Mendidik Anak
Masa kanak-kanak adalah periode hidup manusia yang sangat fundamental, di masa inilah dasar-dasar kecerdasan dan kepribadian dibangun. Proses yang dilalui di masa kanak-kanak akan menentukan kelak di masa dewasa. Sangat tepat jika dikatakan, masa kanak-kanak adalah masa yang sangat vital bagi penentuan arah hidup manusia. Karenanya merupakan keharusan untuk memperhatikan dan mempersiapkan strategi pengasuhan dan pendidikan yang baik dan tepat, sehingga terwujud generasi masa depan yang berkualitas.

Kepribadian anak tidak akan sempurna kecuali jika diarahkan, dibina dan dibimbing dari segala aspeknya. Masa kanak-kanak mempunyai keistimewaan berupa kelenturan, kesucian dan fitrah, dimana pada masa ini seseorang dapat menanamkan hal-hal baik dalam jiwanya. Jika dibangun dengan penjagaan, bimbingan dan arahan yang baik, ia akan menjadi sosok yang kokoh kepribadiannya. Karenanya, penanaman akidah, kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya, Alquran dan hadis-hadis Rasul harus dilakukan sejak dini.

Tidak sedikit di antara kita, para orang tua lebih memperhatikan aspek intelektual atau pola pikir (aqliyah) dan melupakan sisi perasaan dan kejiwaan (nafsiyah) anak dalam pembentukan kepribadiannya. Sehingga seringkali yang dilakukan adalah menegur si anak ketika melakukan kesalahan dan jarang sekali memberikan penghargaan kepada anak ketika ia berprestasi. Padahal perasaan dan kejiwaan anak merupakan hal penting pula.

Rasulullah memberikan banyak teladan dalam pergaulannya dengan anak-anak. Beliau senantiasa menunjukkan kasih sayangnya secara seimbang. Perwujudan kasih sayang beliau kadang dalam bentuk penghargaan, teguran halus atau hukuman sesuai dengan usia dan keadaan anak. Penghargaan diberikan Rasulullah kadang dalam bentuk hadiah kurma misalnya, kadang kecupan, belaian atau pelukan. Tapi Rasulullah pun tidak segan-segan memberikan hukuman terhadap anak ketika melakukan kesalahan.

Kecupan berperan efektif dalam menggerakkan perasaan dan kejiwaan anak, dapat menenangkan gelombang amarahnya, merupakan cahaya yang akan menerangi hati sang anak, melonggarkan dadanya serta akan menambah hangatnya interaksi diri dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Pemberian hadiah berpengaruh baik terhadap jiwa anak asalkan tidak berlebihan.

Demikianlah, Rasulullah telah mengajarkan kepada kita bagaimana menghargai dan membahagiakan anak-anak dalam rangka mendidik perasaan dan kecenderungannya, dengan memberikan penghargaan berupa pujian, belaian kasih sayang, menciumnya, mengusap kepalanya dan memberi hadiah.