Konsep Islam dalam Mengatasi Krisis Ekonomi
Selain menimbulkan krisis kesehatan secara global, pandemi virus corona (COVID-19) juga menimbulkan krisis ekonomi. Seperti telah diprediksi sebelumnya, Indonesia akhirnya resmi mengalami resesi ekonomi. Hal itu seiring dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang sudah dua kali berturut mengalami kontraksi.

Pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia minus 3,49 persen, melanjutkan laju ekonomi di kuartal II-2020 yang tercatat minus 5,32 persen. Selain Indonesia, sejumlah negara juga mengalami resesi imbas dari pandemi virus corona yang melanda hampir semua negara di dunia.

Kerapuhan sistem kapitalisme menyebabkan mudahnya perekonomian dalam negeri maupun skala dunia goncang. Sebab, ekonomi kapitalisme berdiri di atas sektor non riil dan sistem ribawi. Sehingga rentan terjadi krisis ekonomi. Hal ini semakin diperparah karena resesi ekonomi yang terjadi akibat pandemi.

Lantas bagaimana dengan negara Islam? Pernahkah Daulah Islam mengalami krisis ekonomi? Tentu pernah.

Daulah Islam pada masa Khalifah Umar bin al-Khaththab pernah mengalami krisis ekonomi yang hebat. Rakyat Daulah Islam kelaparan massal. Yang sakit pun ribuan. Roda ekonomi berjalan terseok-seok. Bahkan sudah sampai level membahayakan. Di antara masyarakat ada yang berani menghalalkan segala macam cara untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya. Bahkan binatang buas pun sampai berani masuk ke perkotaan. Walhasil, krisis ekonomi ini, sungguh adalah sunnatullah. Bisa dialami oleh sebuah negara. Termasuk Daulah Islam.

Bukan hanya langsung memberi contoh pribadi dalam bersikap dan bergaya hidup ketika tertimpa bencana agar bisa merasakan penderitaan langsung rakyatnya, Khalifah Umar juga membuat kebijakan yang strategis, cepat, tepat dan tuntas. Dengan itu seberat apapun bencana yang menimpa negeri Khilafah bisa langsung tertangani dengan baik. Khalifah langsung mengontrol pelaksanaannya. Khalifah juga menyerukan kepada para kepala daerah di sekitarnya agar berbondong-bondong membantu.

Lebih dari itu, Khalifah Umar juga bertobat dan mengadu kepada Allah SWT. atas seluruh dosa dan kesalahan yang diperbuat selama ini. Bisa jadi, karena banyaknya dosa dan kesalahan inilah yang mengundang murka Allah SWT. sehingga bencana itu datang.

Ini menunjukkan bagaimana Islam menggariskan bahwa seorang kepala negara wajib senantiasa menyandarkan seluruh penyelesaian bencana pada keimanan dan tuntunan syariah Islam. Semua disikapi berdasarkan sudut pandang keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Bukan hanya mendasarkan pada kecanggilan ilmu pengetahuan, keuletan usaha dan logika matematis semata. Apalagi mengandalkan pada hal-hal yang berbau kesyirikan. Inilah tuntunan Islam. Semua bencana pasti atas kehendak dan campur tangan dari Allah SWT. Oleh karena itu bencana wajib disikapi dengan keimanan dan ketakwaan yang tinggi. Khalifah Umar mencontohkan demikian.

Dengan demikian, konsep Islam mampu mengatasi resesi ekonomi dengan solusi tuntas bukan solusi abal-abal semisal sekarang. Allah pun memilihkan pemimpin amanah dan mampu menjalankan tugasnya sebagai pelayan sekaligus pelindung manusia sekalian.