagi hamba-Mu yang ingin kembali.”
***
“Nak, bangun.” Ucap seseorang membisikkan tepat di telingaku dengan nada yang lembut. Aku membuka mataku dengan perlahan. Oalah, ternyata mama yang barusan membangunkanku.
“Eh iya mah, ada apa?” Tanyaku polos.
“Kamu udah solat subuh belum, kayaknya kamu ketiduran setelah solat tahajud ya?” Sahut mama.
Aku pun melirik pada jam dinding yang posisinya tak jauh dihadapanku, ternyata menunjukkan pukul 05.00. Sontak aku pun berkata
“Astaghfirullah, aku keblablasan mah. Belum melaksanakan solat subuh. Untung saja mama membangunkanku.” Dengan penuh penyesalan kenapa aku bisa kesiangan.
“Mmmm... Yaudah gapapa. Jangan di ulangi lagi, mangkanya kalo mengerjakan tugas jangan sampai larut malam,” Balasnya sambil memegang pundakku dengan tatapan mata yang penuh dengan pengertian.
“Iyaiya mamaku. Yaudah Nasya ambil air wudlu dulu ya”
Sambil melepas mukena dan beranjak pergi ke kamar mandi meninggalkan perbincangan dengan mama.