Jalan Dakwah Rasul (1)
Dakwah merupakan kewajiban syar’i. Aktivitas dakwah adalah aktivitas yang mulia di hadapan Allah SWT. Seruan dakwah dinilai sebagai sebaik-baiknya ucapan. Para pengembannya dipuji oleh Allah SWT. sebagai umat terbaik. Ruh dakwah adalah perubahan. Mengubah kondisi buruk menjadi baik; dari sesat menjadi petunjuk; dari kufur menjadi Islam; bahkan dari kondisi yang baik menjadi jauh lebih baik lagi.

Dakwah adalah seruan untuk beriman kepada Allah SWT., tugas dakwah bukanlah tugas khusus kepada orang tertentu saja tapi menjadi kewajiban kepada seluruh umat. Jalan dakwah merupakan perjalanan panjang berliku. Manisnya akan terasa ketika seseorang bersabar menjalaninya. Di antara modal penting dalam dakwah adalah keyakinan. Keyakinan tersebut tumbuh karena didasarkan pada dalil yang qath’i (meyakinkan) atau karena didasarkan pada akidah Islam.

Dakwah yang benar adalah dakwah yang didasarkan pada manhaj dakwah Rasulullah SAW. Dengan merujuk pada Sirah Nabawiyah, dapat disimpulkan bahwa tharîqah dakwah itu harus melalui jalan umat (‘an tharîq al-ummah), dengan tiga tahapan di dalamnya, yakni: tahapan pembinaan (tatsqîf), tahapan interaksi dengan umat (tafa’ul ma’a al-ummah), dan tahapan penyerahan kekuasaan (istilâm al-hukm) yang ditandai dengan penerapan hukum Islam secara menyeluruh dan dakwah ke seluruh penjuru dunia.

Tantangan dakwah Nabi SAW. mulai muncul secara nyata pada tahapan kedua. Setelah Nabi SAW. dan para sahabat melakukan aktivitas tafa’ul tam (berinteraksi dengan umat secara sempurna), yang ditandai tawaf Nabi SAW. dan para sahabat mengelilingi Ka’bah. Itu setelah masuk Islamnya orang-orang kuat di kalangan kafir Quraisy, seperti Hamzah bin ‘Abdul Muthallib dan ‘Umar bin al-Khaththab. Kemudian diikuti dengan aktivitas shirâ’ al-fikr (perang pemikiran), kifâh as-siyasi (perjuangan politik), tabanni mashâlih al–ummah (mengadopsi kemaslahatan umat) dan kasyf al-khuthath (membongkar makar jahat penguasa).

Kaum kafir Quraisy memahami benar, bahwa dakwah Nabi Muhammad SAW. adalah dakwah pemikiran, yang ingin mengubah pemikiran mereka yang salah. Namun, mereka juga sadar, bahwa dakwah Nabi SAW. juga merupakan dakwah politik, yang akan bisa mengubah pandangan hidup, sikap dan peradaban mereka. Mereka paham, jika ini berhasil, maka kaum mereka akan meninggalkan mereka, dan mengikuti Nabi Muhammad SAW. dengan Islam yang beliau emban.