Akupun mendengarkan ceramah yang disampaikan Ustadzah Aminah. Kata-kata yang terlontar dari beliau sungguh membuat diri ini harus memperbanyak bertafakur, mengoreksi yang salah, membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Beliau membahas perihal ujian pada pertemuan kali ini.
Tak ada manusia di dunia ini tanpa adanya ujian,
Hidup bergelimang harta itu ujian
Mempunyai paras yang elok pun ujian
Kekurangan harta, makan, minum adalah ujian
Dengan harta apakah kita mampu menggunakan nya dalam jalan kebaikan? Ataukah bersuka cita dengan menggunakannya dalam hal keburukan?
Harta adalah titipan yang harus dijaga, dengan harta mampukah diri kita semakin ta'at atau malah berbuat maksiat?
Mempunyai paras yang cantik, tampan semuanya hanya titipan
Mampukah wanita menjaga auratnya, menjaga dari fitnah dunia?
Mampukah lelaki menundukan pandangan, agar terhindar dari syahwatnya yang mampu mematikan
Dikasih kekurangan harta, pasti ada hikmah di dalamnya
Tentang bagaimana kita menyerah dan bersabar
Dengan cara itulah mungkin Allah mengangkat derajat kita
Bahwasanya, ta'at bukan berarti ujian akan berhenti
Justru badai akan semakin hebat, kala iman semakin kuat
Karena cinta butuh bukti, mangkanya oleh Allah kita diuji
Yang kaya belum tentu mulia, yang miskin belum tentu hina.
Semua manusia sama di mata Sang Pencipta
Jangan sombong, jangan angkuh
Diakhirat nanti, hanya amalan dan ketaqwaan lah sebagai pembedanya
Kata-kata itu benar-benar telah mengetuk siapapun yang mendengarkannya, termasuk aku. Allah telah menjadikan nya perantara untukku menggapai Ridho-Nya. Dari sini aku harus banyak belajar, ilmu Allah begitu luas, sehingga aku tidak boleh putus harapan dalam menuntut ilmu.
Dari ujian kita mendapatkan banyak pelajaran, tentang sabar yang tak ada henti dan syukur yang tak berujung. Tidak ada kesenangan yang datang terus menerus begitu pula sebaliknya. Teruslah berjalan sepahit apapun hidup. Jalani dengan iman dan penuh ketaqwaan.
Alhamdulillah, setelah pulangnya nanti aku mendapatkan ilmu yang menjadi bekal untukku amalkan.
“Terimakasih ya Allah, Engkau masih memberiku kesempatan untuk bermuhasabah diri di majlis yang mulia ini,” batinku berbisik dalam hati dengan penuh rasa syukur.