Jalan Dakwah Rasul (2)
Dakwah itu ibarat darah dalam tubuh manusia. Dia harus terus mengalir dan berjalan, tidak boleh berhenti, walau sesaat. Mengalirnya darah menjadi ciri kehidupan. Berhentinya aliran darah pertanda kematian. Begitupun dengan dakwah. Dia tidak boleh berhenti walau sebentar. Dengan dakwah manusia mengenal Rabb-nya. Dengan dakwah manusia mengetahui dan menjalankan syariat-Nya. Dengan dakwah manusia bisa membedakan mana yang benar dan salah, mana yang hak dan batil, mana yang terpuji dan tercela. Dengan dakwah manusia yang tersesat bisa kembali ke jalan Allah.

Dakwah adalah perintah Allah SWT., bukan titah manusia. Dakwah harus mengikuti contoh Rasulullah saw., bukan kemauan penguasa. Dakwah yang haq pasti mengalami penentangan dan permusuhan.

Teladan Rasul SAW. bukan hanya dalam aspek akidah, spiritual, moral dan sosial saja. Beliau juga memberikan teladan kepemimpinan dalam bernegara, berpolitik dalam dan luar negeri, menjalankan pemerintahan, menerapkan hukum dan menyelesaikan persengketaan. Teladan Rasul SAW. dalam semua aspek itu harus kita contoh. Kita harus berusaha merealisasikan keteladanan beliau di dalam menjalani hidup dan mengelola kehidupan.
Maka dari itu, kita harus total menjadikan Rasulullah SAW. sebagai panutan dan suri teladan dalam segala aspek, baik dalam aspek individu, keluarga maupun negara.

Salah satu aspek teladan Rasul SAW. yang saat ini penting untuk diaktualisasikan adalah teladan kepemimpinan Rasul SAW. Teladan kepemimpinan Rasul SAW. itu, ketika diaktualisasikan di tengah kehidupan, akan bisa menyelesaikan problem-problem yang mendera masyarakat modern ini, sekaligus membawa pada kehidupan yang dipenuhi ketenteraman dan berkah. Bagi kita, kaum Muslim, hal itu tentu kita yakini seiring dengan keyakinan kita terhadap Islam yang Rasul SAW. bawa kepada kita.

Rasulullah Muhammad SAW. bukan hanya pemimpin spiritual (za’îm rûhi), tetapi juga pemimpin politik (za’îm siyâsi). Dalam konteks saat ini, beliau dapat disebut sebagai pemimpin negara (ra’îs ad-dawlah).

Semua keteladanan Nabi SAW. itu harus diteladani secara totalitas, termasuk keteladanan dalam kepemimpinan. Meneladani kepemimpinan Nabi SAW. bukan hanya meneladani beliau sebagai sosok pemimpin, tetapi juga meneladani dan merealisasikan sistem yang beliau gariskan dan contohkan, yaitu sistem Islam, melalui penerapan syariah Islam secara menyeluruh.